" Abang sudah dulu mainnya Nak. Kita siap buka puasa dulu."
Begitu selesai mandi dan rapi Byakta segera memanggil putranya untuk berbuka bersama.
Sedari tadi sih ini bocah gembul ngakunya puasa. Tapi buka puasanya saja sering.
" Ayooo, Mama buat minum enak. Manis loh, Taya mau itu nanti." semangat sekali bocah gembul mau buka puasa, soalnya dari tadi nunggu magrib.
" Bantu Mama nggak tadi?" tanya Byakta lagi, menggandeng bocah gembul menuju ruang makan.
" Bantu dong, Taya talu meja loh. Telus bantu bawa piling juga. Banyak, Taya kasih kelual buah juga." jelasnya bangga. Taya merasa bangga dengan diri sendiri.
" Pintarnya, sudah jadi anak baik. Bantu Mama." puji Byakta bangga dengan putranya.
" Ayo kita maam. Hali ini Mama masak yummi. Banyak loh Ayah."
Taya antusias sekali buka puasa hari pertama. Banyak makanan yang dimasak oleh mama. Mana kelihatan enak semua.
Tak sabar menunggu adzan magrib.
" Taya mau apa?"
" Ayah maam apa?" bukannya menjawab bocah gembul itu malah menanyakan kembali. Melirik penuh minat piring ayahnya yang masih kosong.
" Makan kurma dulu, lalu makan buah. Nanti makan nasi habis magrib." jelas Byakta.
" Ndak maam ini?"
Taya sepertinya ingin minuman yang dibuat mamanya. Tapi kan ayah sama mama belum minum itu, malah makan kurma. Kan Taya sudah makan kurma tadi siang.
" Taya mau ini?" tawar Baheera gemas.
Entah belajar dari mana, Taya selalu meminta ijin, memberitahu, memita dulu kepada orangtuanya jika ingin melakukan entah apapun itu.
" Mau.." pekikny senang. Tangan gembulnya tak sabar meraih gelas yang berisi minuman es buah itu. Terlihat enak.
Baheera dan Byakta saling merilik gemas.
" Habis ini sholat magrib berjamaah yah?" Beritahu Byakta kemudian.
" Maam ini dulu." protesnya tak terima.
" Iya, kan Ayah bilang habis Abang minum es buahnya." Baheera menjelaskan dengan sabar.
" Taya mau maam Mama. Ndak sholat." protesnya lagi.
" Mama sama Ayah mau sholat loh, Abang berani makan sendiri?" goda Byakta menimpali protesan putranya.
Tak berkesudahan.
" Belani kok, Taya ndak takut tuh."
" Umm tapi Allah suruh kita sholat nggak? Suruh orang islam sholat nggak nak?" tanya Byakta kemudian.
Mereka seharusnya segera bergegas untuk persiapan sholat. Namun Taya masih saja betah duduk dengan es buah dihadapan.
" Allah suluh sholat kok, teman setan kalau ndak sholat." jawabnya cepat.
" Kalau Abang sudah selesai makan kita sholat yah."
" Huuh Ayah."
Bocah gembul itu tak begitu ambil pusing ajakan ayahnya. Dalam pikirannya ia harus makan dengan enak.
" Sholat lama? Talaweh?"
Setelah hening panjang Taya bertanya, takutnya suruh sholat yang panjang itu.
" Bukan, sholat yang tiga rakaat saja. Sholat magrib."
" Oke, ayo wudhu. Cuci muka, tangan sama kaki. Taya bisa kok."
" Habis sholat maam bulat-bulat yah. " pintanya menawar, Taya mau makan yang bulat-bulat itu. Isinya pasti yummi.
Kata mama ada kentang terus ada isi keju sama ayam didalamnya. Tadi mama kasih tau namanya, tapi Taya lupa." Boleh. Habis sholat yah."
Byakta membantu putrnya agar turun dari kursi makan. Menjawab dengan sabar setiap celotehannya.
" Ajak Dino wudhu Ayah. Taya ajak sholat."
Taya berlari meninggalkan untuk mengambil mainan Dino miliknya. Taya mau ajak wudhu, nanti sholat sama-sama.
Ada saja permintaannya.
Baheera dan Byakta harus sabar dan terus membujuk Taya. Menanamkan nilai agama sejak dini.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hello Nataya
Short StoryTaya datang lagi dengan cerita bertemakan Ramadhan.. Kali ini Taya mau belajar puasa, Mama sudah bilang kalau sudah Abang harus belajar puasa. Dulu Taya pernah belajar puasa kok, tapi lupa. Eummmm kata Mama sama Ayah nanti tetap belajar sampai banya...