16: Ini Adalah Pertama

17 2 1
                                    

Amanda merapikan baju-bajunya ke dalam lemari. Gadis itu menaruh asal saja dan akibatnya menjadi tumpukkan yang tidak rapi.

Gadis itu tidak pernah merapikan bajunya sendiri. Biasanya Serin yang melakukannya. Bedanya, selama satu bulan ini, Amanda merapikan semua bajunya sendiri.

Sebenarnya jauh dari kata rapi.

"Baru mandi, disuruh rapiin baju. Dasar banget." Amanda menggerutu.

Tadi Erham yang menyuruh gadis itu untuk merapikan pakaian ke dalam lemari. Sudah di cuci dan dilipat oleh Erham sendiri.

Pekerjaan yang sebenarnya mudah untuk dilakukan.

Tetapi Amanda tidak terbiasa melakukan itu. Biasanya pembantu di rumah yang mencuci pakaian dan melipatkannya dan Serin yang akan merapikan semua baju Amanda di lemari.

Sekarang semua diurus sendiri.

Sendiri .... Huft.

"Sabun cuci muka udah habis, ya. Mas Erham gimana, sih?" Amanda mengomel.

Sekarang hari sabtu. Libur. Makanya Amanda masih bisa bersantai dan mengomel di meja makan untuk mengeluh tentang sabun cuci muka.

Erham menatap Amanda dengan lembut. "Nanti beli."

"Kapan? Udah mau dipakai."

"Nanti siang."

Amanda mendecak. "Keburu aku udah mandi. Mukaku berminyak banget tau, nggak?"

"Ya udah. Kamu ikut aku aja. Kita ke mall beli sabun muka untuk kamu."

"Hah? Nggak mau lah. Ngapain?"

"Kan sabun muka kamu habis."

"Ya Mas Erham dong. Aku nggak usah ikut."

"Udah lama nggak pergi. Jadi kamu ikut."

Erham beranjak dari meja makan, membawa piring ke belakang.

"Lah. Kok gue diajak segala? Males amat." Amanda menggaruk kepalanya. Wajahnya cemberut.

Niat Erham bagus juga.

Tau sendiri, semenjak mereka menikah, tidak pernah pergi jalan bersama atau sekedar jogging pun tidak.

Tujuan Erham juga ingin menyenangkan Amanda.

Amanda memikirkan sesuatu. Terbesit sesuatu yang cukup menyesatkan dipikiran gadis itu.

Amanda tersenyum miring.

***

"Makasih."

"Lo biasanya berangkat sendiri?"

Ely mengangkat kedua alisnya. "Maksudnya?"

Rehan mengambil pulpen yang baru saja ia pinjamkan pada Ely. "Lo berangkat sama siapa? Apa sendiri aja?"

"Oh."

"Oh?"

Rehan mengisi daftar hadir.

"Aku berangkat sama Lisa. Jemput dia terus berangkat bareng."

"Oh." Rehan mengangguk.

Jadi begini. Ini sudah beberapa saat setelah kejadian Ely kecelakaan. Dan kondisi gadis itu sudah membaik dari sebelumnya. Meskipun kakinya yang memar masih belum pulih sepenuhnya, Ely sudah bisa melakukan kegiatan yang tidak terlalu berat.

Contohnya sekarang. Acara untuk anak murid baru yang akan ikut ke dalam OSIS.

Ospek berjalan hanya tiga hari dan beberapa hari kemudian, sudah ada program ekstrakulikuler yang diberikan.

Loves Lives (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang