Keesokan harinya..."Pagi cantiknya Vico?" Sapa Vico saat Vika keluar dari gerbang rumahnya.
"Apa sih Vic, geli tau!" Sahut Vika malu-malu kucing.
"Tapi lo seneng kan?" Goda Vico.
"Enggak tuh!" Ucap Vika.
"Enggak kok pipinya merah," ucap Vico seraya mencubit singkat pipi Vika.
"Vico!" Teriak Vika seraya menutup pipinya, malu.
"Hahah, yaudah cepet naik. keburu telat," ucap Vico yang kemudian memakai helmnya. Dan setelah Vika naik ke atas motor, Vico langsung menancap gas, ke arah sekolah.
Sepanjang perjalanan Vika melingkarkan tangannya di pinggang Vico, dia tersenyum bahagia, rasanya sangat nyaman sekali.
Sesampainya di sekolah, semua siswa-siswi tampak iri melihat mereka berdua.
Belum lagi saat Vico membenarkan tatanan rambut Vika yang sedikit berantakan, akibat terkena angin.
"Udah Vic, gue malu," Ucap Vika yang sadar menjadi bahan tontonan gratis.
"Lo malu punya pacar kaya gue?" Tanya Vico.
"Bukan gitu tap- Apa?!" ucap Vika yang baru sadar akan ucapan Vico barusan.
"Apa, apanya?" Tanya Vico balik.
"S-sejak kapan kita pacaran?" Tanya Vika yang pipinya kembali memerah.
"Jadi lo gak anggep gue?" Tanya Vico mendadak serius.
"B-bukan gitu, maksud gue kapan lo ngajak gue pacaran?" Tanya Vika memastikan.
"Waktu lo hilang ingatan," ucap Vico seraya nyengir kuda.
Vika membulatkan matanya, bukan karena dia lupa akan hal itu, bahkan dia ingat bahwa dulu saat dia hilang ingatan Vico pernah mengajaknya berpacaran, malah sampai sekarang tak pernah ada yang mengucapkan kata putus, tapi entah mengapa itu malah membuat Vika marah.
Vika ingin Vico mengatakannya lagi, dulu Vico memang menyatakan Cintanya tapi itu saat Vika hilang ingatan yang menganggap bahwa Vico adalah Teo, ini sangat tidak adil bagi Vika.
"Gue gak mau!" Ucap Vika lalu beranjak pergi meninggalkan Vico dengan mata berkaca-kaca, apakah perasaannya sebercanda itu, bagi Vico? Apa mungkin karena sekarang Vika sudah luluh dengannya jadi Vico seenaknya? Jahat sekali.
"Vik, tungguin gue!" Teriak Vico lalu mencoba untuk mengejar langkah Vika.
"Jangan kejar gue!" Teriak Vika lalu sedikit berlari.
Dan saat Vika sudah hampir sampai kelasnya, dia mengusap air matanya yang sebentar lagi akan jatuh. Dia tidak ingin Vico atau teman-temannya tau, karena nanti pasti Vika akan di ledek abis-abisan oleh mereka, dan mengatai bahwa Vika ini bucin.
Walau pada kenyataannya tidak mungkin ada yang berani mengatakan itu kepada Vika.
"Ngapain sih lo ngikutin gue terus!" Ucap Vika semakin kesal saat tahu Vico terus mengikutinya.
"Tapikan, kita satu kelas Vik," ucap Vico dengan tampang polosnya.
"Ih Vico!" Seru Vika yang malu setengah mati, kemudian dia langsung masuk ke dalam kelas, dengan wajah merah padam.
Vico menyusul Vika masuk ke dalam kelas.
"Lo kenapa Vik?" Tanya Rafi.
"Gak usah tanya!" Ucap Vika ketus.
"Lo lagi pms?" Tanya Willy.
"Enggak!"
"Kebelet boker?" Tanya Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
VIKA & VICO [END✓]
Novela Juvenil[ Sebelum Judul cerita ini di ubah adalah VIKA AND FAMILY (2) ]⚠️ Siapa yang tidak mengenal Vika? Cewek Tomboy yang terkenal sabagai Ratu si pembuat Onar. Tak banyak teman perempuan yang dia punya bahkan bisa di katakan tidak ada. Karena sebagian be...