"Akh! Sa-sakit," rintih seorang wanita yang sedang meringkuk di lantai dingin dan kotor. Di depan nya ada seorang lelaki yang sedang menginjak lengan wanita itu.
"Bagaimana rasanya? Enak?" Tanya lelaki itu sambil memandang remeh wanita yang sedang kesakitan.
"Dasar bajingan! Saya benar-benar menyesal menikah dengan bajingan seperti mu!" Umpat wanita itu sambil memandang geram lelaki yang ada dihadapan nya.
"Hahahaha, sayang. Baru sadar aku seorang bajingan hm?" Lelaki itu bertanya sambil mencengkram erat dagu wanita yang sedang menahan rintihan.
"Sialan! Akhh," Sakit itulah yang dirasakan wanita yang kini menatap nanar suami nya, mengapa? Padahal dia sudah percaya kepada lelaki yang berstatus sebagai suami nya ini. Walaupun dia tidak mencintai nya, tetap saja dia tidak suka orang berkhianat kepada nya!
"Ke-kenapa?"
"Kau masih bertanya kenapa hah?! Jelas saja saya mau nikah dengan mu karena harta mu itu hahahaha, kau pikir ada orang yang mau menikahimu saat dia tau kau sedang mengandung anak pria lain hah?!" Geram lelaki itu, "Aku tidak pernah mencintaimu sialan!"
"Hahahaha, kau pikir aku mencintaimu hah? Aku menikah dengan mu karena terpaksa bodoh, jika saja suami ku tidak meninggal aku tidak akan sudi mengenal mu apalagi menikah dengan mu! Cangkam itu."
Bugh
Karena geram dia menendang wanita sialan di hadapan nya ini, dia mencengkram dagu nya kuat-kuat, "Kau! Berani sekali kau berbicara seperti itu."
Memandang dengan sorot mata dingin, wanita itu dengan lantang berbicara, "Memangnya siapa kau hah?! Tentu saja saya berani berbicara seperti itu apalagi dihadapan banci sepertimu." Ucapnya dengan senyum mengejek terpantri diwajah cantik nya.
"Sialan! Akan ku bunuh kau jalang!" Teriak lelaki itu dengan tangan yang sudah terkepal erat dan wajah memerah menahan emosi yang sudah meledak-ledak sedari tadi, dia meninggalkan wanita itu di tempat kotor nan dingin.
Namun, sebelum pria itu benar-benar pergi, wanita yang sedari tadi disiksa oleh nya berbicara dengan lantang, "Jika kau berani membunuh ku, Anak ku akan membalaskan semua dendam ku bajingan!" Pria itu hanya mengabaikan nya dan berlalu dengan wajah emosi.
Dengan emosi dia membanting pintu dengan suara yang nyaring, seorang wanita dengan pakaian tipis seatas paha tanpa lengan mendekat ke arah pria nya, "Ada apa sayang?" Tanya nya dengan suara dibuat buat menjadi lembut.
"Jalang itu, dia sudah berani sekarang bahkan dia mengancamku!" Ujar pria yang sedari tadi menahan emosi itu.
"Jalang sialan itu mengancam mu? Sial! Kita harus segera melenyapkan nya." Geram wanita itu sambil menenangkan pria nya.
"Ya, aku akan segera membunuhnya!"
"Ah ya, dimana anak jalang itu? Pastikan dia tidak ada disekitar ku, aku tidak sudi se rumah dengan nya." Ucapnya.
"Tenang aja sayang, anak itu akan aku buang hahaha, anak itu akan ku pastikan hidup menderita."
"Bagus Ria, kau memang bisa diandalkan."
"Hm, jadi sayang bagaimana kalau kita sekarang bersenang-senang?" Ucap wanita bernama Ria itu sambil mengalungkan tangan nya ke leher pria itu.
"Kau benar sayang, kau memang selalu mengerti diriku." Ucap pria misterius itu, dia menarik pinggang wanita nya agar mendekat lalu tanpa aba-aba, dia mencium nya.
"Eughh" Erangan itu keluar dari mulut wanita bernama Ria, dan membuat pria itu tambah bersemangat untuk terus mencium wanita-nya.
Lalu ciuman turun ke leher jenjang nya, dan pria itu membawa Ria ke ranjang yang ada di ruangan itu.
You know lah ekhem ekhem.
Tanpa mereka sadari, ada seorang anak berusia 5 tahun yang melihat semua itu. Tangan anak itu terkepal erat menahan amarah, ia tau dan mengerti apa yang sedang terjadi.
"Awas saja kalian, aku tidak akan pernah melepaskan mu bajingan. Akan ku balas semua penderitaan keluarga ku." tekadnya dalam hati.
Happy reading!
Semoga suka ya! Enjoy hihi. Btw salam kenal semua, kalian bisa panggil saya iel.
KAMU SEDANG MEMBACA
VELICE [Velicia & Alice]
Novela JuvenilCover by pinterest [Plagiat jauh-jauh deh! bulan puasa masih aja nyari dosa. Punya otak kan buat mikir? nyari ide ga gampang Cok.] 2 gadis cantik bernama Velicia Agatha Pricilla dan Alice Aristha, gadis yang tidak takut apapun. Canda, mereka m...