" nay.. kan aku udah bilang jangan masak, perut kamu udah gede kayak gitu loh yang." heboh Kenzo di pagi hari yang cerah ini,
" terus kenapa kalo perut aku udah gede?" tanya Rinai masih melanjutkan acara masaknya.
" ya kan kasihan debay nya di dalem nay, kalo kamu gerak-gerak entar debay nya kegencet gimana?" mendengar itu Rinai hanya tersenyum sembari geleng-geleng kepala,
" yang ada nih ya, kalo usia kandungan udah masuk 9 bulan itu harus banyak gerak ken. Biar lahirannya gampang." Jelas Rinai.
" ya tetep aja, aku engga mau kamu kecapekan. Udah kamu engga usah masak, aku aja yang masak." Ujar Kenzo,
" udah sih ini juga udah selesai, daripada kamu ngomel di sini mending duduk di meja. Ini udah mateng masakannya..."
" sini-sini biar aku yang bawa, kamu ke meja aja." Sela Kenzo sembari membawa piring tersebut.
Setelah acara sarapan di sertai ceramah dari laki-laki itu, lagi-lagi Kenzo menghalangi sang istri yang hendak membawa piring kotor..
" aku aja yang cuci piring, kamu istirahat aja." Baru sang istri akan protes, namun Kenzo kembali menyela..
" nurut sama suami."
.....
Di hari sabtu ini, Kenzo yang tengah libur memilih bersantai di rumah dengan sang istri. Seperti saat ini, dimana setelah mencuci piring tadi Kenzo memilih menonton tv dengan tiduran di paha sang istri.
" anak papa lagi apa nih di dalem?" tanya Kenzo sembari menempelkan telinganya di perut Rinai,
" ah.. pengen sama papa ya? Sabar ya nak, habis ini kita ketemu." Jawab Kenzo lalu mengecup perut bulat itu.
Melihat itu Rinai hanya tersenyum dan mengusap rambut sang suami,
" lahiran kapan nay?" Tanya Kenzo.
" kalo kata dokter kemarin sih perkiraan dua tiga minggu lagi, ini kan baru masuk bulan ke sembilan ken." Jelas Rinai,
" ah.. masih lama, aku udah engga sabar ketemu sama anak kita. Cantik apa ganteng ya nay?"
" apa aja asal sehat dan engga kurang satu apapun." Jawab Rinai, mereka memang belum mengetahui jenis kelamin bayi yang di kandung Rinai. Biar suprise katanya.
" besok aku ada meeting penting sama perusahaannya Tony.." ucap Kenzo tiba-tiba,
" bukannya besok masih libur kerja? mau ada kerja sama ya?" Tanya Rinai.
" iya sih, tapi mereka mintanya besok. Perusahaan dia mau ngajak kerja sama. Kamu engga papa kan di rumah? Perlu aku telponin mama biar di temenin?" Tawar Kenzo
Memang sejak kehamilan Rinai yang memasuki usia tua, setiap laki-laki bekerja Rinai harus ada yang menemani entah itu bu Yanti, bu Indira, atau bahkan Sania.
" engga usah deh, kemarin mama udah nemenin kasihan kalo bolak-balik ke sini lagi. Lagian besok rara mau ke sini, biar dia aja yang nemenin." Kata Rinai,
" owh gitu, bukannya di Korea tuh anak?" Heran Kenzo.
" mau liburan katanya, bosen di sana engga ada temen." Jawab Rinai sembari tertawa,
" lagian nyari kerja jauh amat, sama Afryan engga sih dia balik ke sini nya?" Tanya Kenzo.
" iya, sama Afryan."
" pacaran engga sih mereka?" Tanya Kenzo lagi,
" tahu deh, kalo pacaran rara kok engga bilang apa-apa. Kalo engga mereka kemana-mana kok bareng terus, tahu lah pusing mikirin mereka." Ucap Rinai membuat Kenzo tertawa.
KAMU SEDANG MEMBACA
OURSide 💞
Fiksi Remajaberisi kumpulan sisi kehidupan dan keseharian dari tokoh-tokoh kesayangan Sulit Untuk Dimengerti 💜