CHAPTER 21

322 65 78
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pulang?” tanya Jiya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

“Pulang?” tanya Jiya. “Kenapa pulang? Aku mengizinkan kamu untuk tinggal selamanya dengan papa kesayanganmu itu.”

Jiya absolut masih bisa merasakan bagaimana ia tidak tega bersikap seperti ini pada Jisa. Namun, ia harus.

Dia masih ingat, saat awal Taehyung menampakkan diri di depan Jisa dan Jiya, Jiya enggan sekali untuk membuat Jisa dekat dengan Taehyung. Jiya hanya khawatir kalau afeksi dirinya pada Jisa akan berkurang. Pertama, Jisa menjadi lebih sering bersama Taehyung ketimbang Jiya. Kedua, Jisa makin mengingatkan Jiya perkara Taehyung—apalagi Jisa selalu menceritakan kegiatannya bersama Taehyung. Dan kekhawatirannya terjadi.

Bocah cantik itu malah menunjukkan senyum kotaknya. Mirip sekali dengan Taehyung. Dia merasa tidak tersinggung dengan diktum Jiya yang seolah-olah mengusir.

“Ji. Don’t be rude!” Taehyung menimpali. Pelan. Namun, terdengar sangat afirmatif.

Jiya memutar bola matanya. “Bawa pergi sana—” Secara konkret, diktum Jiya terpotong tatkala Jiya mendengarkan suara cempreng Jisa. Otomatis kenya munafik itu memberi atensi pada Jisa yang tengah menengadah ke arah Jiya. Netra bocah tersebut meloloskan pinar kirana yang sangat mirip dengan netra Jiya. “—Mama. I miss you!”

Jiya hanya berdeham. “So?”

Rungu Jiya mendapatkan sensor yang sangat kentara. Taehyung mendecak. Adam tersebut melangkah maju. Ia memberi posisi dekat dengan Jiya hendak berbisik. Jiya hendak menjauh, namun Taehyung memblokade pergerakannya. “Aku sudah bilang. Jangan menganggap Jisa sebagai kesalahan. Aku yang salah,” katanya.

Sepersekian sekon, Taehyung mendaratkan labiumnya tepat di kening kenya tersebut. Keahlian Taehyung adalah membuat Jiya luluh. Untuk momen seperti ini—semenjak Jiya membenci Taehyung—meluluhkan Jiya tidak semudah dulu. Namun, setidaknya hal tersebut bisa memberikan efek bagus. Taehyung tidak akan pernah lupa: Jiya itu munafik.

𝐌ㅡ𝐒𝐢𝐧𝐚𝐭𝐫𝐚 [✓]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang