4

779 134 18
                                    

sunghoon sangka jake kerjanya hanya dapat merengek minta ini itu dengan orang tua, ternyata sunghoon salah. jake lebih parah dari itu.

"satya, sumpah gue gak bisa kalo gak makan daging!"

sudah berkali-kali sunghoon bilang kalau tutut yang dicari tadi juga daging. daging keong sawah. sunghoon pemikirannya terlalu luas, sampai siput liar pun dikatakan daging. tapi, kan memang keong ada dagingnya.

"ini lho, daging juga."

jake menggeleng, bibirnya sudah seperti tokoh kartun burung ketapel, maju lima senti. bi sumi juga sudah membujuk jake untuk makan, tapi tetap bebal.

"dicicip dulu, azka."

sunghoon benar-benar sabar. kalau tidak sabar, mungkin jake sudah tenggelam di bendungan dekat sawah.

setelah satu jam, bahkan bi sumi dan bapak sunghoon juga sudah pergi dari meja makan, jake baru mau makan.

"enak 'kan?" satu gigitan pertama setelah sulit sekali mencukil daging si keong (sunghoon yang berusaha) jake baru merasakan, ini enak banget serius. jake menyesal tidak sedari tadi ikut makan.

"enak anjir."

sunghoon bernapas lega. beruntung sekali jake mau makan.

acara makan selesai, masih pukul delapan malam. biasanya sunghoon ikut meronda dengan jay atau ikut diajak bapak main catur. tapi, jake mana mau diajak begitu.

"mau ikut aku ndak?"

jake yang duduk diteras sedari tadi mendongak menatap sunghoon yang bangkit dari duduknya. "kemana?"

"ke kamar mandi."

jake sedang malas mengumpat, karena efek kekenyangan. "skip. pegi sana." tangannya mengibas, mengisyaratkan sunghoon pergi. yang diusir malah tertawa kecil.

jake bosan sekali. tiba-tiba teringat si pacar. sedang apaya disana? disini serius tidak ada sinyal internet ternyata. ponsel jake saja sudah disimpan dikoper, seperti barang tidak berguna.

"satya! ronda cuk ronda!"

keberuntungan berpihak pada jake. si mas ganteng penggembala domba ujuk-ujuk datang sendiri. tau saja jake sedang ingin melihat yang tampan-tampan. sunghoon tampan sih, cuma suka bikin kesel aja.

"he? yang disawah tadi ta?"

jake mengangguk ribut. wajahnya berseri-seri. jay silau, glowing.

cepat sekali tau-tau tangan jay dijabat. "azka!"

"reyhan. siapa ne satya?"

baru akan menjawab, sunghoon malah datang melepas jabatan tangan. "ndak boleh kepo."

jay masa bodoh. jake sebal sekali dengan sunghoon, tidak senang sepertinya kalau jake senang.

"lapo?" (kenapa?)

"ndak ronda?"

sunghoon lihat jay sudah bawa kopi sachet dan pakai sarung kotak-kotak andalannya. sunghoon malah menggeleng, membuat jay kecewa. sedikit.

"ndak. ini ndak ada yang jaga, nanti diculik wewe gombel."

jake bingung, wewe gombel itu apa? sadar seperti obat nyamuk, tapi juga digigit nyamuk sejak tadi, jake masuk saja kedalam kamar.

"yaudah, besok aja, tak pulang sek!"

sunghoon masuk mengikuti jake, saat jay sudah hilang dari pandangan. baru masuk ke kamarnya, jake sudah tidur. cepat sekali, tau-tau sudah tidur.

sunghoon mematikan lampu kamar dan keluar. beralih ke kamar disebelah kamarnya, kamar si adik yang sudah lama tidak ditempati.

pigura kecil di dinding membuat dada sunghoon nyeri. gadis kecil dengan pita merah.

"dik, mas kangen."

.

.

.

— wili's note
aku sibuk banget sumpah. kerja, lembur terus :') jadi aku slow update banget. dan ini chapter pendek banget wkwkwkw. nggak apa lah ya, kado ultah jeyi.

ini reyhan sama satya di potoin azka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

ini reyhan sama satya di potoin azka. tapi sumpah, jay kaya patung pancoran :'3

rise and shine!

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 20, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

teach me to live a better life.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang