Sekolah Baru

54 16 10
                                    

Hari ini adalah hari pertama Rega Sanjaya dengan sekolah barunya yaitu SMA Tri Sakti. Ia pindah sekolah dikarenakan ayahnya sering tugas di kota yang berbeda - beda, mau tak mau keluarganya juga harus ikut pindah.

Ayah Rega adalah seorang TNI AD berpangkat Sersan Mayor.

Ibunya hanya seorang ibu rumah tangga.

"Gaa, sini."

Rega menghampiri Ardan, Vino, Thoriq dan Rangga.

"Yaelah jalan-jalan mulu kayak ayam betina aje lu," ucap Rangga membuat Ardan, Vino dan Thoriq tertawa.

"Anjir bisa aje lu."

"Bray kita belum kenalan lah, mana tau kite-kite bisa jadi temen deket elu yakan," ucap Rangga.

"Iye nih, kali aja bisa jadi temen deket," ucap Ardan bersahutan dengan Vino.

"Dihh samaan, homo lu dua ya," ucap Thoriq membuat satu meja tertawa lepas.

"Pala lu lah," ucap Ardan, Vino hanya tertawa.

"Kenalin, aku Rega Sanjaya."

"Gua Ardan."

"Gua Thoriq."

"Gua... Awas dulu, gua dulu yang kenalan baru elu." Rangga memotong pembicaraan Vino.

"Gua Rangga, salam kenal."

"Gausah sok akrab deh lu." ucap Vino.

"Gua Vino."

"Iya, moga bisa jadi kawan deket ya." ucap Rega.

"Yaudah gua cabut dulu ya, mau keliling sekolah, biar lebih tau lingkungan sekolah ini."

"Ntar dulu, kite temenin dah," ucap Thoriq dan bangkit dari kursi.

"Ayo! Kita temenin Rega keliling sekolah," ucap Thoriq.

"Gass keunn." Rangga.

Mereka berempat nemenin Rega yang ingin berkeliling sekolah.

SMA Tri Sakti cukup luas dan besar, memiliki tingkat dua, SMA Tri Sakti cukup terkenal dan menjadi sekolah favorit Nomor satu di kalangan mereka.

"Dann, Dann."

"Apa Ga?"

"Itu cewek yang deket pintu perpustakaan siapa?" Rega bertanya kepada Ardan.

"Ooo itu Vanya, anak biologi satu."

"Kenapa Gaa?"

"Cantik dia."

"Gile nih orang, elu berasa jumpa malaikat izrail kalok berhadapan sama tuh cewek," ucap Rangga membuat Rega penasaran.

"Hah? Kenapa gitu?"

"Astaga ini anak." ucap Rangga.

"Goblok sih lu Rang, Rega murid baru dimari mana la dia tau," ucap Vino.

"Iya juga ya."

"Kenapa sama tuh cewek?"

"Gini Gaa, itu cewek judesnya minta ampun, si Thoriq manggil dia aja hampir mau di goreng yakan Riq." ucap Ardan.

"Elu nih namanya buka kartu Dan."

"Pokoknya tuh cewek judes bet dah." Rangga.

"Tuh tuh lu lihat, dia pelototi kita ihkk serem gaberani. Titisan malaikat Izrail aje begini wujudnya, ape lagi Malaikat Izrail," ucap rangga sambil berlari kebelakang tubuh Rega.

"Udah lah mending lu pada diem, gue lagi liatin bidadari gue." ucap Rega sangat gembira.

"Astaghfirullah, ya Allah tolong tutup indra ke-enam temen gua ya Allah aamiin," ucap Thoriq serayak berdoa.

"Astaga Riq, ini bukan jam pelajaran Agama Riq jangan mengubah suasana jadi religius Riq," ucap Vino sambil menggeplak kepala Thoriq.

"Lu goblok Vin! Lu tengok kedepan, siapa yang lagi lu lihat?"

"Oh iya, Astaghfirullah Riq gaberani aku Riq, serem kali lototan mata nya. Riq cepet lanjut lagi doanya kali aja dia pigi"

Thoriq membaca surah Yasin, sementara Vino juga ikutan membacanya sambil menutup kedua mata mereka.

"Thoriq, Vino. Man robbuka!?"

"Allah Hu Akbar"

"Udah sekarang lu pada udah balik lagi ke alam nyata," ucap Rangga sambil membuka mata kedua temannya.

"Alhamdulillah Vin, udah kagak ada lagi tuh hantu."

"Iya Riq, manjur juga ternyata doa kita."

"Udah ahk! Gua mau masuk kelas lu pada aneh semuanya." Rega meninggal kan temannya.

"Dihh tiang listrik ngambek," ucap Ardan sambil menyusul Rega.

"Ehh ehh tunggu gua la," ucap Thoriq dan mengejar Rega dan Ardan. Disusul juga Vino dan Rangga.

•••
Terima Kasih
Tetap jadi readers yang setia oke
•••

REGA SANJAYA [Slow Up]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang