Seketika melangkahkan kaki ini menginjak kembali tanah peraduan setelah sekian lama berpetualang di tanah rantau. Riuh terminal lalu lalang manusia yang berjuang untuk hidupnya."Oii.. Ndene disini" seseorang membuatku berpaling ke arahnya,tak kusangka dia Odi kawan lamaku di Watugung kampung halamanku ,sekarang ia jadi pengawas terminal."Walahh ...Odi gimana kabarmu apik tah..?"tanyaku sambilku hampiri."Alhamdulillah apik wes suwe ora weruh awakmu jhe aku ,arep muleh tah ?.."pungkasnya sambil menghisap rokok yang tak asing baunya bagi ku,rokok dengan cengkeh yang cukup wangi." Iyaa ...aku pulang sek yaa " jawabku singkat,"Woo yoo ati -ati yaa nek bisa ojo kewengen desamu iseh podo durung ono listrik e (lampu penerangan jalan) "pungkasnya .Sambil ku acungkan jempol ku langkahku tertuju pintu keluar terminal desa Watugung ,kampungku dengan terminal tak terlalu jauh hanya 1 km jaraknya dengan jalan masih berbatu jika hujan jalan ini seperti kali.
Langkah demi langkah ku susuri jalan sambil menikmati musik dari palylist lamaku Katjie & Pering - Kinanthi seketika teringat dengan sebuah kisah romansa klasik .Dewi Malasukma yang namanya mirip denganku,dia seorang Dewi putri dari Prabu Ashram yang membuat seorang Pangeran dari Tribuana takluk padanya. Bukan kemolekan yang membuatnya takluk, aura yang entah apa terpancar darinya membuat seketika hati sang pangeran menyerah pasrah.Dalam sebuah pertemuan mereka tak sengaja berpapasan saling bertukar sorot mata,sang pangerang seolah terhipnotis akan aura yang menggetarkan sukmanya.Entah apa kiranya pangeran jatuh hati dengan orang yang belum dikenalnya,seolah masuk dan terperosok dalam pandangan pertama.
"Thinnn..."Suara klason membuyarkan imajinasiku , "Wehh laa... kamu Nur tha ..? "tanyanya penuh heran " Inggih aku Nurmalasari... Lik Sastro bukan nggih ?"tanya ku balik " Iyaa aku Lik Sastro cepet naik selak maghrib ndak ketemu celeng mengko .." pintanya.Memang dusun nenek tepat di kaki gunung ,bertemu dengan binatang buas seperti ular,babi dan kucing hutan,bahkan terkadang Macan menjadi hal biasa disini maka dari itu tidak disarankan untuk melewati jalan ini selepas maghrib. "nggih pak lik saya naik yaa .." pungkasku. Dijalan yang seperti kali yang kering motor tua Pak Lik meraung-raung seperti ingin menyerah dengan semua keadaan.
Setelah melewati jalan akhirnya aku sampai dirumah nenek ,sebuah rumah joglo limasan tua yang masih kokoh berdiri ,yang menurut cerita nenek ini hadiah dari buyutnya yang mana dulu menjadi tokoh yang dihormati di desa Watugung ini."Kulo nuwun ..."salamku."Nggihh.. "sahut nenek dari dapur .Langsung aku masuk menemuinya."Walahh kamu tha nduk wes pulang tah ? Yawess cepet cuci tangan sama kaki dulu terus seren dulu sana .."Perintah nenek sambil membetulkan api.Setelah selesai membersihkan diri ku duduk di dipan bambu dekat tungku nenek menghampiriku dan membawa segelas teh manis hangat,"kowe nggak bawa teman po lhe biasanya membawa teman...siapa itu yang kemarin sempat mampir kemari ...membawakan oleh-oleh ...ahh lali aku ..."ucap nenek,seketika aku melongo"Sinten itu mbah..?"tanyaku bingung,"waah lali aku ...pokoknya lelaki dari kota....wess diminum dulu wes bengi capek tah ?."sahut nenek ,aku mengangguk masih dengan kebingung siapa dia,untuk apa dia mampir kesini.Barang kota yang diatas itu mungkin pemberian lelaki itu,jarang disini ada barang branded semacam itu."ohh iya kemaren juga dia titip pesan untuk mu..."ucap nenek sembari mengisi termos air tua yang mungkin sejak aku kecil sudah ada." Titip pesan pripun mbah..?" tanyaku,"itu ada amplop katanya surat untuk mu ,belum simbah buka ,neng dhuwur meja sana".Langsung ku cari surat itu diantara barang-barang kota pemberiannya,ku temukan amplop kecil dengan sebuah tulisan yang kurasa aku mengenalnya."Wes cepat habiskan tehnya..bar iku adus yaa nduk ..air nya di ceret atas tungku ndak selak dingin..."pinta nenek ,"nggih mbah abis ini ..."jawabku.Setelah itu kutaruh amplop itu ditas dan membersihkan diri.Setelah mandi rasa kantuk mulai menyerang ,mungkin efek dari perjalanan yang cukup melelahkan.Kucoba pejamkan mata namun ,kembali teringat Siapakah dia,untuk apa dia datang kemari,dan memberikan barang -barang itu.Malam ini mungkin malam yang paling nyaman dari kemarin banyak hal tak terduga selama perjalanan,entah kecopetan,bus yang mogok hingga hiru pikuk manusia yang berbagai macam dan malam ini aku tidur dengan sedikit melupakan pertanyaan yang mengherankan.
YOU ARE READING
Mala
FantasySebuah kisah romansa seseorang yang memiliki mimpi dan asa,menggapai sang kasih.