5.Detik-detik perpisahan

22 7 1
                                    

***
Selang 6 bulan kemudian

Di kantin sekolah duduklah 2 orang anak sedang bersantai sambil mengobrol setelah selesai menikmati makanan, siapa lagi kalau bukan Lina dan Vella

Lina : "Tak terasa waktu berlalu begitu cepat, padahal rasanya baru kemarin kita masuk kelas 7"

Vella : "Iya Lin, btw setelah ini rencananya mau melanjutkan sekolah atau mondok?"

Lina : "Emm, aku melanjutkan sekolah Vel, aku ingin mengambil jurusan IPS, kalau kamu?"

Vella : "Aku mau mondok Lin Dan mengambil jurusan keagamaan"

Lina : "sudah kuduga, kan cita-citamu ingin jadi Dosen Agama. Aku doakan semoga kamu betah dipondok ya Vel"

Vella : "Hehe, tau aja ih kamu ini"

Tiba-tiba bel masuk pun berbunyi, aku dan Lina bergegas menuju kelas.

"Anak-anak besok ada Ujian Ma'arif ya... Persiapkanlah dengan sungguh-sungguh agar nilai kalian memuaskan" (ucap Bu guru kepada semua murid kelas 9)

"Iya siap Bu...."(sahut murid-murid)

Disambut dengan matahari yang bersinar terang, langit yang cerah, dan angin yang sepoi-sepoi. Aku bersama Lina berangkat dengan berseragam rapi, sepatu yang bersih dengan berjalan kaki menuju sekolah

Nata adalah teman sekelas kami, ia terkenal ramah dan baik hati.

"Hai guys, kok baru datang sih, padahal aku udah nungguin kalian dari tadi loh" (teriak Nata dari kejauhan dengan lambaian tangan dan menyambut kami datang)

"Wkwkwk iya, maafin ya kalau kelamaan menunggu" (sahut Vella yang datang menghampiri Nata)

"Hey kenapa kalian masih santai disitu, ayo cepat masuk kelas, ujian akan segera kita mulai" (cakap Bu guru dari lantai 2 gedung sekolah)

Kami berjalan cepat bergegas menaiki tangga...

Bu guru : "Mari kita berdoa dan memulai ujian maarif nya"

Murid-murid : "Iya bu..."

Ujian ini dilakukan 8 hari, tidak terasa dari hari pertama sampai hari terakhir mereka mengerjakan ujian maarif dengan lancar...

Nata : "Alhamdulillah, akhirnya selesai juga"

Lina : "Iya Alhamdulillah"

Bu guru : "Anak-anak, perpisahan kalian tinggal 1 bulan lagi, tolong dipersiapkan ya, untuk panggung dan keperluan yang kita butuhkan nanti. Tenang saja, kalau soal toga sudah bapak ibu guru siapkan"

Murid-murid : "Iya bu..."

1 bulan pun tiba begitu cepat, hari perpisahan sudah didepan mata. Tepatnya hari ini adalah hari perpisahan, dimana banyak kebersamaan, kekompakkan, suka duka telah dilalui bersama, dan hanya akan menjadi sepenggal kenangan nantinya. Namun wisuda kali ini hanya dihadiri oleh bapak ibu guru dan wisudawan-wisudawati saja, karena lulusan ini adalah lulusan Corona Part 2...

***

Perpisahan
Kata yang tak ingin diucapkan
Kata yang paling dihindari
Kini tiba saatnya
Saat dimana rasa kehilangan itu ada

Begitu banyak rintangan
Begitu banyak hambatan
Begitu banyak kesedihan

Semua ini benar-benar dihadapi
Dengan cara tak terbayangkan
Dengan sebutan angkatan virus mematikan

Walaupun tak ada perpisahan yang pantas
Dalam batin aku percaya bahwa Tuhan akan membuatnya tuntas
Sebagaimana yang sudah terencana semestinya

***

Vella : "Jangan sampai kau melupakanku Lin, walau kita tidak satu sekolah lagi, tapi kita masih bisa bertemu"

Lina : "Iya Vella...Maafin aku, aku sering jahilin kamu, aku sayang kamu dan aku akan sangat merindukan masa-masa Kita disekolah ini" (sambil mereka berdua berpelukkan)

-Kemampuan sepesialku adalah berpura-pura tersenyum ketika dunia memintaku menjatuhkan air mata. Berlinang air mata tangis haru antara bahagia dan sedih tercampur dalam satu wadah

-Perpisahan bukanlah akhir dari segalanya tapi perpisahan adalah awal dari segalanya tuk memulai awal kesuksesanmu.

S3 (SAHABAT SANTRI SEJATI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang