part 20

2.3K 95 1
                                    

Kini Zelin Yuni dan Nila sedang berada di kelas, jika kalian bertanya apa mereka sedang belajar jawabannya tentu tidak.

Mereka kini sedang mempersolek diri, siapa perempuan yang tidak ingin mempunyai wajah cantik, pasti tidak ada, termasuk mereka mereka melakukan hal tersebut agar diri mereka terlihat cantik walau sebenarnya tanpa mempersolek pun diri mereka sudah cantik.

Zelin sedang memoleskan lipstik dibibir nya, dia pun mengulum bibirnya di depan cermin berukuran sedang sehingga dia mampu melihat bibir sexi nya tersebut. Jangan lupakan warna bibirnya yang pink alami di tambah dengan war pink juga.

Tak jauh berbeda dengan Zelin kedua sahabatnya pun sama, sama sama berdandan tapi yang membedakan adalah alat mereka, jika Zelin di bibir maka Yuni, di pipinya.

Yuni memakai blush on yang bewarna merah muda, sehingga memperlihatkan wajahnya yang menjadi lebih menarik.

Sedangkan Nila dia sedang memakai maskara di bulu mata lentik nya,

Yuni yang sudah selesai dengan blush on nya pun berniat untuk meminjam maskara milik Nila.

"Nil pinjam maskara Lo dong!"

"Nanti! Lo nggak lihat gue masih Makai!" Balas Nila dengan juteknya.

"Jangan lama lama ya?" Pinta Yuni.

"Serah gue lah kan punya gue,"

"Ye siapa juga yang bilang jika itu punya maymunah," sewot Yuni.

Nila tak menanggapi ucapan Yuni, dia lalu melanjutkan kegiatannya tadi.

Sambil menunggu Nila, Yuni ingin meratakan alisnya, pasalnya tadi pagi dia lupa alisan karena nggak sempat karena takut terlambat sekolah.

Lalu dia mengambil pensil alisnya dan mulai memoleskan di alisnya bagian kiri.

Jika cewek sudah memegang pensil alis maka mereka akan lupa segala hal. Yuni pun sama jika sudah memegang benda yang satu ini akan lupa segalanya karena fokusnya hanya satu yaitu menggambar dengan benar dengan ukuran yang sama.

Waktu telah berlalu hingga Nila selesai dengan kegiatannya. Lalu dia pun memberikan maskara tersebut ke Yuni, tapi apa Yuni tidak menggubrisnya dan mengabaikannya.

Yun nih gue udah selesai, tak ada jawaban dari Yuni.

"Yun,"

"Yuni____"

"Gue sumpahin Lo budek beneran," jengkel Nila.

Nila pun menoleh ke arah Yuni, memang tadi dia tidak menatap Yuni karena memang dirinya tadi fokus pada cermin untuk melihat hasil karyanya.

"Pantesan nggak jawab jawab," gumannya lirih.

"Gue kerjain aja deh_"

Tiba tiba muncul ide jahil di otak Nila. Dengan semangat tiga ratus enam puluh derat jiwa jahilnya berkobar dan meronta ronta agar segera di laksanakan niatnya tersebut.

"Srek__"

Dengan sengaja Nila menyenggol bahu Yuni, dan terjadilah hal yang tidak di inginkan oleh Yuni. Kini pensil alisnya meleset dari gambar tujuan.

"Upss___ sorry nggak sengaja,"

Muka Yuni merah padam, matanya menatap tajam Nila.

"Lo pasti sengaja kan!?" Bentaknya ke Nila.

"Di bilangin nggak sengaja juga,"

"Halah, ngaku aja deh Lo,"

"Kan gue udah ngaku," Nila masih santai menanggapi Yuni.

CHANGEDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang