27

3.3K 345 19
                                    

Jeno turun dari kamarnya setelah Jaehyun memanggilnya karena ada kedua sepupunya yang bertandang kerumah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Jeno turun dari kamarnya setelah Jaehyun memanggilnya karena ada kedua sepupunya yang bertandang kerumah. Dua hari yang lalu akhirnya Jeno keluar kamarnya sendiri setelah samar-samar mendengar suara Mark. Johnny menyarankan Haechan untuk menelfon Mark, sedikit meminta bantuan Mark agar Jeno mau keluar atau sekedar membukakan kunci kamarnya dan ternyata cara  itu berhasil.

"Kak Doyi? Kak Winie? Tumben? Ada apa?" tanya Jeno setelah sampai diruang tengah rumahnya dan melihat kedua sepupu yang sangat disayanginya ada didepan matanya. Dengan cepat Jeno berlari menuju Doyoung dan Winwin, memeluk keduanya erat bergantian.

"Gimana kamu? Udah baikan kan?" tanya Winwin lembut saat Jeno masih setia memeluknya sambil menyingkirkan pelan anak rambut Jeno yang menutupi matanya.

"Lumayan kak Winie." jawab Jeno sambil masih menyamankan dirinya dipelukan Winwin, sedangkan Jaehyun dan Doyoung tersenyum teduh pada Jeno. Jeno bangkit dari acara memeluknya pada Winwin dan berpindah duduk pada sofa dimana Jaehyun duduk.

"Jejen, kak Doy boleh nanya?" tanya Doyoung lembut setelah dilihatnya Jeno menyamankan dirinya pada pelukan Jaehyun, sepertinya mode manja Jeno sedang aktif.

"Kak Doyi mau nanya apa?" tanya Jeno pelan, dirinya masih sedikit menyimpan rasa tak enak dalam hatinya dan juga rasa rindunya pada Mark. Doyoung mendekat, meraih tangan Jeno dan mengelus punggung tangan adik sepupunya itu lembut.

"Luka tangan Jejen ini siapa yang buat?" tanya Doyoung pelan dan lembut, berusaha sebaik mungkin tidak memantik trauma Jeno terhadap kakek mereka yang kejam.

"S-soobin." jawab Jeno terbata, tubuhnya kembali bergetar, rasa takutnya kembali meluap. Jaehyun memeluk Jeno, menenangkan adiknya dengan bisikan lembut. Winwin mendekat pada Doyoung, menepuk pelan kakak sepupunya, memberi tanda agar Doyoung tak melanjutkan pertanyaannya.

"Jejen, jujur sama kak Winie mau?" tanya Winwin sambil duduk didekat Jeno, membuat Jeno kembali memeluk Winwin erat. Jeno mengangguk didalam pelukan Winwin, membuat ketiga manusia yang lebih tua darinya tersenyum lega.

"Coba ceritain semua yang ada dihati Jejen." ucap Winwin lembut, benar-benar lembut. Winwin menggoyangkan tangan Jaehyun sekilas, meminta pada Jaehyun segelas air putih dan tisu, takut-takut Jeno akan menangis atau traumanya kembali terpancing.

"Jeje capek sama Soobin, Jeje ngga mau sama Soobin, Jejen sakit dijahatin Soobin tiap hari kak. Jejen ngga dibolehin ngobrol sering-sering sama kak Jeje. Jejen ngga dibolehin main-main sama temen-temen Jejen. Jeje ngga dibolehin telfon kakak berdua, Jejen dikekang dan Jejen ngga suka. Hiks..Jejen benci...hiks...Jejen sakit...hiks..." jelas Jejen panjang lebar dan diakhiri isak tangis juga nafas yang tersengal. Doyoung, Jaehyun dan Winwin saling lempar tatap, kekasih adik kesayangan mereka ini terlalu mengesalkan dan bisa bikin naik darah, wajar jika Johnny memberikan begitu banyak pukulan pada kekasih Jeno.

Hening.

Hanya isakan tangis Jeno yang terdengar diseluruh penjuru rumah Jaehyun dan Jeno, ketiga lelaki dewasa itu diam, membiarkan Jeno menenangkan dirinya dan menyelesaikan tangis pesakitannya. Setelah Jeno tenang, dirinya bangkit dari pelukan Winwin, menatap ketiga lelaki yang lebih tua darinya bergantian.

Tanpa Status. | Markno [1/2] ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang