"Itu punya gue!" ucap Abel dengan melangkah ke arah Abi.
"Kenapa? Mau lo ambil? Ambil aja, gue masih mampu buat beli!" tantangnya.
Abi hanya diam saja membiarkan orang di depannya ini berbicara.
"Gue udah ngaku itu punya gue, sekarang lo mau apa?"
"Barang ini akan kita sita," ucap perempuan dia salah satu anggota osis.
"Ambil aja! Gue masih mampu beli!" angkuhnya.
"Gunting!" ucap Abi dengan tiba-tiba. Salah satu anggota osis pun memberikannya gunting.
Abel membesarkan matanya, dia sudah tahu apa yang akan laki-laki ini lakukan.
"Mau apa, lo?!"
"Menurut lo?" balasnya kemudian mendekat ke arah Abel.
Kejadian ini pun tak luput dari pandangan semua penghuni kelas.
Gunting di tangan Abi pun sudah siap untuk menggunting rok di atas lutut milik Abel.
"Eh, eh. Mau ngapain lo? Gila ya, kalo lo gunting di sini paha mulus gue keliatan kemana-mana, bego!" kesal Abel membuat Abi menghentikan kegiatannya.
"Kalo lo mau liat nanti aja, gue bisa kok ngeliatin paha mulus gue buat lo!" ucap Abel dengan centilnya membuat Abi memejamkan matanya frustasi.
Semua orang di sana tentu saja tsrkejut dengan apa yang di ucapkan Abel. Bisik-bisik mulai terdengar dari mulut para penggibah.
"Bel? Lo gila?" bisik Laura yang sudah di samping Abel.
"Lo diem aja," balasnya.
"Kalau lo mau liat di sini sih gue gak masalah, silahkan aja lo gunting!"
Abi benar-benar frustasi menghadapi Abel, dia satu-satunya murid yang sering melanggar praturan.
"Gue tunggu lo di ruang osis!" ucap Abi dingin.
"Halah ngomong aja lo pengen liat paha mulus gue," sinis Abel, padahal dalam hati dia sangat-sangat merutuki setiap kata yang keluar dari mulutnya.
Abi sama sekali tak menanggapi ucapan Abel dia lebih memilih keluar kelas lebih dulu.
"Kita sebagai anggota osis, akan mengambil barang-barang ini, terima kasih," ucapnya dan berlalu bersama rekan-rekannya.
Semua murid pun kembali duduk di bangku masing-masing.
"Mentang-mentang osis, kalo gue yang jadi osis gue bakalan ngebolehin semua orang bawa make up atau rok atau sepatu gak sesuai aturan!" kesal Abel dengan menggebu-gebu.
Laura menoyor kepala Abel pelan. "Kalau lo jadi osis gue jamin sekolah bakalan hancur!"
"Kata siapa? Gue bakalan buat sekolah ini beda dari yang lain,"
"Iya beda dari yang lain, sekolah lain makin bagus sekolah ini makin ancur."
Abel mendelik menatap Laura, sedangkan yang di tatap hanya cengengesan tanpa dosa.
"Kabur kuy!" ajak Abel dengan tiba-tiba.
"Ck, kita udah kelas dua belas semester dua, Bel. Masa lo masih mau bolos, sih?"
"Lah biasanya juga gitu, lo jangan pura-pura lupa, siapa kemarin yang ngajakin gue kabur?" sinisnya.
"Ya, kan itu kemarin sekarang beda lagi!"
"Udah ah gue mau bolos! Kalo ada guru bilangin aja gue lagi main kerahmatullah!" ucapnya dengan santai.
Dengan keras Laura menjitak dahi Abel membuat si empunya meringis.
"Kalo ngomong yang bener, dosa masih bejibun so soan main kerahmatullah,""Udah ah, bay bay Laura!" teriaknya dan melangkah keluar kelas.
"Gue gak mau tanggung jawab!" balas Laura tak kalah kencang.
Abel hanya mengacungkan jari tenganya pada Laura, membuat Laura misuh-misuh.
____________________
"Bel, lo mau tidur sama gue gak?" tanya salah satu pria yang sedang menongkrong di depan kelas bersama teman-temanya.
"Berani bayar berapa?" tanya Abel dengan santai.
"Anjir di tantangin lo, Wan!" ucap salah satu temam pria tadi dengan di sertai tawa.
"Lo maunya berapa? Gue jabanin dah," balasnya.
"Mmm, nggak deh lo burik. Bay!" balas Abel dan berlalu meninggalkan kumpulan pria tadi yang sedang tertawa terbahak-bahak.
Dengan santainya Abel melihat-lihat kekanan dan ke kiri berharap tidak ada yang melihatnya.
"Gak ada yang liat'kan?" monolognya kemudian berusaha menaiki pagar yang lumayan tinggi.
"Mau kabur lo?"
"Menurut lo?" balas Abel tanpa melihat siapa yang berbicara padanya tadi.
"Sekarang lo ke ruangan osis!" tegasnya.
"Apasih, kalo mau ikutan bolos a--" ucapan Abel terpotong ketika melihat siapa orang yang sedari tadi berbicara.
"Ngapain lo di sini?" sinis Abel.
"Harusnya gue yang nanya itu sama lo," balas Abi dengan dingin.
"Ck, ribet banget hidup lo, gue mau bolos babay!"
"Lepasin, anjir!" teriak Abel dengan mengibas-ngibas kakinya berharap cekalan Abi terlepas.
"Gue bilang ke ruangan osis sekarang!" tekannya.
Abel memutar matanya malas.
"Oke. Gue keruangan osis sekarang!" kesalnya.Abi pun dengan segera melepaskan cekalan pada kaki Abel.
"Masih berani banget lo muncul di hadapan gue," gumam Abel ketika turun dari pagar.
"Jangan pernah bahas kejadian semalem! Anggap aja itu nggak pernah terjadi!" balas Abi dan melangkah lebih dulu di depan Abel, membuat Abel berdecak keras.
Dia kira melupakan kelakuan bejad Abi padanya bisa mudah? Gila!
"Emang gue nyuruh lo ngingetin? Nggak sama sekali, najis banget nginget kelakuan bejad lo!" balas Abel dengan kesal.
"Gue kira lo ketua osis yang berwibawa dan bertanggung jawab, dan ternyata lo ketua osis yang bener-bener buruk," sambungnya lagi.
"Rasa benci gue ke elo semakin bertambah, haha. Bisa-bisanya lo suci di depan orang padahal lo buruk banget di belakang, dan beruntungnya gue tahu itu,"
"Bisa diem nggak?!" gertak Abi yang sudah kesal dengan ocehan Abel.
"Kak Abi?" teriak seorang perempuan berhijab dengan memanggil nama Abi.
Sontak Abi dan Abel pun melihat siapa si pelaku.
"Kenapa, hmm?" ucap Abi dengan lembut sembari mengusap kepala perempuan tersebut yang tertutup hijab.
Abel berdecak cukup keras dan dapat di dengan oleh kedua manusia ini.
"Cih, cewe sok suci lagi ngapain ke sini?" sindir Abel dengan sarkas.
"Maaf kak, aku mau bicara sama kak Abi sebentar," gumamnya.
"Heleh, sok suci benget, lo!"
Sudah cukup Abi menahan kekesalannya, dia tidak suka gadinya di perlakukan seperti itu! Gadisnya?
"Cukup! Sebenernya lo punya masalah apa sama Citra?!" bentaknya.
Semua orang tentu saja melihat kejadian yang sudah biasa di lihat ini.
"Lo gak perlu tahu! Gue benci sama dia bukan juga urusan lo!" balas Abel dengan berteriak tak kalah keras.
"Urusan Citra urusan gue juga! Gue pacarnya, jadi gue berhak tahu segalanya!"
Ucapan dari Abi tentu saja membuat orang-orang kaget, sejak kapan Abi berpacaran dengan Citra?
"Kak? Udah, ya? Malu di liatin orang-orang," ucap Citra dengan memegang lengan Abi.
Cih menjijikan, hanya itu yang ada dalam benak Abel.
Berasambung ....
Jangan lupa vote+comen:)
KAMU SEDANG MEMBACA
Delusi(Abel x Abi) ||ENDING||
JugendliteraturAda baiknya kalian follow dulu akun aku ya^^ Dipublikasikan: 24-04-2021 Tamat: 03-09-2021 Bagaimana jadinya jika seorang Abel feranika gadis yang di kenal dengan segala tingkah pemberontakkannya menikah dengan si ketua osis yang memiliki sifat dingi...