2 Minggu berlalu, semenjak kejadian itu. Harusnya mereka mulai menjalin hubungan yang lebih baik sekarang ini, tapi yang kini justru terjadi adalah keduanya yang sama sekali tak berinteraksi layaknya orang asing yang sama sekali tak mengenal
Banyak hal yang tak Jungkook ketahui dari jieun. Ia pikir, jieun hanyalah gadis miskin yang rela menyerahkan rahimnya hanya demi selembaran uang yang akan ia dapatkan darinya. Tapi ternyata Jungkook salah. Jieun ternyata bekerja di perusahaan ternama. Dan jabatannya pun tak main main di usia semuda dirinya
Seharusnya ini saatnya menguji coba hasil dari iseminasi yang mereka lakukan 2 Minggu yang lalu, tapi keadaan mereka justru berantakan seperti ini
"Negatif" Suara itu masuk tanpa izin menampakan wajah jieun yang begitu datar memperlihatkan hasil testpack yang sudah ia coba
"Aku sudah mencobanya berkali kali dan hasilnya tetap sama. Cara ini kurasa tak akan berhasil padaku. Aku sudah memikirkannya dan lebih baik kita melakukan yang kau sarankan"
Jungkook kembali merasa bersalah. Jieun seperti nya lebih merasa stress dibandingkan dirinya. Mengandung seorang bayi memanglah tak mudah, tapi Jungkook begitu mendesak jieun untuk segera mengandung tanpa memikirkan perasaannya sedikitpun
Tanpa berkata apapun Jungkook berjalan mendekat pada jieun. Hanya dengan dirinya yang mendekat pada jieun pun, wanita itu langsung memundurkan langkahnya seolah tau apa yang ingin Jungkook lakukan. Tapi sungguh, kali ini Jungkook tak ingin menyakiti kembali Jieun
"Maafkan aku" Jungkook memeluk tubuh jieun dengan lembut. Barulah saat itu, jieun terlihat begitu tenang meski tak membalas pelukannya
"Aku sangat keterlaluan mengatakan hal kasar itu tanpa memikirkan perasaanmu. Sekarang aku tak akan memaksamu untuk cepat hamil. jika kau takut melakukannya, Kumohon bertahanlah untuk cara pertama yang kita lakukan. Aku tak akan mengulangi kesalahanku lagi. Maafkan aku"
Untaian kata yang begitu panjang dari Jungkook sungguh menenangkan jieun. Jujur saja, dia menangis sebelum kemari setelah melihat belasan testpack yang ia beli menunjukan hasil yang sama. Ia takut Jungkook akan marah padanya, tapi melihat Jungkook yang bersikap lembut padanya jieun semakin yakin ia adalah Jungkook yang ia kenal
"Terima kasih karena sudah mengatakannya" jieun bergumam begitu kecil membalas pelukan Jungkook yang terasa begitu hangat
******
"Kuharap kau menjaga sikapmu Jungkook-ssi, bersikaplah seperti aku adalah pasanganmu" jieun memperingatkan Jungkook sekali lagi sebelum keluar dari mobil. Ini adalah kali pertama mereka datang ke rumah sang kakek sebagai sepasang kekasih. Dan jieun tak ingin kejadian 2 Minggu lalu terulang begitu saja di depan kakeknya
"Aku mengerti. berhentilah mengomel jieun-ssi" Jungkook menarik tangan jieun Dan menggenggam tangan jieun selayaknya sepasang kekasih. Tentu saja, Jungkook tak ingin kalah lagi kali ini. Terutama di depan kakak tirinya
"Sepertinya bukan kita saja yang di undang kemari" jieun melepas genggaman tangan Jungkook dan beralih memegang lengan kekar Jungkook dengan mesra. Senyum jieun tak tampak begitu saja melihat pasangan lain yang mendekat ke arah mereka. Dan tentu saja Jungkook merasakan hal yang sama dengannya
"Kalian sudah datang juga rupanya" sapaan menyebalkan itu terdengar sangat menggangu di telinga jieun. Dan lihatlah pakaian mereka, terlalu mewah hanya untuk menghadiri undangan dari sang kakek
"Apa yang kalian lakukan disini?apa kakek yang menyuruh kalian kesini juga?"
"Kau pikir, hanya kau yang satu satunya cucu kakek, tentu saja kakek memanggil kami kesini karena ingin membicarakan pernikahan kami. Bukankah begitu sayang?" Jieun mendelik malas mendengarnya. Untuk alasan apapun itu, ia sama sekali tak peduli
KAMU SEDANG MEMBACA
Remember Me? [Jeon Jungkook - Lee Jieun ]
FanfictionHarta adalah segalanya bukan?maka Jungkook akan mendapatkan segalanya dan mempertahankannya dengan cara apapun Memiliki anak tanpa sebuah status pernikahan. Tentu saja mencari wanita yang bisa ia pinjami rahimnya tak bisa ia dapatkan dengan mudah Ta...