Academy Agent 'Donahue Kaditula' setidaknya itulah nama academy tersebut, academy yang berada dibawah naungan WE, di mana para muridnya merupakan calon agen WE juga dengan bidang yang sesuai dengan mereka.
Academy yang memiliki jenjang pendidikan dari tk hingga akhir, jalan kerjanya sama seperti sekolah pada umumnya kecuali di jenjang SMA yang memiliki batas waktu setengah tahun di tambah 1 bulan untuk semacam kuliah dan terakhir tes yang menentukan kelulusan.
Felicia menutup handphonenya setelah membaca tentang academy yang akan ia masuki lalu melihat kearah luar, tepat pada bangunan luas dan megah, Academy yang dimaksud tadi.
"Donahue, 'prajurit yang tangguh' dan Kaditula 'pedang', nama yang diambil dari bahasa sansekerta, menarik," gumam Felicia.
"Mas juga ngerasa gitu. Sekolah ini dulunya bagian dari properti keluarga Rafailah namun saat WE didirikan Opa menyerahkan sekolah ini untuk tempat latihan para agen," jelas Alan.
"Ya, para agen memang butuh latihan sih. Ayri ingat ya jangan bikin rusuh," ucap Felicia pada putra semata wayangnya yang dari tadi anteng duduk di pangkuannya.
"Iya Bunda. Tapi Ayri gak jamin."
"Khayri Rivandra Adijaya," ucap Felicia memperingati.
"Iya, Nyonya, saya gak akan bikin rusuh, Nyonya Adijaya tenang saja."
"Wah lihat Tuan muda kita ini, aku penasaran dari mana tuan muda Adijaya yang aku sayangi mempelajari itu," ucap Felicia kesal pada putranya tersebut.
"Addi dan Ethan, kalau sama ayah dan Bunda mereka pasti gitukan. Ayah sama Bunda juga kadang gitu," balas Khayri.
"Kebanyakkan anak kecil meniru sifat orang dewasa, tampaknya itu juga berlaku pada tuan muda Adijaya kita," ucap Alan sambil mencium pipi putranya itu, "ayo turun kamu gak mau terlambat dihari pertamakan."
Khayri mengangguk semangat membuat Alan tersenyum lalu turun dari mobil di susul dengan Felicia yang menghela napas kasar, mereka berdua selalu saja kompak.
"Ay, sini Ayah gendong," ucap Alan mengambil alih Khayri dari gendongan Felicia.
Khayri dengan senang hati digendong oleh Ayahnya itu. Felicia menghela napas pelan lalu tersenyum melihat ayah dan anak itu yang berbicara dengan di selingi oleh tawa. Hubungan keduanya membaik malah sangat baik. Mereka menjadi ayah dan anak yang akrab, Alan juga tampak seperti ayah yang penyayang dan perhatian pada putranya.
'Ya bagaimana pun mereka tetap ayah dan anak, mereka banyak kesamaan termasuk sifat,' batin Felicia dengan wajah yang awalnya tersenyum berubah menjadi datar ketika mendengar pembahasan keduanya.
"Jangan dibunuh dulu paham."
"Kenapa gak boleh? Oh apa harus Ayri bawa ke ruang bawah tanah dulu?"
"Itu ide bagus, siksalah dulu sebelum membunuhnya. Ah iya, apa Ayah minta ruang khusus untuk kamu ya?"
"Untuk Ayri main?! Harus ayah! Ay mau ruangan itu!"
"Tentu apa yang gak untuk an-"
"Gak ada, gak boleh!" tegas Felicia membuat perhatian mereka teralih pada wanita itu.
"Bunda," rengek Khayri.
"Ini di sekolah Ay, lagian kamu mau bunuh siapa? Tahan sebentar oke, Bunda gak mau kamu jadi kayak Ayah kamu," ucap Felicia membuat Alan melotot.
"Emang Ayah kenapa?"
"Sehari minimal satu orang."
"Gak pernah gitu ya Bun, Ay-"
KAMU SEDANG MEMBACA
I Am Felicia (Slow Up)
Misteri / ThrillerTeka-teki membingungkan, trik licik yang mengelabui, permainan pikiran serta sebuah dendam. Semuanya mulai terungkap, dia masih memainkan beberapa trik sebelum dia mengakhiri permainannya, sesuatu yang tak terduga, itu semua terjadi karenanya. Dan s...