CHAPTER 18

402 73 166
                                    

╔═══════════════════════╗e a r l y  n o t e s:

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

╔═══════════════════════╗
e a r l y  n o t e s:

Long chapter! It's better untuk baca saat
betul-betul luang karena jumlah kata yang
berbeda dari biasanya.

╚═══════════════════════╝

╚═══════════════════════╝

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Kim Jiya.

Jimin selalu bertanya-tanya perihal—kapan ia bertemu dengan perempuan kirana tersebut, padahal dia sendiri tahu jawabannya. Yang menjadi perkara krusial adalah Jimin tidak tahu histori di balik afeksinya yang begitu mudah diberikan pada Jiya. Padahal kalau mengingat kuantitas hari semenjak mereka bertemu, jelas kalau linear yang tergaris belum terlihat panjang. Lucunya, Jimin juga selalu bertanya perihal—kenapa kenya tersebut juga dengan mudahnya menempelkan diri pada kehidupan Jimin. Yang lebih lucu, Jimin terjebak dalam afeksi manis yang enggan ia lewati. Paragon kirana bagai antariksa yang berharga bagi Jimin. Iya, Jiya berharga bagi Jimin.

Jimin tidak tahu soal siapa yang gila atau yang terlalu menggebu-gebu. Atau barangkali keduanya sama-sama tidak memiliki alasan khusus di balik afeksi yang terfiksasi. Tak bisa dimungkiri, terkadang Jimin meragukan afeksi Jiya yang semacam pengalihan rasa sakit. Bahkan terkadang Jimin menganggap kalau Jiya masih memiliki afeksi pada Taehyung. Barangkali Jimin yang terlalu berlebihan atau berharap lebih.

Komposur mendominasi tatkala Jimin keluar dari bilik mandi. Ia tak menemukan presensi Jiya. Namun, belum sampai tiga detik keheningan menyergap, tahu-tahu Jiya memunculkan visualisasi tubuhnya sembari memberi fokus penuh pada ponselnya.

She did well today,” ujar Jiya secara tiba-tiba seraya menjatuhkan daksa di pinggiran tilam. “Aku pikir dia tidak bisa serius dengan projek ini.”

Jiya sempat berpikir kalau kenya nelangsa itu akan membuat projek Jiya hancur karena ada problematika personal yang sangat merugikan Yieun. Selain itu, sejujurnya Jiya khawatir kalau tiba-tiba Yieun memutuskan kontrak—dan ini ada konektivitasnya dengan diktum yang keluar dari mulut Ryuha tempo lalu.

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang