CHAPTER [16] : Trauma masa lalu

140 33 0
                                    

"Gue denger semuanya.."

Langkah kaki pemuda itu terhenti, ia mematung di tempat setelah mendengar ucapan seseorang yang berada di belakang nya.

Semilir angin mengisi kekosongan, dengan pikiran yang penuh tanda tanya ia pun berbalik menghadap ke orang tersebut.

Raut wajah panik sesegera mungkin ia sembunyikan, diganti dengan wajah sumringah.

"Denger apaan? Oh, sejak kapan lo dari kantin kok gue gak liat?" Tanya Kevin.

"Dari tadi, sampe gue denger semua percakapan lo sama Pak Yanto."

"Masih mau pura-pura kayak gak ada yang terjadi?" Tanya Arthur sangsi.

Dalam sekali kedipan mimik wajah Kevin pun berubah menjadi datar, meneguk ludahnya kasar, menatap ke arah lain sebentar lalu kembali menghadap ke lawan biacaranya.

"Lo beneran denger semua percakapan gue sama Pak Yanto?"

Arthur membalasnya dengan deheman singkat, lalu berkata. "Ada baiknya lo cerita."

"Ikut gue."

⚛⚛⚛

Warung bakso, tempat kedua orang pemuda itu mampir. Warung bakso yang tidak terlalu ramai, memilih bangku yang berada cukup jauh dari beberapa orang pembeli agar lebih leluasa berbincang-bincang.

Pesanan pun datang, satu mangkok bakso, satu es teh, dan satu teh hangat.

Arthur mengambil es teh nya, sudah jelas kalau Kevin tidak akan meminum es. Lalu semangkok bakso dan teh hangat di ambil oleh Kevin.

"Gak makan lo?" Tanya Kevin basa-basi, padahal sudah jelas kalau Arthur tidak mau makan.

"Enggak." Jawab Arthur, mengeluarkan sebuah kotak kecil dari dalam tas nya.

Mengambil satu isi dari kotak tersebut, membakar ujungnya dengan korek api sehingga mengeluarkan asap yang bisa merusak pernafasan, rokok.

"Eh anjir, nyebat lo!" Kata Kevin sambil merebut rokok tersebut dari tangan Arthur.

Arthur hendak mengambil benda tersebut, melihat Kevin yang menjatuhkannya ke lantai lalu di pijak membuat Arthur mengurungkan niatnya.

"Jangan nyebat, gak baik buat paru-paru. Kalo ada masalah mending clubing --eh maksud gue refresing dengan hal-hal yang lebih baik." Ucap Kevin memberi ceramah.

Kevin kembali meraih sebungkus rokok milik Arthur lalu membuangnya ke tempat sampah, Arthur merasa kesal dengan apa yang dilakukan Kevin.

"Gue mau ngehirup aroma bakso, malah kehirup asap rokok lo."

"Kalau lo udah kebiasa merokok, mulai sekarang harus berhenti,"

"Nih." Kevin memberikan satu buah permen berbungkus pink kepadanya.

Melihat Arthur yang hanya menatap permen tersebut tanpa minat, seolah tau apa yang ada di pikirannya, Kevin pun berujar. "Permen itu rasa stoberi, bungkusnya emang warna pink,"

"Lu pikir cuma cewek doang yang boleh makan njim!"

Arthur meraih permen tersebut, membuka bungkusnya, lalu ia pun memakan permen itu. Kevin mulai menyantap baksonya, dan Arthur pun membuka pembiacaraan kembali.

"Gue penasaran, lo mau ceritain semuanya? Gue bakal dengerin,"

"Hm, bingwung gwue mo jewlasin dawri manah.." Ujar Kevin dengan mulut yang terisi penuh.

"Kunyah dulu ogeb!" Sarkas Arthur.

"Kalo lu gak mau ceritain semuanya dengan jelas, ya udah gak apa. Orang yang punya masalah itu butuh yang namanya tempat curhat, walaupun lo cuma cerita sedikit setidaknya beban lo mengurang, dikit." Lanjutnya.

GENG BRANDAL [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang