Athaya memutar malas bola matanya meliha dua pasang remaja yang sedang melakukan pendekatan didepannya. Sebenarnya pemandangan ini sudah sering terjadi untuk beberapa hari terakhir, apalagi seluruh kelas nya yang makin heboh dan mendukung akan hubungan sahabatnya ini. Ia juga sama, Athaya percaya pada Putra, meskipun dingin namun cowok dihadapannya ini akan terlihat hangat ketika dengan Acha yang notabene nya gadis cerewet.
"Tha, udah dijemput?" Acha berbalik ketika sampai diperempatan koridor, dimana jika belok kanan menuju lapangan utama dan belok kiri menuju kantin juga lapang basket.
Athaya melirik jam tangannya kemudian ia mengangguk, Acha sedikit lega karena hari ini ia ada kumpulan eskul jadi tidak bisa pulang bersama dengan Athaya. Biasanya gadis itu selalu menunggu -sama sepeti Acha menunggu Athaya jika ada latihan marching- namun Putra menyarankan agar Athaya pulang duluan saja karena kebetulan ia ada latihan karate juga. Biasalah, persiapan lomba, jadi semua ekskul dimaksimalkan untuk selalu latihan.
"Kalau gitu gue duluan" pamitnya sambil berlalu membalas lambaian Acha
"Dahh.."
"Hati-hati, Tha"
"Siap mas" Gibran datang dari belakang mereka dengan ceringan nya, membuat Acha juga Putra sontak menoleh dan menendang kaki cowok itu.
"Anjing"
"Ih kasar! Acha jangan mau" ucapnya sambil melirik gadis disamping sahabatnya ini, namun dengan segera Putra merangkul gadis itu dan berjalan menuju dimana ruangan eskul Acha dimulai, meninggalkan Gibran yang masih tidak percaya dengan perlakuan Putra.
"Awas lu ya! sampe gua punya pacar, gua pamerin sampe satu sekolah!"
"Bacot anjeng.." sahut Rangga datang dengan seseorang, Gibran menoleh kemudian cowok itu memperhatikan gadis dihadapannya ini saat ia tersenyum ramah pada dirinya.
"Duluan kak" pamitnya sambil berjalan kearah Putra dan Acha tadi, mungkin mereka satu eskul, pikir Gibran.
"Hati hati sayang.." demi apapun cowok manis dengan hoodie yang disampirkan dibahu nya itu menggeleng tidak habis pikir akan kelakuan sahabatnya.
"Buset bro, gebetan baru?"
Rangga nyengir sambil menyamakan langkahnya menuju parkiran, "iyalah, males gua dighosting mulu dari kemaren"
"Pantes, cewek mana coba yang tahan sama buaya?"
Rangga mengangguk, ia akui sih dirinya sering bergonti-ganti perempuan dan hanya sampai dijenjang PDKT-an. Cowok itu hanya belum menemukan gadis yang dapat merebut hatinya.
Sesampainya diparkiran terlihat Arsen sedang mengobrol dengan anak Radarsta lainnya, namun melihat kedatangan Gibran, ia segera menyalakan motor nya dan pamit pulang tanpa menghiraukan Gibran.
Rangga yang melihat itu hanya menepuk bahu Gibran, ia harus banyak banyak bersabar.
"Ran, lu tau kenapa gua ga selalu serius sama yang namanya cewek?"
Gibran menatap Rangga sambil memakai helm nya, "kenapa?"
"Karena gua selalu menjunjung tinggi persahabatan diatas cinta" jawabnya sambil terkekeh, cowok itu kemudian melajukan motornya meninggalkan Gibran yang masih meresapi omongannya.
"Tapi cinta selalu datang karena persahabatan"
***
Athaya bukan nya lupa atau tidak menerima ajakan Gibran tadi pagi. Sebenarnya gadis itu akan pergi ke aula atas, namun terhenti ketika ia sendiri melihat seseorang yang mengajaki nya tengah bermain basket dengan mayoret sekolah nya. Sudah terpaksa tambah malas pula, jadilah ia putar balik dan memilih menonton aksi uwu Acha dan Putra.
KAMU SEDANG MEMBACA
ATHAYA GIBRAN - 01
Ficção AdolescenteAthaya Zevanny, gadis yang selalu membuka lebar hatinya untuk laki-laki labil yang menyebalkan. Sejauh apapun Gibran pergi, ia akan selalu pulang pada sosok yang selalu ada dalam pelukannya. Mendekapnya erat tak akan melepasnya lagi, menggenggam t...