Part 17 = Pembalasan

12.4K 1.3K 38
                                    

HAI-HAI AKU KEMBALI HADIR. SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA BAGI YANG MENJALANKAN😊😊

ADA YANG NUNGGUIN NGGAK HEHEHE

LANGSUNG AJA YAH. KALAU ADA YANG TYPO, MOHON MAAF




💙HAPPY READING💙












Seketika keadaan kantin sunyi senyap bak kuburan. Khususnya di meja Ava dkk. Ava sendiri pun terlihat tidak peduli dengan kehadiran orang yang kini sudah duduk di depannya. Sementara Pandu dan Yuda pun merasa canggung dengan suasana sekarang. Monica dan Rama yang merasa jengah dengan suasana sunyi pun membuka suara.

"Diem-diem bae," celetuk Monica.

"Hooh, ada yang canggung tapi bukan mantan," celetuk Rama yang membuat orang di depan Ava menatapnya tajam.

"Santai aja kali Pak matanya. Saya tahu kok kalau saya ini tampan kaya member NCT," ucap Rama yang membuat semua orang yang mendengarnya mual.

"Ganteng? Ngaca!! Mata masih ada beleknya ngaku ganteng. Malu sama upilnya NCT," ucap orang itu yang membuat Rama langsung mengambil cermin di tasnya yang membuat Monica yang melihatnya melongo.

"Anjir!! Rama tas lo isinya kaya tas cewek. Lo mau kuliah atau mau jual diri?" tanya Monica heboh yang membuat semuanya terkejut. Rama pun menatap Monica tajam saat gadis itu dengan seenak jidatnya memegang dua skincare mahalnya.

"Heh lepasin tangan berdebu lo dari skincare mahal gue," ucap Rama kesal.

"Lo banyak amat bawa skincare, Ram. Lo sales skincare yah?" tanya Monica polos.

"Sembarangan, orang seganteng gue jadi sales. Muka gue harus bersinar setiap saat apalagi saat dengan my honey bunny Ava gue harus perfect. Emangnya lo yang pakai minyak jelantah," ucap Rama yang membuat Monica kesal lalu melempar skincare Rama.

"Heh tikus got!! asal lo tahu yah skincare gue lebih mahal daripada lo. Gue sengaja aja nggak mau pamer. Kalau gue pamer bisa-bisa ginjal lo bergetar karena harganya yang selangit," ucap Monica menggebu- ngebu.

"Anjir tikus got. Dasar bekantan," ucap Rama.

"Apa lo. . . ."

"Kalau mau baku hantam silakan ke lapangan!" seru Ava yang sudah jengah. Seketika Monica dan Rama langsung duduk diam di meja masing-masing dengan tangan dilipat di meja yang membuat semua orang yang melihat kelakuan keduanya terkekeh.

"Kenapa berhenti debatnya? Seru loh padahal?" goda Yuda yang membuat Monica dan Rama mendelik.

"Diam lo!!" seru Monica dan Rama bersamaan yang membuat Yuda dan yang lain tertawa. Sementara Ava hanya diam sambil menikmati mienya yang belum habis. di tengah asiknya Ava menikmati mienya yang sudah hampir habis, tiba-tiba ada seseorang yang menyiram kepalanya yang membuat dirinya seketika terdiam. Sementara teman-teman Ava pun memekik karena melihat Ava yang sudah basah kuyup.

"Gimana? Enak? Kuah mie lo jadi banyak lagi dong dengan perasa air cucian piring," ucap seseorang yang tak lain adalah Ratu. Orang yang duduk di depan Ava pun terkejut dan tak sempat mencegah karena hal itu terjadi begitu saja.

"RRRAAATTUUUUU!!" teriak Pandu dengan emosi yang membuat penghuni kampus tak berani berkutik.

"Kenapa? Lo nggak terima hah kalau kekasih kesayangan lo gue siram," ucap Ratu menatap Pandu sinis.

"Lo. . . ."

"Itu balasan buat dia karena kemarin dia buat gue malu," ucap Ratu emosi. Ava hanya diam dalam duduknya. Hingga semua orang terkejut dengan suara tamparan yang begitu keras yang membuat siapa saja bergidik ngeri melihatnya.

"Lo adalah makhluk yang memuakkan yang pernah ada dimuka bumi."

***

Suasana danau di sore hari begitu menenangkan. Begitu pun dengan orang yang kini tengah duduk di tepi danau begitu menikmati suasana danau. Sudah hampir setengah jam yang lalu mereka duduk tanpa adanya percakapan. Hingga salah satu di antara mereka menghela napas pelan.

"Kenapa nggak dilawan?" tanya orang itu yang tak lain adalah Gavin. Sementara orang di sampingnya menghela napas.

"Terkadang orang lebih membela tersangka daripada orang yang jelas-jelas adalah korban," ucapnya yang membuat mata Gavin berkedip beberapa kali.

"Ini kata terpanjang kamu sama saya Ava," ucap Gavin terkejut yang membuat Ava hanya menatap datar Gavin.

"Santai aja kali mukanya Va, saya dosen kamu loh," ucap Gavin.

"Terus?"

"Kamu mau nilai kamu jadi E kalau natap dosen kaya gitu?" tanya Gavin. Sebenarnya Gavin hanya mengetes Ava apakah gadis di depannya takut atau tidak.

"Saya kuliah bayar dan uang itu untuk gajih anda. Kalau anda memberi saya nilai E, mending anda tidak perlu ambil gajih anda," ucap Ava yang membuat Gavin melongo.

"Kenapa gitu? Bukannya gajih saya yang kasih dari pihak kampus?" tanya Gavin tak terima.

"Anda pikir kampus dapat uang darimana? Ngepet?" tanya Ava kesal.

"Negara ini 'kan biaya pendidikan sudah disediakan sama pemerintah," ucap Gavin tak mau kalah.

"Anda mahasiswa atau dosen. uang pendidikan ya untuk mahasiswa. Uang mahasiswa ya buat bayar dosen. anda kira di dunia ini gratis? Oksigen di rumah sakit saja bayar nggak gratis," ucap Ava yang membuat Gavin kalah telak. Namun diam-diam Gavin senang karena Ava banyak bicara dengannya.

"Saya minta maaf," ucap Gavin yang tiba-tiba mengalihkan pembicaraan.

"Maaf soal ap. . . ."

"Kalian ngapain disini?" tanya seseorang yang membuat Ava dan Gavin menoleh dan seketika itu pula Gavin terkejut.

"Kamu."

BERSAMBUNG. . .

SIAPA TUH YANG MERGOKIN HEHEHE

MAAF BARU BISA KARENA AKU SEDIKIT SIBUK LAGI MENGERJAKAN SESUATU HEHEHE

JANGAN LUPA BACA, VOTE DAN KOMEN

TERIMA GAJAH😄😄😄
14 APRIL 2021

Di Rebutin Dosen [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang