"Emang kalo gabut orang dengerin begituan ya?"
"Ya enggak, siapa tau kayak lo, kalo gabut cari mangsa."
"Ngarang aja."
"Gue pernah denger cewek cewek gosipin lo di toilet minggu lalu."
"Trus lo ngintip?"
"Gue punya telinga, dan masih berfungsi dengan sangat baik."
Petra terdiam, tampak sekali di wajahnya kesal karena tidak bisa membalas ucapan Abel. Ia merasa tidak bisa mengatakan apa apa di depan gadis itu.
"Kenapa diem? Gaenak ya punya pacar yang nggak bisa di kibulin?" Sindir gadis.
"Abel, kok lo nyebelin banget sih? Kalem dikit kek! " Kata Petra pada akhirnya. Ia kembali mengacak acak rambut pendek gadis itu membuat sang empunya kesal.
"Petraa!!" Teriak Abel tapi sebelum menyambung perkataannya, ponselnya bergetar dan melihat Jeremy yang menelepon.
"Halo Je?" Angkak gadis itu menempelkan ponselnya di telingannya.
"Oke." Jawab Abel kepada Jeremy lalu mematikan sambungan teleponnya, ia menatap petra kesal lalu bangkit berdiri.
"Mau kemana? Tadi siapa?"
"Jeje telepon katanya Guru fisika mau masuk."
"Ganggu ajasih."
"Gue tinggal ya."
"Gue anterin deh."
"Serah deh." Ucap Abel final lalu berjalan di depam Petra yang mencoba menyamakan langkahnya yang tentu saja mudah karena kaki cowok itu yang panjang.
"Gausah rangkul rangkul, lo bukan abang gue." Ketus Abel ketika Petra menyampirkan lengannya di bahu gadis itu.
"Galak banget sih, lagian siapa suruh lo cebol."
"Gue enggak cebol, lo aja yang kayak tiang bendera."
"Enak ya punya pacar cebol."
"Kayak mantanlo kemarin gak cebol aja."
"Mantan gue kemaren siapa?"
"Kak Anggun kelas IPS1."
"Oh itu, tapi dia imut banget sih."
"Kenapa di putusin?"
"Udah masanya."
"Emang dasar ya."
Tak terasa dengan obrolan mereka, sekarang mereka sudah sampai di depan kelas Abel yang masih tampak sepi, Petra menegok masuk kedalam tapi hanya melihat beberapa anak yang terlihat melakukan kegiatan masing masing.
"Ketua kelas lo ngibul, kelas lo masih sepi tuh!" Kata Petra setelah mengeluarkan kepalanya dari ruang kelas.
"Udah, lo balik kelas atau tebar pesona sama cewek cewek aja sana."
"Emang lo gabakalan cemburu?"
"Gue cemburu?" Ucap Abel menunjuk dirinya lalu tertawa keras lalu kemudian menunjukkan ekpresi datar dengan sekejap. "Ya enggak lah."
"Gue tersinggung loh, lo enggak sayang gue sebagai pacar."
"Lo lagi ngelawak? Dah sana pergi belajar sama temen lo, siapa namanya? Oh kak Raha."
"Gue juga pengen di panggil kak Petra."
"Kepanjangan." Tanpa pamit Abel nyelonong masuk kedalam ruang kelasnya, meninggalkan Petra yang hanya menatap punggungnya lalu pergi dari sana.