6| venganza 1

16 4 0
                                    

Jam sudah menunjukan pukul 12 siang. Ditengah teriknya matahari tepat disudut kota seoul sepasang sahabat sedang menikmati makan siangnya sambil beberapa kali berbincang. Membicarakan beberapa rencana yang akan dilakukan keduanya.

"Sudah ku katakan padamu, mengadulah jika kau ingin mengadu"

"Aku pikir aku bisa mengatasinya sana-yaa"

"Tidak. Jelas kau tidak bisa mengatasi masalah ini jika tanpa bantuanku. Kau ini bodoh asal kau tau"

"Wanita sialan"

Meskipun terik mentari menerpa kulit keduanya. Namun kedua kaki itu tak urung menuntun keduanya untuk melanjutkan perjalananya setelah berhasil mendapat energi.
Sudah lama semenjak mereka menyelesaikan pendidikan, akhirnya mereka bisa merasakan kembali berjalan bersama seperti dahulu.

Kembali ia melihat beberapa mobil dan beberapa orang yang berlalu lalang ditengah teriknya matahari sembari menunggu lampu merah itu berubah menjadi hijau pertanda ia harus melanjutkan langkahnya.

Suasana hatinya sedang baik saat ini, mengingat perbincangan yang tadi ia bicarakan bersama sahabat gilanya itu membuat siang nya menjadi lebih baik daripada pagi tadi.

"Katakan apa yang ingin kau katakan. Jangan bersembunyi lagi dariku. Hanya aku yang kau punya saat ini Minju-yaa" ujar Im Sana dengan mata yang menatap lurus kearah sahabatnya.

Maniknya berputar guna melihat sahabatnya itu. Sembari memberi senyum manis itu yang nyatanya terlihat mengerikan dimata Im Sana.

"Ada apa dengan senyuman itu? Aku merinding.."

"Aku tau kau perduli padaku. Terimakasih untuk itu. Namun kau tau siapa diriku, Jangan khawatir, aku bisa menahannya sebaik mungkin."

Sesampainya didalam bangunan yang diyakini sebagai bangunan terbesar diseoul yakni milik kekasihnya Park Chanyeol. Dengan suara heels yang menggema Lee Minju menuju ruangan prianya sambil menerbitkan senyum yang Im Sana pahami bukan senyuman biasa melainkan senyum tanda peperangan.

Membuka kedua pintu ia melihat kearah kekasihnya yang masih berkutat dengan barang miliknya. Prianya masih menggerakan beberapa jarinya tanda dia sedang mengerjakan beberapa berkas perusahaan.

"Apa kau sibuk?" Tanya Lee Minju

"Eoh,.. aku tak mendengar suara pintu terbuka"

"Itu karna kau sibuk sendiri tuan Park" jawab Im Sana sambil melipat kedua tangan didepan dada.

"Hmm,.. kau benar nona Im. seperti yang kau lihat aku sedang sibuk saat ini.."

"Selain sibuk mengurus perusahaan, rupanya kau sibuk mengurus wanita lain. Bukan begitu sahabatku?" Sambil menerbitkan smirk Im Sana berusaha membuka celah.

"Jangan terlalu kasar. Dia bisa paham jika kau mengatakannya terlalu tepat"

"Memang apa yang sedang kalian rencanakan?" Tanya Park Chanyeol yang berbuah kedikan bahu oleh kedua wanita itu.

"Lihat saja nanti tuan Park bajingan Chanyeol" jawab Im Sana setengah kasar.

--

"Berhenti menatap ponselmu itu dan lihat lah aku sayang.." sambil memajukan bibirnya Park Chanyeol berusaha mengambil alih fokus Lee Minju terhadap ponselnya.

Biasanya Park Chanyeol akan bersikap
Manja jika kebutuhan biologisnya sedang mengambil alih tubuhnya. Namun akhir-akhir ini berbeda, ia lebih sering menunjukan sikap manjanya kepada Lee Minju tanpa malu.

"Sebentar aku sedang memilih beberapa barang untuk koleksi terbaruku" jawab Lee minju acuh.

"Hey kalian berdua, Berhentilah bersikap sok manis dihadapanku. rasanya aku ingin memuntahkan isi perutku."

"Dan untuk kau Park Chanyeol, sejak kapan kau begitu manja?" Sambung wanita Im itu.

"Berhenti mencampuri urusan percintaan orang lain. Pergilah berkencan Im Sana, kau sudah terlihat menua" ejek Park Chanyeol.

"Sialan,.. buka matamu lebar-lebar tuan Park. tidakkah aku begitu sexy dan,--"

"Menyebalkan" jawab Park Chanyeol cepat.

"Heish, selamatkan priamu sebelum aku menghabisinya" ancam Im Sana pada sahabatnya.

Tak lama setelah perdebatan kedua manusia itu, pintu utama terbuka tanda seseorang telah membukanya dari luar. Menampilkan seseorang yang telah Lee Minju tunggu.

Berusaha mengontrol wajah terkejutnya, Elleanor mencoba acuh pada kedua wanita yang sedang memperhatikannya.

"Ini berkasnya tuan, mohon untuk ditanda tangani segera." ucap Elleanor memecah keheningan.

"Dari sekian juta manusia didunia ini, mengapa jenis wanita seperti ini yang kau pilih sebagai selingkuhanmu tuan Park?" Tanya Im Sana yang Dibalas membesarnya pupil mata milik kekasih sahabatnya itu.

"Berhenti berbicara omong kosong nona Im." sembari mengontrol ekspresi marahnya pria itu berjalan mendekati Im Sana yang sibuk memilin kuku cantiknya.

Tak tinggal diam, Lee Minju ikut bergabung
"Sebelumnya kau memilih jenis wanita dengan standar tinggi. Mengapa sekarang kau menurunkan standarmu sayang?"

Dan saat manik itu berputar pada asal suara, ditatapnya sosok Lee Minju dengan Senyum yang terbit dikedua bibir manis itu. Tiba-tiba rasa bersalah kembali menyerang Pria itu setelah perkataan kekasihnya terdengar dirungunya.

'Sebelumnya' katanya. Perkataan itu cukup menyadarkan Park Chanyeol tentang seberapa sering ia mengkhianati Lee Minju.

--

• [spanyol] Venganza = pembalasan

Haii semua! Long time no c yaa xixi sorry bgt aku baru update krn ada bbrp urusan irl yang harus aku kerjain secepatnya.

Mengenai cerita Mungkin disini banyak yang bingung.
"Loh ko maju mundur gini?" Iya gais aku masi mau narik Ulur chanyeol disini makanya aku bikin dia selemah itu hahahaha.
Soon aku bakal bikin chanyeol galau gimana?
Iyaa plis▫️
Jangan dong▫️

Btw selamat menunaikan ibadah puasa untuk yang menjalankan💖
Jangan lupa vomet and stay safe semua💖
-Rara-

POISON [PCY]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang