11 : Hubungan

292 55 2
                                    

Setelah rapat OSIS selesai, yang tersisa di ruangan itu hanya Giyuu dan Shinobu. Jam menunjukkan pukul 6 sore. Cahaya langit senja menerangi ruangan tempat mereka berada.

"Tomioka-san." Panggil Shinobu. Giyuu tidak menyahut. Ia menyandangkan tas pada bahu.

"Apa hubunganmu dengan gadis tadi?" Tanya Shinobu yang merujuk pada [Name]. Jangan salahkan jika Shinobu penasaran dengan itu.

Giyuu berbalik menghadap Shinobu. "Kenapa kau menanyakan itu lagi?"

"Kenapa Tomioka-san langsung mendatangi gadis tadi jika memang tidak ada hubungan apa-apa dengannya?" Shinobu balik bertanya. Ia mungkin akan sedikit memaksa agar Giyuu mau menjawab.

"A-"

Shinobu memotong. "Tomioka-san bukan orang yang pedulian pada orang lain. Aneh kalau Tomioka-san bertingkah seperti tadi. Apa dia keluarganya Tomioka-san?"

Giyuu mendengus kasar sambil keluar dari ruangan tersebut. Shinobu hanya membiarkan Giyuu pergi tanpa menjawab satupun pertanyaannya. Ia sebenarnya kesal.

Sementara Giyuu merasa tidak bisa lagi menyembunyikan hubungannya dengan [Name] lebih lama dari Shinobu. Buktinya, gadis itu bisa menebak dengan sangat tepat.

Entahlah, tapi Giyuu seolah tidak bisa berbohong pada Shinobu. Maka dari itu ia memilih menghindar dan tidak menjawabnya daripada menjawab dengan kebohongan.

•••••

[Name] masuk ke kamar kakak laki-lakinya. Ia mengabaikan suara pertengkaran orang tua mereka.

Kriet.

Giyuu yang sedang belajar menoleh saat suara pintu dibuka ia dengar. [Name] menutup pelan pintunya. Dan berjalan mendekati meja belajar Giyuu. Berdiri di samping meja yang di atasnya ada buku-buku serta lampu belajar berukuran sedang.

"Apa kau tidak bisa tidur?" Tanya Giyuu khawatir.

[Name] tidak pernah bisa tidur dengan nyenyak saat suara ribut orang tua mereka memenuhi seisi rumah. Sudah jadi hal biasa [Name] tidur di kamar Giyuu jika ia merasa tidak tenang. Karena hanya Giyuu yang bisa menenangkannya disaat ia sedang ketakutan.

Tangan Giyuu yang hendak menggapai rambut [Name] ditepis. "Apa maksud, Aniki?"

"Ha?" Satu alis Giyuu naik keatas.

"Tadi Aniki kan yang menawarkan diri untuk mengantarku pulang?"

Giyuu terdiam. Ya itu memang benar. Ia sudah menduga [Name] tidak akan fokus saat belajar setelah traumanya bangkit. Jadi Giyuu berpura-pura jalan di depan kelas [Name]. Lebih beruntungnya ia dipanggil oleh guru yang mengajar.

Meski tidak fokus, [Name] masih bisa mendengarkan perkataan orang-orang di sekitarnya. Sebab itu ia tahu jika Giyuu yang menawarkan diri. Dengan alasan Giyuu bisa melihat alamat rumah [Name] dari data di sekolah. Pintar sekali alasannya itu.

"Tapi kau tidak menolak aku antar, kan?"

"Karena aku tidak mau membuat teman sekelasku curiga." Jawab [Name]. 'Apalagi Sabito.' Lanjutnya dalam hati.

"Aku sudah katakan padamu Aniki. Bersikaplah seolah kita tidak saling kenal saat di sekolah."

Brak.

Giyuu berdiri sambil menggebrak meja belajarnya. Lampu yang ada di atas meja terjatuh menimpa buku-buku Giyuu.

"Walaupun aku yang paling bisa bersikap seperti itu." Kata Giyuu. [Name] menggigit bibir bagian dalam. Memang Giyuu yang lebih bisa daripada dirinya.

"Tapi aku tidak bisa untuk tidak khawatir padamu! Traumamu muncul dan tentu saja aku khawatir. Aku juga tidak bisa membiarkanmu pulang sendirian." Jelas pemuda bermata biru gelap itu.

[Name] tahu. Kekhawatiran Giyuu karena rasa sayangnya sebagai kakak pada sang adik. Bukan karena rasa sayang yang berlebihan seperti dulu.

Mereka sudah lama berjanji pada diri sendiri untuk membuang perasaan menjijikkan diantara mereka. Perasaan yang sempat membuat orang tua mereka murka dan menyiksa keduanya karena perasaan itu.

"Aku tidak ingin rahasia kita diketahui oleh penggemarmu, Aniki. Aku tidak ingin dibully lagi." Lirih [Name] menatap lantai kamar. Ia teringat bagaimana orang-orang di sekolah lamanya membully. Sangat mengerikan.

"Maafkan aku." Giyuu membawa [Name] dalam dekapan. Dekapan hangat dari seorang saudara. Rasanya sangat berbeda dengan dekapan Sabito.

[Name] mengerti sekarang. Giyuu sudah membuang perasaannya. Syukurlah kalau begitu. [Name] tidak ingin dirinya semakin dibenci oleh ibunya dan ibu Giyuu.

"Kita akan jaga rahasia ini bersama." Ucap Giyuu.

***

Ada yang tau rahasianya apa?

SECRET ; Sabito x Reader (Modern AU)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang