Bagian delapan: Namanya Jane

148 21 4
                                    

Peringatan: Jangan membuka link yang tersedia, jika kamu mudah takut, parno, dan memiliki trauma. Selamat membaca ^^

---

Oktober, 1997

Gun tengah asyik menyusun baloknya, ketika ibu penjaga panti memanggil seluruh anaknya untuk berkumpul di Aula.

"Gun" sebuah seruan cukup membuatnya terhenyak.

Itu Krist, sahabatnya sejak pertama kali ia menginjakkan kaki di rumah ini. Ia ingat betul, hanya Krist yang mau menjabat tangannya ketika hari perkenalan.

Gun datang kesini tidak sendirian, ia datang bersama kedua orangtuanya. Dengan alasan ingin mencarikannya teman, kedua orangtuanya lantas meninggalkannya disana lalu menghilang bak ditelan bumi. Sejak hari itu, Gun sadar bahwa ia ternyata dibuang.

Cerita mengenai dirinya yang dibuang karena 'aneh' mulai menyebar diantara penghuni panti, entah siapa yang memulai lebih dulu, yang jelas rumor tersebut sangat sulit diredam.

Ia pikir, setelah berita tersebut menyebar, tak ada seorang pun yang akan berteman dengannya. Tapi ternyata dugaannya salah, Krist malah datang menemui dengan suka rela. Mengajaknya berkumpul bersama teman-teman, mengajaknya bermain bola, bahkan dengan sabar mendengarkannya menangis di malam hari ketika ia rindu pada orangtuanya.

"Hei, kau sedang apa. Kenapa melamun? Ayo cepat, nanti bu Jennie akan berteriak jika kita tidak cepat kesana" selain pandai beradaptasi, Krist-nya ternyata sangat pandai bicara.

Gun merasa senang, ketika Krist seutuhnya memberikan perhatiannya padanya. Gun merasa senang, ketika Krist hanya akan berbicara padanya. Gun merasa senang, ketika Krist menyebut namanya. Gun merasa senang, karena Krist adalah miliknya.

---

Dua anak adam terlihat tengah berlari di koridor, menembus beberapa genangan air demi tidak mendengar teriakan bu Jennie. Gun dan Krist berlari secepat yang mereka bisa, sembari tertawa terpingkal-pingkal, entah karena cipratan air yang mengenai wajah mereka, atau hanya karena Krist yang dengan fasih meniru mimik wajah bu Jennie ketika mulai marah.

Napas keduanya masih terengah ketika mulai memasuki barisan anak-anak di dalam Aula. Gun dan Krist berdiri berdampingan dengan Gun yang sedang berjinjit, mencoba agar lebih tinggi demi melihat seseorang yang ada jauh dihadapan mereka.

"Anak baru?" Gun membuka percakapan, setelah beberapa menit terakhir memefokuskan dirinya mengamati anak kecil di depan sana.

"Hmm, umurnya baru sekitar 7 tahun. Katanya Miss Alice menemukannya menangis di taman kota" Krist berujar sembari sesekali memperhatikan gadis yang ia maksud.

"Aku pikir ia baru berusia 5, lihat saja perawakannya. Sangat kecil."

"Gun, berkaca" Krist menahan tawanya ketika mendengar penuturan anak kecil disampingnya. Pasalnya, perawakan Gun juga tidak ada bedanya dengan gadis yang ada disana. Gun juga kecil, dengan rambut mangkok, yang poninya kini telah menutupi matanya. Jangan lupakan juga lesung pipinya yang muncul ketika ia mulai tersenyum.

"Cantik" tanpa sadar Krist berujar, walaupun suaranya terdengar pelan, Gun masih bisa mendengarnya.

"Siapa?" Gun mengerjapkan matanya lucu. Di hatinya tersimpan harap, Krist akan menyebut namanya.

"Oh? Gadis yang di depan" Krist tersenyum, menampilkan juga lesung pipinya. Ekspresinya sangat kontras dengan anak lelaki di sampingnya.

Gun mematung, tatapannya kosong. Ini adalah pertama kalinya, Krist menjawab orang lain, selain dirinya.

"Namanya Jane" sayup-sayup ia mendengar suara Krist yang nampak antusias menyambut teman barunya. Ah namanya Jane...

---

Hai! It's Dee. Maaf bikin kalian menunggu lama untuk membaca cerita ini :"" rl ku sedang banyak kerjaan huhu, jadi baru bisa dilanjut sekarang :D Terima kasih udah mau membaca cerita ini, aku gatau sih ini ceritanya nyambung apa engga, semoga nyambung :(( 

Btw, aku ingin bertanya, selain kematian Gun, apalagi yang kalian mau tau? atau ada yang udah bisa nebak siapa pembunuhnya? :D Anyway, ada yang menyangka kalau Gun dan Krist ternyata teman lama di Panti Asuhan? 

Banyak banget aku nanyanyaaa :((( jangan ragu buat komentarin apapun yang aku tulis ya! soalnya feedback kalian, sangat berarti buat aku :" atau mau ngasih kritik dan saran juga aku terima banget :"" 

Oiyaaa selamat menjalankan ibadah puasa untuk semua readers cerita ini, semoga ibadah puasanya lancar, semoga kalian juga sehat selalu. Jangan lupa minum air yang banyak, jangan lupa minum vitamin. Terima kasih sekali lagi, ayafluuuu <3

─Death of the Main CastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang