3. Para Tetangga

117 23 3
                                    

Happy Reading⛆⛆⛆







Umji berbaring dikasurnya sambil terus menatap langit-langit kamar dengan tatapan kosong, suara petir membuatnya menarik selimutnya sampai menutupi seluruh tubuh juga wajahnya.

"Aku tidak bisa memikirkan apapun" gumam Umji dan dia menutup matanya sampai suara Sowon terdengar dan membuatnya terkejut sambil membuka selimut.

"Umji-yaa..." ujar Sowon masuk kedalam kamar Umji.

"Umji-yaa apa kau takut ? Haruskan aku tidur denganmu" khawatir Sowon sambil duduk dipinggir kasur Umji.

"Kau berkeringat" ujarnya dan menghapus keringat Umji dengan tangannya.

"Kau takut ?" Tanyanya lagi dan Umji menatapnya polos sambil mengangguk.

"Aku akan memelukmu sampai kau tidur" naik Sowon kekasur itu dan masuk keselimut Umji lalu memeluknya.

"Eonni bagaimana dengan pekerjaanmu" oceh Umji matanya hampir tertutup karena pelukan nyaman Sowon namun mulutnya masih bicara.

"Semuanya lancar"

"Untungnya kau punya 2 pekerjaan, setelah kehilangan toserba kau masih bisa bekerja ditempat Ny. Yoon" ujar Umji dan mendengar itu Sowon tersenyum kecil.

"Sedangkan aku menjadi pengangguran" lanjutnya.

"Ini hanya waktu untukmu beristirahat" ujar Sowon dan Umji mengangguk matanya benar-benar menutup dengan nafas teraturnya.

"Mimpi indah Umji-yaa" ujar Sowon dan ikut menutup matanya tanpa melepas pelukannya dan tidur bersama.

.
.
.

Umji menyiapkan banyak kue besar, dia ingin menyapa tetangga-tengganya hari ini setelah pindah dia belum menyapa sedikitpun dan hari ini lah saatnya.

Umji sedikit membuka pintu rubanah dan mengintip lemari pintu masuk keruang bawah tanah Jungkook, namun dia tak melihat apapun dia mengurungkan niatnya untuk masuk kedalam.

"Apa yang kupikirkan ?" Ocehnya sendiri.

"Apa dia sudah sarapan ? Bagaimana dia makan ? Apa dia hanya makan ramen, itu tidak baik" gumam Umji.

"Yakk Umji !!! kenapa kau memikirkannya ?" Marahnya pada dirinya sendiri.

Akhirnya Umji keluar dengan nampan berisi beberapa kotak kue berasnya, dia menuju rumah disampingnya dan seorang wanita paruh baya membukakannya pintu setelah dia melewati pagar yang terbuka begitu saja.

"Annyeonghaseo, aku baru pindah kedaerah ini" sapa Umji.

"Kau yang tinggal di unit 203 ?" Ujar wanita itu dan Umji menangguk.

"Masuklah" ramah wanita itu sambil menarik lengan Umji dan membuatnya duduk di sofa ruang tamunya.

"Ini" ujar Umji sambil menyerahkan kue berasnya.

"Woah, ini sangat cantik. Apa kau membuatnya sendiri ?"

"Nde, maaf jika tidak enak" ragu Umji.

"Boleh aku mencobanya ?" Ujarnya dan Umji mengangguk.

Wanita itu memakannya dan membuat wajah senang, dia bilang itu sangat enak dan membuat Umji tersipu atas pujiannya.

"Kau Kim Umji ?" Tanya Wanita itu dan Umji sedikit terkejut karena wanita itu tahu namanya.

"Wonwoo menceritakannya beberapa hari lalu, tentang pemilik unit 203. Dia bilang Umji sangat manis dan cantik, putraku tidak bohong. Umji memang sangat cantik" pujinya.

-Red Umbrella-Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang