"Tidak bersama Jisa? Tumben sekali."
Jiya hanya menampilkan senyuman asimetris seraya menjatuhkan bokongnya pada kursi. Alasan konkret mengapa ia tidak bersama Jisa lantaran anak tersebut masih berada di rumah Taehyung-meskipun Taehyung sendiri sedang pergi bekerja. Selain itu, Jiya memang ada karsa khusus untuk menemui Lim Seokjin. Kehadiran Jisa tidak krusial bagi Jiya.
Lim Seokjin. Pria dengan umur tiga puluh delapan tahun yang memiliki rupa yang kelewat menawan, kepribadian cerah, dan alim-bisa dikatakan bahwa Lim Seokjin adalah manusia paling waras dan alim bagi Jiya. Seokjin adalah satu-satunya adam yang memiliki relasi lama dengan Jiya. Sekitar dua puluh empat tahun kalau tidak salah. Keduanya mengenal karena orangtua Seokjin pernah punya intensi mengangkat Jiya sebagai anak lantaran mendadak ibu Seokjin tidak bisa hamil lagi.
Menyadari roman Jiya yang nampak serius, sontak Seokjin sesegera mungkin berjalan ke arah kursi miliknya. Menatap lamat Jiya, lantas berujar, "Masalah data dari Taehyung, ya?"
Jiya mengangguk absolut, "Apa benar?"
Adam tersebut menguar napasnya sebagai mukadimah. Ia berdeham sebentar. "Masih ambigu, Ji. Kau takut itu rekayasa, kan? Jadi aku masih belum bisa memberi kejelasan. Namun, aku tetap bisa memberikan konklusi bahwa data tersebut benar, karena terasa meyakinkan, terutama sebabㅡwell, di sisi lain, kau sendiri sudah ke rumah sakit dan meminta validasinya, kan?" katanya. "Yang menjadi ambigu adalah kejadian ini sudah cukup lama dan aku belum mendapatkan informasi dari orang Divisi Reserse Kriminal Nevada. Satu hal-aku mencurigai adanya intensi khusus di sini. There is something wrong, Ji."
Seokjin-adam manis, baik, dan sangat-sangat adun ini-selain mengurus sebuah panti asuhan, ia juga menjadi orang penting yang menangani person-person durjana yang terjerat kriminalitas. Dia memiliki relevansi penuh dengan kekejaman hidup di bentala. Jiya pikir, perihal data absurd yang dikirimkan oleh Taehyung, Seokjin bisa menanganinya. Makanya, Jiya menaruh cahaya penuh pada Seokjin.
Adakalanya Jiya mesti memercayai Taehyung, meskipun malas sekali. Jiya hanya berpikir bahwa tidak ada salahnya untuk mendukung intensi Taehyung. Semerta-merta hanya ingin menuntaskan hasrat diri soal bagaimana Jiya juga ingin tahu histori konkret atas kepergian si papa durjana itu. Jiya muak saat Taehyung terus-menerus meloloskan diktum bahwa ia tidak pernah meninggalkan Jiya.
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]
Romansa[ 𝐜𝐨𝐦𝐩𝐥𝐞𝐭𝐞𝐝. ] Ketika netra saling bersitatap kembali, varietas perasaan eksentrik sontak bersarang dalam serebrum dan sanubari. Turbulensi saraf menyerang, katastrofe melanda. Dalam rengkuhan relasi absurd itu, Jung Taehyung dan Kim Jiya m...