•03•

5 2 2
                                    

Typo bertebaran!
Pencet bintangnya dulu yuk!

_•°°•_

'Sering kali, justru orang tualah yang memutuskan harapan anak-anak mereka sendiri'

_•°°•_

Bila terus berdiri di depan pintu UGD, badannya masih penuh oleh darah Rissa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Bila terus berdiri di depan pintu UGD, badannya masih penuh oleh darah Rissa. Malam itu terasa sangat mencekam. Bila di rumah sakit hanya dengan beberapa orang yang tadi membantu kakaknya ke rumah sakit. Kedua orang tuanya belum juga datang ke rumah sakit.

"Dengan keluarga korban atas nama Clarissa?" tanya seorang perawat yang baru saja keluar dari ruang UGD.

"Saya adiknya," sahut Bila.

"Apa orang tua adik belum datang?" tanya perawat tersebut. Bila menggelengkan kepalanya dan terus menatap ke arah perawat dan dalam ruangan UGD dengan wajah khawatir.

"Tapi dokter perlu berbicara dengan orang tua adik. Karena ini sangat penting," ucap perawat itu. Bila menggigiti jarinya gugup.

"Me-mereka lagi di jalan kok, Sus," sahut Bila, "apa keadaan kakak saya parah?" lanjutnya lirih.

Perawat itu tersenyum lembut, "Dokter pasti melakukan yang terbaik, kita hanya bisa berdoa kepada Tuhan, semoga tidak terjadi hal yang tidak diinginkan," ucap perawat tersebut.

Bila menganggukkan kepalanya lesu dan menatap tubuh perawat tadi yang menghilang di balik ruang UGD. Bila tidak henti-hentinya melantunkan doanya untuk kebaikan sang kakak.

"Gimana keadaan Risa, Bila?"  Bila langsung membalikkan tubuhnya dan melihat kedua orang tuanya yang baru saja tiba di rumah sakit. "Tadi dokter mau ketemu ayah sama bunda," sahut Bila.

Cit

Tidak lama, pintu UGD terbuka dan menampilkan dokter yang menangani Rissa. "Dengan orang tua dari Clarissa?" tanya dokter itu.

"Iya saya, Dok. Bagaiman keadaan Rissa?" tanya Bima.

"Mari ikut saya ke ruangan, Pak, Bu," ucap Dokter Mila. Bima dan Rere mengikuti perintah Dokter Mila.

Bima dan Rere kini duduk di hadapan Dokter Mila. Raut wajah Dokter Mila terlihat sangat serius, membuat Bima dan Rere khawatir.

"Bagaimana kondisinya?" tanya Bima hati-hati.
Dokter Mila menarik napasnya panjang. Kedua tangannya saling bertaut di atas meja kerjanya.

"Untuk mengetahui kondisi lebih lanjutnya kami perlu melakukan pemeriksaan radiologi. Kami khawatir ada luka pada bagian organ dalam pasien, karena dari berita yang saya dapat tabrakan yang didapat cukup keras," ujar Dokter Mila.

Inoubliable (SLOW UPDATE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang