Typo bertebaran!
Pencet bintangnya dulu yuk sebelum lanjut bacanya!_•°°•_
'Bukannya aku gak punya teman atau sahabat. Tapi setiap kali aku merasa bahwa dia adalah sahabatku, dia adalah temanku. Ternyata tiba-tiba mereka menghilang dan mereka mencampakaku begitu saja'
_•°°•_
"Temen?" tanya Bila lagi. Rissa menggeleng sebagai jawabannya. Bila menundukkan kepalanya, dia merasa bersalah. Selama ini dia tidak pernah tau apa yang dirasakan kakaknya.
Bila mengangkat kepalanya dan menatap Rissa sendu, kemudian dia bertanya, "Kenapa?" Rissa mengendikkan bahunya acuh. Dia kembali menikmati es cokelatnya, melupakan kejadian yang terjadi saat ini.
"Kenapa Bila peduli? Bukanya biasanya kita gak sedeket ini?" tanya Rissa dengan nada sinis.
Bila meraih tangan kakaknya dan menatap Rissa sendu. "Maaf, Bila baru bisa deket sama kakak. Bila bener-bener gak bermaksud buat jauhin kakak. Bila-" ucapnya terpotong ketika Rissa melepaskan pegangan tangannya.
"Kakak tau, tapi bukanya lebih baik kalau kita kayak dulu aja?" ucap Rissa lirih. Jujur dia senang, karena Bila berusaha mendekatinya. Tapi, seakan ada tembok tak kasat mata yang membuatnya enggan untuk berdekatan dengan adiknya. Selain itu, dia tidak mau kalau ayahnya nanti akan memarahi adiknya.
"Loh? Kita itu kakak adik. Kenapa harus kayak orang asing? Maafin Bila, dulu Bila belum bisa berpikir dewasa," ujar Bila sambil menahan air matanya. Dia menatap Rissa dengan air mata yang sudah ada di pelupuk matanya. Rissa membuang pandangannya. Dia tidak tega melihat Bila seperti ini. Gadis manis itu merasa ada sesuatu yang aneh dalam dadanya. Dia merasa ada sesuatu yang membuatnya sesak ketika melihat adiknya menangis. Bagaimanapun juga Bila itu adiknya. Tapi dia juga tidak mau ayah mereka akan marah.
"Kakak gak bisa," lirih Rissa sambil terus mengalihkan pandangannya dari Bila.
"Gak apa-apa. Tapi Bila tetep boleh kan main sama kakak? Bila butuh saudari perempuan Bila. Bila pengen kayak kakak adik di luar sana. Bila pengen cerita banyak hal ke kakak. Bila pengen jalan-jalan, belajar, foto bareng kakak," ucap Bila disertai dengan air mata yang sudah membanjiri wajah imutnya.
Rissa juga ingin merasakan apa yang adiknya katakan. Tak terasa air matanya sudah membanjiri wajah manisnya. Rissa segera menghapus air matanya dan menatap Bila yang sedang menunduk dengan bahu bergetar.
"Bila, jangan nangis! Kakak gak suka liat adik kakak nangis!" ucap Rissa sendu. Wajah manisnya itu terlihat sangat mendambakan hubungan kakak adik seperti orang di luar sana.
KAMU SEDANG MEMBACA
Inoubliable (SLOW UPDATE)
عاطفية"Aku tau hidupmu pasti berat, sampai kamu memutuskan untuk meninggalkan dunia secepat ini, tapi aku yakin kamu bisa lebih kuat dari saat ini," ucap laki-laki jakung itu sambil menatapnya dalam, "tapi, bukankah menjalani hidup lebih baik daripada tid...