38.AWAL TITIK SEGALANYA

940 55 0
                                    

Sekuat-kuatnya manusia pasti ada letak kesedihan yang tersimpan dihatinya

***

          

             Zou yang baru saja memarkirkan motornya terlonjak kaget  melihat Naya yang tiba-tiba berada disampingnya.
Tanpa ragu gadis itu langsung memeluk lengan kirinya dan mengajaknya jalan bersama.

Naya yang harus mendongakkan kepalanya jika ingin berbicara dengan Zou rela sakit leher karena memandangi wajah tampan pacarnya.

"Hati-hati sengklek entar tu leher,"tegur Zou yang menatapnya tidak mengerti.

"Sayang,,,,,pagi ini kok gerah ya padahal cuacanya gak panas,"nada bicara Naya dibuat-buat.

Zou semakin tidak mengerti dengan tingkah Naya yang aneh pagi ini.
Tapi dia langsung tersenyum melihat Mora dan kedua temannya yang berada dikoridor, ternyata Naya sedang memanas-manasi Mora.

Naya menghentikan langkahnya tepat dihadapan Mora dan kedua temannya.

"Sayang tapi kok tiba-tiba dingin ya disini,"Naya memeluk lengan Zou semakin erat.

Zou yang tidak mengerti hanya diam,malas menanggapi para gadis didepannya.

"Tadi dingin sekarang panas, sakit lo,"sahut Cindy menatapnya tidak suka.

"Mungkin karena disini ada hawa mistis ya sayang,"celetuk Naya asal.

"Najis,lo pikir kita setan,"jawab Siska tak kalah sewot.

"Gue enggak bilang ya.Tapi bagus deh kalo sadar."

"Kegatelan banget si lo jadi cewek nemplok aja kayak cicak,"cecar Mora yang sejak tadi menahan emosinya.

Naya tertawa,"haduh yang jomblo kasian banget enggak ada yang dipeluk.Noh pelukan sama tembok aja sono,"ujarnya seraya menyadarkan kepalanya pada dada Zou.

"Sayang aku jadi dingin."

Dengan sigap Zou membuka jaket jeansnya dan langsung menyampirkan kepundak Naya.

Naya semakin manja dan terus tersenyum meledek.

Sedangkan Mora melotot menghentakkan kakinya sambil menggerutu.

"Ayok masuk kelas,"ajak Zou yang langsung merangkul pundaknya.

"Kurang ajar.Liat aja apa yang bakal gue lakuin buat lo.Gue pastikan ini terakhir kalinya lo mesra sama Zou.Tunggu permainan gue selanjutnya Nay,"Mora tersenyum sinis melihat Naya yang semakin menjauh.

"Mulai nakal sekarang ya,"ujar Zou mencubit hidungnya saat mereka tiba didepan kelas Naya.

"Tapi makin sayang kan."

Naya tersenyum malu, kebiasaan buruknya saat dekat dengan Zou adalah wajahnya yang memanas dan merah.

Zou meraih kedua tangannya dan perlahan mulai menciumnya sambil berkata,"gadis nakal gue! Jangan sering senyum gue nggak rela cewek gue dilirik cowok lain."

Mendengar itu membuat wanita manapun pasti tersipu malu, termasuk Naya.

"Hei kalian!"

Keduanya langsung menoleh dengan posisi Zou masih mencium kedua tangan Naya.
Seakan tertangkap polisi, ternyata ada pak Bambang yang kebetulan lewat.

"Ini sekolah bukan tempat pacaran,"tegurnya memperingati.

***

Hari ini semua berjalan seperti ucapan Marcell kemarin.
Riri mulai membaik walaupun tidak banyak omong seperti biasanya tapi itu lebih baik daripada kemarin saat dia diam seperti patung manekin.

Alnaya ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang