7. Lima Belas Menit

26.5K 3.8K 1.4K
                                    

Selama tiga hari lebih setelah ulang tahun Jeno hari itu Renjun tampak menjauhi Jaemin dan Jeno. Terlebih setelah kejadian Jeno membentak Renjun hari itu membuat Renjun jarang pergi ke kosan, ia hanya sekedar mengambil sesuatu atau mandi.

Ya Renjun sedikit takut dengan Jeno, ia menghindari keduanya karena takut Jaemin melakukan hal yang sama. Meskipun Jeno sudah meminta maaf, rasanya tetap saja. Luka terkena rokok Jeno hari itu juga belum sepenuhnya sembuh.

Ia hendak pergi ke kosan Jeno dan Jaemin untuk mengambil buku gambar miliknya yang tertinggal, tangannya menggenggam dot berisi susu buatan Winwin. Ia harus cepat mengambilnya sebelum Jeno dan Jaemin kembali.

Dan sialnya ia tak langsung menemukan buku gambar yang hendak ia ambil. Ia mencarinya terlebih dahulu di meja belajarnya yang penuh dengan buku dan mencarinya di rak.

"Nyari ini?" Jeno keluar dari kamarnya, ia membawa buku gambar Renjun di tangannya.

Renjun tidak tahu jika Jeno sudah berada di kosan terlebih dahulu.

"Iya, sini balikin," Renjun menggigit dotnya untuk meraih buku gambar yang ada di tamgan Jeno. Jeno sengaja mengangkat buku gambar itu tinggi tinggi supaya Renjun tak bisa mengambilnya.
"OM JEN!!!"

Teriakan Renjun benar benar membuat telinganya berdengung, teriakan Renjun memang tak pernah mengecewakan.

"BALIKIN! aku aduin mama ya?" Renjun mengancam, ia meletakkan dotnya ke sofa kemudian kembali berjinjit untuk meraih buku tersebut.

"Aduin aja sana gue gak takut," Jeno menyeringai, ia menoleh ketika Jaemin pulang membawa buah buahan dalam kantong plastik di tangannya.
"Dari mana lo?"

"Dari rumah, mama gue nitipin ini, katanya buat kita," Jaemin mengangkat kantong plastik di tangannya kemudian tersenyum ke arah Renjun. Ia berjalan ke dapur untuk meletakkan buah buahan dari mamanya.

"OM JEN!! BALIKIN!!" Renjun kembali berteriak, matanya mulai berair menandakan sebentar lagi ia akan menangis, rasa kesal dan takut bercampur menjadi satu.

"Balikin Jen, kasian anak orang lo bikin nangis,"

"Iya iya, nih," Jeno menyodorkan buku gambar itu pada Renjun yang kini justru memunggunginya, anak itu menunduk sambil menangis.

Renjun tak menggubris ucapan Jeno, ia tak lagi menginginkan buku gambarnya.

"Njun? lo nangis?" Jeno menyentuh pundak Renjun namun Renjun langsung menjauhinya.
"Masa gitu doang lo nangis sih? cengeng,"

"Jen.." Jaemin menatap Jeno tajam, sudah bersama Renjun satu bulan lebih sepertinya tak cukup untuk membuat Jeno memahami Renjun yang memang seperti anak kecil. Ia menbawa Renjun untuk duduk di sofa.

"Duh maafin gue, jangan nangis lagi ya?" Jeno berjongkok di hadapan Renjun.

"Sana lah om Jen pergi aja om Jen nyebelin, om Jen galak,"

Jeno terdiam mendengar ucapan Renjun, ia paham sekarang tentang apa yang membuat Renjun tidak mau berada di kosannya.

"Soal itu kan gue udah minta maaf sama lo, masa lo gak maafin gue?" Jeno menggenggam tangan Renjun yang masih terbalut kain kasa sebab terkena rokok menyala hari itu, nada suaranya menjadi lembut tak seperti biasanya.
"Yaudah maafin gue lagi, dimaafin gak?"

"Iya,"

"Beneran?"

"Iyaa om Jen..."

"Masa?"

Renjun benar benar geram dengan Jeno, ia menarik Jeno untuk mendekat kemudian mencium bibirnya sekilas.

"Dimaafin!"

BABY BOTTLES - NORENMIN [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang