P A R T 21

9 3 0
                                    

Selamat dan semangat berpuasa!
Jangan lupa VoMent💙

Enjoy!

☆☆☆

Hari ini kelas XI IPA 3 sedang ramai karena memang guru yang mengajar berhalangan untuk datang dan tidak memberikan tugas apapun. Hal ini tentu saja di manfaatkan dengan baik oleh semua siswa XI IPA 3.

"Eh kalian udah pada nentuin lagu belum?" tanya Putri memecah keheningan. Sendari tadi empat gadis ini hanya bermain ponsel. Sibuk menyelam di dunia nya masing-masing.

Bulan mendongak menatap Putri dengan air muka bertanya. "Lagu?,"

"Iya. Buat tugasnya Bu Ika."

"Astaga! Gue lupa," ujar Bulan menepuk dahinya.

Gisha dan Silvia saling pandang. Berusaha mengingat tugas yang di maksud Putri barusan.

"Anjir iya gue juga baru ingat sekarang," Silvia ikut menepuk dahinya.

"Aduh mana gue sama Bintang kecoa lagi. Gue mana bisa nyanyi bareng dia. Tiap ketemu aja rasa nya kesal dan berakhir dengan berdebat terue."

"Lo semua belum diskusi sama teman duet nya?" tanya Putri.

Bulan, Gisha dan Silvia kompak menggelengkan kepala.

"Hm sama sih, gue juga belum,"

Bulan sedikit melirik ke arah Bintang. Membayangkan bagaimana stress nya dia untuk tugas yang satu ini.

"Eh Bulan sabit! Lo kenapa liatin gue kayak gitu? Terpesona ya lo sama ketampanan gue?" ujar Bintang membuyarkan lamunan Bulan.

"Dih apaan sih lo! PD abis!" ujar Bulan mengalihkan pandangannya ke sembarang arah.

☆☆☆

Kelvin kini tengah berada di kantin bersama ketiga sahabatnya. Setelah satu jam berada di dalam kelas dan mulai merasa bosan, akhirnya mereka memutuskan untuk pergi ke kantin saja. Dan tentu ini semua adalah usulan dari Rio. Si pakboi yang budiman.

Dirasa ponsel nya bergetar, Kelvin segera mengambil benda pipih itu, mengeluarkan nya dari saku celana.

Ia mengerutkan alis nya bingung ketika melihat sebuah nomor yang tak di kenal mengirim nya sebuah pesan.

+62 8121xxxxxxx
Es batu! Untuk tugas Bu Ika minggu depan. Lo hafalkan lagu yang gue kirim nanti. Dalam dua hari lo harus sudah hafal lagunya. Sehari sebelum tes gue mau kita latihan dulu.

Kelvin tak langsung menjawab pesan tersebut. Ia mencoba menerka-nerka siapa pengirim pesan tersebut. Kelvin yakin si pengirim adalah teman sekelasnya. Ia bahkan tak mengingat tugas apa yang di maksud si pengirim? Se-ingatnya ia sudah mengerjakan semua tugas sekolahnya.

Tak ingin memusingkan hal tersebut, Kelvin kembali memasukkan ponselnya ke dalam saku celana tanpa berniat untuk membalasnya.

KELVINOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang