012. Dungeon

517 76 1
                                    

Saat ini kami tengah berada di ruangan bersama dengan yang lainnya. Asta sedang latihan push up dengan Yuno berada di punggungnya. Ia bilang bahwa tidak ada seorang pun yang boleh membantu Asta berlatih selain dirinya.

Tunggu... Perkembangan cerita macam apa ini!?

Namun ada juga beberapa orang yang tidak berada di sana. Seperti Zora yang entah pergi kemana, dan Nacht yang pergi kata nya memiliki urusan lainnya. Sementara Henry sedang tidur di kamarnya.

Saat ini kami sedang meributkan nama burung yang selalu bertengger di kepalaku. Kalau tidak salah yang memberinya nama Nero itu Luck.

Luck terlihat mengajak Magna bertarung namun tidak di tanggapi oleh Magna. Dan Noelle yang memikirkan nama burung imut itu.

Pemuda itu terlihat memikirkan beberapa hal tentang nama burung itu. Pose berpikirnya terlihat keren dan menambah ketampanan miliknya. Dasar pria tampan sialan.

"Namanya Silvantus schnauzer!" seru Noelle.

"Apa-apaan dengan Silva di depannya? " tanyaku dengan pandangan heran. Nero masih bersarang di rambut ku.

" Toritaro! " balas Asta yang tengah melakukan push up. Aku masih bingung bagaimana tubuh rapuh itu bisa mengangkat Yuno yang tiga kali lebih tinggi dan besar darinya.

"Magnan fire! " usul Magna-san. Apa-apaan dengan nama norak itu...

Aku tidak tahu bagaimana selera nama orang-orang ini.

"Wine.. " usul Vanessa.

Dan wajah Nero semakin datar. Sudah kupastikan pasti dia berekspresi seperti itu.

"Secre swallowtails" ucapku.

"Shimatta! "

Aku menepuk mulutku sendiri. Dasar, kenapa dia suka keceplosan sih.

Nero terlihat terbang ke arahku dan mengusap kepalanya di pipiku.

"Nampaknya ia suka nama itu" komentar Yuno.

Tidak-tidak, aku menggelengkan kepala ku kuat dan menyangkal itu.

"Nama yang cocok dengannya adalah...

Nero"

Luck dan aku saling tatap. Ahh, pikirannya sama denganku. Dan seleranya juga Bagus dari yang lainnya.

Nampaknya Nero juga tak keberatan dengan nama ini. Sepertinya dia juga suka.

Tak lama kemudian komandan Yami dan Finral-senpai muncul dari lubang spatial milik Finral. Komandan Yami menyampaikan misi baru mengatasi Dungeon baru di dekat perbatasan dengan kerajaan Diamond.

Asta sempat bertanya tentang dungeon kepada Magna. Dan Magna bersama Vanessa membantunya menjelaskan. Yah, itu adalah pandangan dungeon dunia ini. Dalam pandanganku, dungeon itu adalah gate yang terbuka yang sering di sebut dungeon break dan disana ada monster dan final bos yang harus dibunuh oleh anggota guild.

Ah maaf, salah genre. Itu seperti fantasy modern.

Setelah penjelasan itu, Asta mengangkat tangannya.

"Baik, biarkan saya ikut. Siapa tahu saya akan mendapatkan sihir maha dahsyat disana! "

Komandan Yami membalas pernyataan Asta.
"Kau kan sama sekali tidak punya sihir"

"Tapi siapa yang tahu kan? "
Asta tetap ngotot.

"Komandan benar Asta, kau memang tidak bisa menggunakan sihir" balas Yuno.

Dan berakhir Asta menjambak surai hitam pemuda yang lebih tinggi darinya.

"Sebenarnya kau boleh pergi nak, kaisar sihir sendiri yang memilih mu" kata Yami lagi. Dan itu membuat Asta berhenti mengacaukan rambut sahabatnya yang sudah berantakan.

Ketika Aku Masuk Dunia Black Clover Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang