01 •• Kastil Kecilku ••

80 15 16
                                    

Arthur's PoV~

Kalian tau, bagaimana rasanya di buang?

Yah, aku baru saja merasakannya saat ini.

Usiaku sudah menginjak kepala dua sekarang. Sebagai putra bungsu dari raja negeri Ecestarias, aku tak bisa menolak saat mereka mengirimku ke daerah perbatasan negeri dengan alibi 'kekacauan'.

'Tak ada yang mengajarimu memberontak' katanya.

Omong kosong. Mereka hanya ingin aku meninggalkan istana pusat karena keadaan fisikku.

Ada satu suku dimana tak ada satupun penduduknya yang buruk rupa. Terkenal dengan rambut pirang dan kulit putih pucat mereka. Kami mengenalnya dengan nama suku Empress. Orang-orang percaya mereka adalah keturunan langsung dari permaisuri tercantik di zaman dulu.

Dan, Ibuku adalah salah satu penduduk di suku itu.

Namun satu kalipun aku tak pernah melihat bagaimana cantiknya dia. Aku hanya mendengarnya dari cerita pelayan istana.

Rambut perak, putih pucat. Itu adalah wujud kakakku jika kalian ingin aku mendiskripsikannya. James Philips von Dutch.

Katakanlah, dia salah satu 'produk' berhasil yang dilakukan ayahku.

Ya, Produk. Dan kakakku adalah percobaan pertamanya. Entah bagaimana, dia bisa terlahir dengan keadaan fisik yang nyaris sama dengan suku itu. Dan karena terlalu senang, ayah mencoba 'membuatku'. Untuk melihat siapa yang paling tampan diantara kami.

Sayangnya, aku terlahir dengan rambut cokelat dan kulit putih. Hanya kulitku saja yang berhasil.

Setelah itu, mereka terus optimis bahwa rambutku pasti akan berubah menjadi lebih cerah seiring bertambahnya usiaku. Namun sayangnya, sampai aku sebesar ini pun, tak ada yang berubah dari tubuhku. Aku tetap 'produk' gagal yang hanya menjadi aib bagi keluarga istana. Padahal mereka tak ada satupun yang keturunan suku itu sendiri. Tapi terus saja menyebutku 'gagal'.

Setiap kali pesta diadakan di istana, ratusan pasang sorot mata yang melihatku seperti melihat sampah yang harus disingkirkan. Dan aku tak lagi diizinkan untuk muncul di halayak umum.

Aku di sembunyikan.

Dan kini, aku dikirim ke kastil perbatasan dengan hutan Sancaria. Tempat dimana suku Empress bersembunyi. Dan diburu setiap tahunnya.

Entah karena alasan apa aku dikirimkan kemari. Menghentikan pemburuan atau menangkap mereka semua?

Namun belakangan ini, aku dengar mereka semakin mengganas. Beberapa warga ditemukan tak bernyawa dan hanyut di sungai dengan lambang garis tiga di perut atau punggung mereka. Yang menandakan suku Empress sendiri yang menghabisi mereka.

Tapi, bukankah sedikit salah kalau memerintahkan keturunan mereka untuk menghabisi mereka?

***

Dari sekian banyak kasus di kota Sancaria, semuanya menandakan bahwa mereka memang brutal dalam menghabisi nyawa penduduk. Aku harus menghentikannya secepat mungkin. Sebelum semakin banyak yang terbunuh.

Yah, seharusnya begitulah. Tapi jumlah pengawal dan sumber daya masih berada di bawah standar untuk penyergapan mereka.

Aku harus menghentikan kasus besar ,tapi apa yang mereka bawakan untukku terlalu kecil.

Kami hanya memiliki setidaknya 50 pengawal berpengalaman, dan sisanya baru saja lulus dari pelatihan mereka. Kemampuan berpedang dan panah mereka juga tak begitu baik.

Dan akupun harus memberikan pelatihan lebih lanjut pada mereka. Memanah, berpedang, berkuda, semuanya.

"Kolonel Albert. Kelompok 2 disana masih memerlukan guru pedang. Tolo--"

My Empress | CIXTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang