5-Kejutan yang tak terduga

162 79 43
                                    

Kalau suka sama cerita ini jangan lupa kasih voment

Happy Reading

👑👑👑

“Bunda jangan kasih tau dia kalau Ratu masih di rumah, bilang aja Ratu udah berangkat.” Ratu masih bergelung dengan selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Bertemu Raja untuk saat ini tidak akan pernah Ratu lakukan. Dirinya masih merasa sakit hati atas kejadian kemarin sekaligus merasa malu jika harus bertemu dengan Raja.

“Telat sayang. Bunda udah bilang sama Raja kalau kamu masih dikamar. Sekarang orang nya lagi nunggu kamu di bawah.” ungkap bundanya membuat Ratu segera menyingkap selimutnya.

“Ratu enggak mau ketemu dia, Bunda. Suruh pergi aja!” balas Ratu. Menatap wajah bundanya dengan memohon.

Ambar memperhatikan wajah sembab putrinya. Entah apa yang telah terjadi antara kedua anak remaja ini, Ambar tidak tahu dan putrinya juga tidak ingin memberitahunya. Pulang-pulang dalam keadaan nangis dan langsung mengurung diri dikamar, Ratu tak memberikannya kesempatan untuk bertanya sejak tadi malam.

“Raja tadi keliatan cemas banget nanyain kamu. Kalian berdua sebenernya kenapa sih, Tu?” tanya Ambar duduk di pinggir ranjang. Membuat Ratu beringsut kedalam pelukan Ambar.

“Pokok nya Ratu enggak mau ketemu Raja dulu.” Ratu mendongak menatap bundanya dengan kedua tangan masih memeluk dengan erat. “Please, bun. Raja suruh berangkat duluan aja, Ratu biar nanti berangkat sendiri. Sekarang Ratu bener-bener enggak mau ketemu sama Raja.”

“Ya udah,” Ambar membelai lembut kepala putri semata wayangnya. “Nanti bunda bilangin sama Raja biar pergi duluan. Tapi bunda juga pengen tau apa yang buat anak bunda ini nangis sampe matanya sembab gini.” kata Ambar mengusap kedua mata anaknya yang terlihat membengkak.

Ratu menghela nafas panjang terdengar lemas. “Nanti ya bun. Ratu lagi males banget bahas masalah sama Raja sekarang.”

“Iya, ya udah terserah kamu aja, sayang. Yang pasti bunda harus tau apa masalah yang buat dua anak bunda berantem kayak gini.” Ambar melepaskan pelukannya menatap Ratu penuh kasih sayang. “Ini pertama kalinya kamu nggak mau ketemu sama Raja. Selama ini kamu bahkan selalu ikutin kemana pun dia pergi. Bunda harap kalian segera selesai masalah kalian berdua, ya.”

Ambar mencium kening Ratu lembut. Setelah ayah Ratu pergi meninggalkan nya sepuluh tahun lalu, dirinya harus bisa menjadi ibu sekaligus kepala keluarga di keluarga nya. Dia menyesal karena tidak selalu ada waktu di rumah untuk anaknya. Namun sebisa mungkin ia akan selalu ada di saat Ratu membutuhkan tempat berkeluh kesah.

Ratu menekuk bibirnya, dia selalu ingin menangis jika mendapat kasih sayang yang selalu bundanya berikan mengingat bagaimana bundanya yang selama ini merawatnya sendiri. Ratu selalu di buat terharu. Walau bundanya tidak ada selalu untuknya setiap saat. Namun Ratu sangat bahagia memiliki orang tua seperti Ambar. Bundanya selalu berusaha menjadi sosok ayah sekaligus ibu untuknya.

“Love you, bund.” Ratu berkaca-kaca. Selama ini dia tau kalau dirinya selalu menyusahkan bundanya. Namun bundanya itu tidak pernah mengeluh sedikitpun. Ratu jadi menyesal mengingat dirinya yang selalu saja membantah perkataan sang bunda.

Ambar tersenyum hangat kepada Ratu.“Jangan berantem lama-lama.” pesan nya kepada Ratu. Karena dirinya tau hanya Raja lah sosok yang bisa menjadi pelindung bagi anaknya selain dirinya selama ini.

“Bunda ke bawah dulu.” pamit Ambar yang di angguki Ratu.

Sepeninggal bundanya, Ratu langsung menelungkup kan wajahnya ke dalam bantal. Ratu menjerit di bawah lipatan bantal dengan suara yang teredam di sana.

Dearest Ratu (WITH RAJA)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang