2 days later.
Aku bangun dan mendapati ada sms dari.... Maura? Ada apa dengannya mengirimku sms sepagi ini?
Morning, Luna Sayang! Apa kabar? Aku rindu dirimu dan Niall. Kalian baik-baik saja kan? Kapan kalian berniat untuk ke Irlandia lagi?
Hey, Maura. Kami baik-baik saja. Well, setidaknya menurutku begitu. Kami belum memiliki rencana untuk kesana lagi. Entah Niall. Btw, semoga harimu menyenangkan!
Aku tidak tahu ada apa dengannya. Mungkin ia hanya merindukan kami? Mungkin. Wajar saja. Aku satu-satunya perempuan yang dibawa Niall kerumah dan itu membuatku merasa... spesial.
Aku segera mandi mengingat hari ini aku ada jadwal pemotretan di Times Square. Suzy juga menelponku semalam tapi tidak kuangkat karena aku sudah tidur. Semoga saja ia tidak marah padaku.
*phone's ringing*
"Hello?"
"Luna! Darimana saja kamu semalam? Aku menelponmu tidak kau angkat! Teganya. Dimana kamu? Jangan lupa hari ini-"
"Tenang, Suzy, tenang. Aku masih disini. Maaf ya, semalam aku ketiduran. Aku sudah bersiap-siap dan aku menuju sana,"
"Bajumu sudah tersiap disini. Begitu pula make up mu jadi langsung kesini ya!"
"Yayaya aku hanya akan memakai bedak atau-"
"Tidak tidak tidak. Nanti kau telat dan merusak rencana lainnya. Cepat kesini!"
Argh. "Baik, Suzy. Bye!" Aku segera mematikan telpon. Suzy memang sangat menyebalkan kalau sudah seperti itu.
*
Aku ke Times Square dengan taksi. Dan disana sudah ada beberapa tenda yang disiapkan dan kamera sudah terpasang. Mungkin sedikit aneh bagi orang yang melihat karena aku, Luna Anderson, datang ke tempat pemotretan, sendirian tanpa diantar. I mean- disaat Barbara Palvin akan selalu bersama supir dan bodyguardsnya, aku sendiri dan naik taksi. Well, persetan dengan itu semua. Dan dengan ia.
"Luna!" Suzy memanggilku dan memakaikan payung. "Ini sangat panas, for god sake! Ayo masuk sini!"
"Hello Suzy! Lama tidak berjumpa," aku mencium pipinya dan memeluknya. Ia melihatku heran.
"Mana Niall?"
"Di residencenya mungkin?"
"Kau tidak sedang bertengkar dengannya kan?"
"Ti...dak. Kurasa," aku menghela napas. "Jadi, mana bajuku?"
"Kuharap kalian baik-baik saja. Ini, cepat ganti baju," Suzy melemparkan baju untuk kupakai. Sepertinya temanya casual, karena Suzy melemparkan kaus dan rok pendek.
Aku segera berpose seiring kilatan flash terlihat. Aku berpose mengikuti petunjuk Edward, sang fotografer.
Aku sempat tidak konsen mengingat kembali saat dimana Maura memelukku erat dan menangis ke arahku dan mengatakan bahwa aku satu-satunya perempuan yang dibawa Niall ke rumah. Aku jadi merindukannya, dan Niall.
"Luna? Are you there?" Edward membuyarkan lamunanku.
"Maaf, maaf,"
"Hmm, kau sakit? Kita akhiri saja pemotretan kali ini. Sudah cukup,"
Aku segera masuk ke tenda. Cuaca sangat panas. Dan ketika aku sampai di tenda, aku melihat Niall disana. Ya, Niall. Thanks god!
"Niall!" Aku memeluknya dengan sangat erat. Ia membalas pelukanku dan mencium pipiku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Somebody to Love {Niall Horan}
Fanfiction"I always love you. And i will always do" WRITTEN IN BAHASA INDONESIA cover by: MirabelleM Copyright ©2015 by ohyeahstyles