Diskusi Tanpa Emma

32 9 0
                                    

Semua tidak sesuai dengan yang Emma harapkan--The Dynamic Comission menjauh darinya--namun itu persis dengan ekspetasinya terhadap mereka.

Sejak perdebatan Alex dan Edward waktu itu, Edward pun memutuskan untuk berhenti mengejar Emma. Namun sayangnya, rasa sia-sianya itu berganti menjadi dendam kepada Alex, juga berada di posisi korban dan menceritakan segala rasa sakit yang ia rasakan kepada Farrah dan yang lainnya.

Tanpa ia sadari, Emma dikucilkan dari lingkaran pertemanan itu. Farrah tidak pernah lagi mengajaknya pergi ke kafetaria. Katherine sering memandang Emma anak rumahan yang kurang gaul dan ketinggalan zaman. Ernest tak lagi menawarkan ahoynya, melirik Emma saja tidak mau. Seolah Emma memang tidak pernah ada di sana. Lalu Mack tidak pernah lagi mengajak Emma membuat lelucon, dan Irene seringkali menunduk bila melewatinya. Apalagi Edward yang enggan menatap Emma, hatinya bersumpah tidak akan pernah menerima kenyataan bahwa ia tidak dihargai. Padahal, Emma sebisa mungkin untuk membuat hubungan mereka baik-baik saja. Ia pun sudah menghargai Edward hanya saja bukan dalam bentuk membalas perasaannya. Tetapi Edward tidak ingin seperti itu. Ia ingin memiliki Emma sepenuhnya, tak ada yang menghalangi.

Sudah sebulan setengah Emma tidak lagi tertawa-tawa ketika membuka chat di WhatsApp. Grup chat The Dynamic Comission sudah menjadi kolom yang hening luar biasa semenjak kejadian menonton bioskop itu.

Semua penghuni grup masih ada di sana; Emma, Edward, Ernest, Farrah, Irene, Katherine dan Mack dengan nomor yang masih aktif milik mereka. Emma bukanlah seorang yang dungu. Ia tahu, tak mungkin grup yang awalnya seramai itu, setiap detik tak pernah terlewat untuk saling mengetik, kini lenyap seolah tak berpenghuni. Emma tentu tahu, mereka tak tega untuk mengeluarkannya dari grup. Jadi, mereka membuat grup Dynamic lainnya, tanpa dirinya.

"Farrah, mengapa grup sepi sekali? Aku sudah lama tidak menerima pesan dari kalian," ucap Emma sendu. Ia tidak mau menyalahkan Farrah atau yang lainnya. Yang ia perlukan adalah jawaban dari 'kenapa'.

"Lagian tidak ada yang penting, Emma." Farrah menjawab tanpa meliriknya.

"Lama-kelamaan rindu juga membahas hal-hal yang tidak penting," ujar Emma, ia lanjut menulis catatannya.

Farrah menelan ludah, ia sebenarnya tak tega membiarkan Emma tidak bergabung dengan grup mereka. Tapi, apa boleh buat? Semua seolah sudah terprovokasi oleh Edward agar membenci Emma. Farrah sempat menyayangkan, lebih baik tidak menyukainya sikap Emma kepada Edward daripada membenci gadis itu sepenuhnya. Farrah ingin membetulkan semua hubungan ini, agar tidak ada yang tersakiti dan semua bisa saling memaafkan.

~~~

Edward menendang meja. Kelima Dynamic terlonjak karenanya. Emma tidak ada di sana, dan sudah kesekian kalinya Edward berang ketika menceritakan kesedihannya.

"Padahal ini kesempatanku! Kenapa harus ada Alex datang ke sekolah ini?" Edward tampak sangat frustasi. Farrah menutup wajahnya, takut sepupunya bisa stress berat hanya karena cinta.

"Ed, lupakan Alex. Lupakan Emma. Selesai!" Mack mengetuk meja dengan telunjuknya.

Edward menggeleng. "I'm fucking love her!"

Irene menoleh ke arah lain dan bergumam, "Oh astaga! Bila Mr. Grazer mendengar anaknya berkata seperti itu aku tak tahu apakah esok hari Effingham masih ada atau tidak."

Edward pura-pura tak mendengar. Gumaman Irene tidaklah penting baginya. "Aku ingin Alex dikeluarkan dari sini."

"Woahhh no no no no!" Ernest melambai cepat. "Apa yang akan kau lakukan memangnya? Merundungnya? Ingat, Ed. Kau bisa saja melakukan apa pun jika ayahmu bukan kepala sekolah. Kau sendiri yang bilang begitu."

HAUTE VALUER [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang