Kejadiannya sudah lama sekali, tepatnya pada saat kakek berusia 18 tahun. Kakek mempunyai sahabat perempuan bernama Tasya, dia anak perempuan yang cantik dengan ciri khas rambut kepang dua nya. Namun ia mempunyai satu keterbatasan, kedua kakinya lumpuh dan ia selalu jadi bahan bully an di sekolah. Kakek menjadi satu - satunya teman sekaligus sahabatnya waktu itu.
Ia pernah bercerita pada kakek tentang masa kecilnya, suram. Ia di lahirkan dalam keadaan cacat, orangtua nya yang mengetahui hal itu pun pergi meninggalkannya, sungguh naas nasibnya. Sedari kecil ia di rawat oleh nenek dari ibunya, beruntung nenek nya adalah orang yang sangat baik. keterbatasan Tasya bukan masalah baginya.
Ia merawat Tasya dengan sangat baik, seperti hal nya hubungan anak dengan ibu pada umum'nya. Namun pada saat Tasya berumur 15 tahun nenek nya meninggal dunia, dari situ Tasya hidup sendiri, hampa. Tidak ada lagi warna dalam hidupnya.
Tasya tinggal di rumah neneknya seorang diri, untuk memenuhi kebutuhan hidupnya ia menjadi penulis novel, dan bomm! Novel pertamanya langsung di pinang oleh penerbit. Hingga saat itu ia pun membulatkan tekad nya menjadi seorang penulis.
Kakek yang mengetahui hal itu pun kagum, serta malu karena ia yang mempunyai keterbatasan saja bisa mandiri seperti itu.
*****
Singkat cerita kakek dan Tasya berangkat sekolah bersama, selalu seperti itu. Setiap pagi kakek menjemput ia di rumah nya, membantunya untuk berangkat ke sekolah dengan mendorong kursi rodanya. Karena sudah lumayan lama menjadi sahabat dan sangat dekat kakek pun menyimpan perasaan padanya "hehehe" kakek terlalu malu untuk mengungkapkan itu padanya.
Sesampainya di sekolah kita belajar bersama, sampai jam istirahat tiba Tasya mengajak kakek untuk pergi ke kantin di lantai 2 karena ia sangat haus. Tentu saja kakek menuruti permintaan nya.
Sesampainya di kantin kakek dan ia minum bersama, lalu teman kakek memanggil ia meminta tolong untuk membayarkan baso yang ia pesan karena uang nya tertinggal di kelas, dasar paul mengganggu saja momen kakek lagi berduaan dengan Tasya.
Kakek pun meminta ijin untuk membayar baso sebentar pada Tasya, ia tersenyum mengangguk tanda setuju, lalu membuka buku yang selalu ia bawa. Mungkin ia sedang membuat novel terbarunya, pikir kakek.
Kakek pun pergi untuk membayar baso, ternyata kakek melakukan kesalahan yang tidak akan kakek lupakan. Saat kakek pergi datang beberapa siswi menghampiri Tasya, mereka membawa Tasya keluar dari kantin menuju tangga, mereka mengejek Tasya menyuruh nya untuk turun tangga dan mengambil buku yang tasya pegang.
Kakek yang menyadari hal itu pun segera menghampirinya lalu merebut buku itu kembali dan memberikan nya pada Tasya.
"Woyy!! Kalian punya hati gak si? Tega - teganya memperlakukan teman kalian sendiri seperti itu!" kakek mencoba membela Tasya perempuan yang kakek sayang.
"Halah! Terserah kita dong, ganggu aja urusan orang. Pergi sana!" Sahut salah satu dari mereka sembari mendorong tubuh kakek. Sial karena kakek berada di ujung ubin tangga kakek pum terjatuh ke bawah, untung kakek selalu mengenakan tas ransel yang besar hingga kepala kakek terlindungi oleh tas itu.
Tasya yang melihat kakek terjatuh di bawah pun sepontan menggerakan kursi rodanya untuk menolong kakek, tanpa ia sadari yang ia lewati adalah tangga. Ia terjatuh dari kursi rodanya lalu menggelinding ke bawah entah berapa kali kepalanya terbentur, darah segar di kepalanya mengalir deras.
Kakek yang tau akan hal itu pun menghampirinya, namun ia seperti sudah pasrah akan hidupnya. Kakek memeluk nya erat, Tasya pun membisikan kata-kata terakhirnya.
" AK-AKU PERGI YA, SIMPAN BUKU INI BAIK-BAIK AK-AKU AKAN SELALU ADA DI DALAM BUKU ITU. SA-SATU HAL LAGI, AKU SAYANG KAMU."
Kakek tidak bisa menahan tangis, pecah. Perempuan yang kakek cintai pergi detik itu, Kakek belum sempat bilang sayang padanya.
*****
Sejak saat itu kakek selalu benci pada semua orang terlebih kepada orang-orang yang suka membully
23

KAMU SEDANG MEMBACA
Revenge
Mystery / ThrillerLangit-langit hitam dan kehancuran demi kehancuran menjadi saksi bisu melihat kepiluan lelaki yang tengah jatuh tersungkur "Terlambat! Kau tidak berhak memerintahku lagi, aku bebas melakukan apa yang aku suka. Haha" Suara teriakan yang terus semakin...