Hai guys.
Pakabar? Baik lah ya
Awas banyak typo
Selamat membaca ☺️
Seperti yang dikatakan Sasa tadi pagi, sekarang gadis itu berada di sebuah rumah sakit untuk menjenguk mamanya.
Setelah memarkir mobilnya Sasa bergegas ke kamar sang mama.
Setelah tibanya ia di kamar mamanya, nampak seorang wanita paruh baya dengan kulit putih pucat tengah memandangi jendela luar. Dia Melisa, mama kandung Sasa."Assalamualaikum mama"
Ucap Sasa pelan agar tak mengagetkan sang ibunda.Meski tak ada jawaban, Sasa tetap melangkahkan kakinya ke dalam ruangan mamanya.
"Mama apa kabar? Sasa kangen loh"
Masih tak ada jawaban yang terdengar keluar dari mulut Melisa. Jangankan menjawab, menoleh saja tidak. Namun Sasa tak menyerah, ia tetap mengajak mamanya mengobrol.
"Ma, hari ini papa katanya mau kesini loh"
Dan berhasil wanita itu menoleh kepadanya. Menatap Sasa dengan raut wajah terkejut.
"Sasa... Ini bukan salah mama"
Ucap Melisa pilu."Sasa tau ma. Mama jangan sedih lagi ya. Sasa jadi ikut sedih"
"Tapi Agam selalu menyalahkan mama Sa"
"Kakak pasti sedih kalau tau mama gini. Ayo ma kita berjuang lagi"
Tak terdengar sautan lagi dari Melisa. Wanita itu kini menangis sambil memeluk erat Sasa. Menyalurkan kesedihannya atas rasa kehilangan.
Kejadian dua tahun silam benar benar mengguncang keluarganya.Sekitar satu jam kemudian, terdengar langkah seseorang diluar ruangan. Langkah itu kian mendekat hingga terdengar knop pintu yang terbuka.
Ceklek
Keduanya sama sama menoleh menatap seseorang yang baru saja datang. Dia adalah papa Sasa.
Sesuai janjinya tadi pagi, Agam adijaya, papa Sasa hari ini akan mengunjungi istrinya yang tak lain adalah Melisa.
Sejak satu tahun Melisa dirawat, dirinya memang sangat jarang menjenguk wanita itu. Terakhir kali ia menjenguk istrinya itu sekitar 3 bulan lalu. Saat ulang tahun pernikahan mereka.
"Papa"
Sapaan ceria itu membuyarkan lamunan Agam. Itu suara anaknya, Sasa.
"J-jangan pukul lagi, sakit" ucap mama Sasa menatap takut pada suaminya.
"Enggak ma, papa kesini mau jenguk mama". bujuk Sasa pada mamanya.
"Saya minta maaf Mel. Saya tau saya salah. Tak seharusnya saya menyalahkan kamu atas kematian anak kita Mel. Maafkan saya Melisa". Ucap Agam sambil memeluk istrinya.
Lama rasanya ia tak mendekap tubuh ini. Jujur Agam merasa sangat kehilangan saat Melisa dirawat, tapi egonya sangat besar.
"Kamu janji harus sembuh Mel. Aku butuh kamu"
Ucapnya pada sang istri.Ucapan Agam barusan tak kunjung mendapatkan jawaban. Membuat lelaki itu menatap istrinya.
Melisa sangat takut padanya, itu yang dapat Agam simpulkan.Sejak kematian anak mereka, Agam selalu menyalahkan Melisa. Dia bilang, seharusnya Melisa dapat mengontrol kegiatan anak anaknya, harusnya Melisa dapat mengawasi anak anaknya. Sampai pada akhirnya lelaki itu melakukan kekerasan fisik pada keluarganya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SASA [ON GOING]
Teen FictionBroken home bukan selalu tentang perceraian kan?. Hal itu dialami oleh gadis cantik bernama Alisha Sabrinna atau yang kerap dipanggil Sasa yang tak pernah nyaman berada dirumah. Ini cerita tentang Sasa, seorang badgirl yang senang membully adik kel...