•5•

2.2K 171 5
                                    

Malamnya Taufan sudah siap dengan style yang bisa dikatakan , slow. Tidak terlalu mencolok untuk stylenya , dia hanya mengenakan kaos putih polos , ditutup dengan kemeja kotak-kotak berwarna biru gelap , celana Levis hitam , sepatu putih dan jangan lupa masker! Buka Karna Corona , tapi itu sudah jadi kebiasaannya🗿

Taufan menunggu didepan apartemennya , beberapa menit kemudian sebuah mobil berwarna merah berhenti tepat didepannya.

Halilintar menurunkan kaca mobilnya , lalu menoleh kearah Taufan. "Masuklah" Taufan mengangguk , dia membuka pintu bagian depan disebelah pengemudi.

Halilintar melihat baju yang taufan pakai , simple tapi kelihatan bagus. "Kita akan kemana?" Tanya halilintar kemudian melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang.

"Mall? Restoran? Taman bermain? Time zone?  Bioskop?" Taufan menjawab , dia memegang dagunya layaknya orang berfikir. Halilintar melirik kearahnya , tersenyum tipis lalu kembali fokus kearah jalan.

"Kau ingin kemana?" Tanya halilintar , Taufan masih berfikir. "Hali , kita kebioskop! Ada film keluaran baru!!" Jawab Taufan antusias , halilintar mengangguk lalu memutar stir mobilnya.

( Skip •sesampainya disalah satu mall• )

"Kau tidak ingin belanja dulu?" Tanya halilintar , Taufan menggeleng. Akhirnya mereka menuju lantai 4 ditempat bioskop.

Selesainya membeli tiket , halilintar mengajak Taufan untuk makan terlebih dahulu. "Kita dikasih waktu berapa lama hali?" Tanya Taufan , dia berjalan beriringan dengan halilintar. Tangannya dengan Halilintar sudah bertautan sedari tadi , tapi dia tidak sadar tentang itu..

"Bioskopnya akan dimulai 1 jam lagi" jawab halilintar yang didapati anggukan oleh Taufan.

Sesampainya disalah satu restoran disitu , tidak terlalu jauh dari tempat bioskop. "Kau ingin apa?" Tanya halilintar , Taufan melihat-lihat menu makanan itu. "Sate ayam 5 tusuk sama coffe latte." Jawab Taufan , halilintar mengangguk lalu mengangkat tangan untuk memanggil pelayan.

"Ada lagi?" Tanya pelayan itu , halilintar melihat menunya sebentar lalu memutuskan membeli ramen dengan capuccino dingin.

Pelayan itu membaca ulang pesanan , setelah dilihat kedua pemuda dihadapannya ini mengangguk , pelayanan itu segera memberikan pesanan mereka kearah dapur.

Sekitar 15 menit , makanan mereka sampai. Mereka menyantapnya dengan hening , tidak ada pembicaraan sama sekali , hingga makanan halilintar habis terlebih dahulu.

Halilintar menatap Taufan didepannya yang sedang makan , ada nasi disudut bibirnya , bahkan ada bumbu satenya juga(?)

"Fan , ada nasi tuh" halilintar memberi isyarat dengan dagunya , Taufan meraba sudut bibir kanannya. "Ga ada tuh" jawab Taufan , halilintar mendengus. Tangannya terulur untuk mengambil tisu lalu membersihkan sudut bibir kiri Taufan.

Blushh~

Wajah Taufan memerah , segera dia menunduk untuk menyembunyikan wajahnya itu , halilintar yang melihatnya hanya tersenyum simpul. "Cepat habiskan , kita masih ada waktu 25 menit" halilintar melihat kearah arlojinya , Taufan mengangguk lalu cepat menghabiskan makannya , halilintar kembali tersenyum melihat Taufan.

( Skip again •selesainya makan&nonton• )

"Kita mau kemana lagi hali?" Tanya Taufan sembari memasang sabuk pengamannya. "Ke taman kota , tidak apa? Aku ingin membicarakan sesuatu." Jawab halilintar , dahi Taufan mengernyitkan , heran.

"Kenapa tidak bilang disini saja?" Tanya Taufan , halilintar menggeleng , Taufan menghela nafas lalu mengangguk. Tiba-tiba entah angin dari mana , jantung Taufan berdetak 3 kali lebih cepat.

Sesampainya , Taufan turun terlebih dahulu, diikuti halilintar. Halilintar menggandeng tangan Taufan , yang tentu tidak dapat penolakan dari siempunya tangan.

Mereka berjalan mengelilingi taman kota yang ramai dimalam hari , taufan kelihatan melepas semua bebannya , dan halilintar tau itu.

Halilintar mengajak Taufan duduk disalah satu bangku , yang menurut Taufan sedikit jauh dari keramaian. "Kenapa kesini hali?" Tanya Taufan , halilintar menoleh kesamping , tepat dimana Taufan duduk. "Malam ini ada pelepasan kembang api , kau suka?" Jawab halilintar yang diakhiri dengan pertanyaan , mata Taufan bebinar , detik berikutnya dia sangat antusias untuk melihat kembang api yang akan dilepaskan.

15 menit menunggu , dapat Taufan lihat banyak orang berdatangan , juga beberapa kembang api telah disiapkan.

"Mau menghitung?" Tanya halilintar , pandangannya masih terfokus pada langit-langit malam , yang tampak melihatkan banyaknya bintang-bintang.

Taufan mengangguk antusias , tanpa sadar dia menggenggam tangan halilintar erat. Halilintar yang sadar menoleh kearah tangannya yang digenggam , lalu menoleh kearah Taufan yang menatap langit-langit malam dengan antusiasnya. Mereka mulai menghitung dari sepuluh.

"10"

"9"

"8"

"7"

"6"

"5"

"4"

"3"

"2"

"1"

"0"

Tepat ketika hitungan mundur habis , kembang api meletup kearah langit malam yang indah dan terlihat semakin indah.

"Hali lihat! Itu berbentuk tulisan!" Tangan Taufan menunjuk antusias kearah langit , sedangkan halilintar sedari tadi mengamati wajah Taufan dengan sangat intens.

Selesainya dengan acara kembang api , halilintar mengajaknya pulang. "Hali , kau kata ingin mengatakan sesuatu? Apa itu?" Tanya Taufan disebelah halilintar.

Halilintar menoleh , dia tersenyum tipis. Dia lepas kembali sabuk pengamannya itu , lalu mendekatkan wajahnya kearah Taufan.

Taufan yang mendapat perlakuan tiba-tiba halilintar mulai gelabakan , jantungnya tidak dapat dikontrol dengan mudah.

"H-hali! H-hei! Apa yang kau lakukan?" Tanya Taufan terbata-bata , halilintar sedikit menjauhkan tubuhnya lalu menatap Taufan tepat kearah manik mata cyclone itu.

"Kau cantik" Halilintar mengelus pipi kanan Taufan , dapat Taufan pastikan wajahnya sudah berubah seperti kepiting rebus!

Halilintar mendekat kearah telinga Taufan , lalu berbisik.."aku menyukaimu dari segalanya Taufan , lebih dari menyukaimu! Aku mengakui , aku luluh. Aku cinta padamu." Taufan terdiam , dia sedikit mendorong dada bidang halilintar , lalu mendongak menatapnya.

Halilintar balas menatap Taufan tepat dimanik matanya. "Kau serius hali?" Tanya Taufan tidak percaya , kalian harus tau kalau Taufan sebenarnya sangat bahagia mendengarnya! Tapi dia juga harus memastikan! Dia tidak ingin perasaannya nanti yang dipermainkan.

Halilintar mengangguk , Taufan melebarkan matanya. Halilintar yang melihat itu terkekeh , gemas. "Jangan begitu , kau terlihat imut." Kata halilintar , dia kembali ketempat duduk kemudinya , memakai sabuknya kembali , lalu menjalankan mobil.

Suasana mobil menjadi hening , bahkan sampai tiba didepan apartemen Taufan mereka masih terdiam. Taufan hendak turun , namun tangan halilintar menahannya , ditatapnya halilintar yang juga menatapnya.

"Kau ingin menjadi kekasihku? Tidak perlu kau jawab sekarang , aku memberi mu waktu hingga besok." Ujar halilintar , Taufan menunduk menyembunyikan wajahnya yang memerah , ayolah! Dia ingin mengatakan 'ya' saja lidahnya keluh!

"Aku....










































TBC...

Eak gantung:v

Aku buat cerita baru kak , tapi masih aku draf , nanti ajalah aku publish , habis bulan ramadhan:v

•TAUFAN• [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang