XVIII.Stay together

2.2K 404 20
                                    

Sekalipun Jimin tak pernah meninggalkan Jiera saat gadis itu tak kunjung sadar. Ini sudah 1 bulan sejak transplantasi jantung itu dilakukan, namun Jiera tak kunjung sadar.

Walau begitu Jimin tetap bersyukur, gadisnya selamat dan detak jantungnya masih terdengar ditelinga Jimin. Dia masih memiliki harapan.

Hanya tinggal menunggu sang kekasih sadar lalu memulai hidup yang indah bersama. Semua akan dilakukan dari awal, dihiasi cinta dan kasih sayang, bukan penyiksaan dan tangisan.

Jiera dan Jimin pun kini sudah meninggalkan korea. 1 pekan setelah transplantasi jantung itu dilakukan, Jimin mengurus kepindahan perawatan Jiera ke London. Mereka pindah sebab tak ingin kehidupannya di usik oleh keluarga Jimin.

Dan terbukti, Jimin merasa lebih baik saat di London. Walau dia harus beradaptasi dan mengenal orang baru, itu bukanlah masalah besar. Yang terpenting, dia dan Jiera akan meraih kebahagiaan mereka negara ini.

"Pulanglah, Jim." Jimin yang duduk disebelah ranjang rawat Jiera langsung mendongak menatap Taehyung yang berjalan kearahnya. "Bersihkan dirimu dan istirahat, kau baru pulang bekerja, pasti lelah."

Jimin memang turut serta membawa kakak dari gadis yang dicintainya itu ikut bersama mereka. Bagaimanapun, Taehyung berhak tau bagaimana kondisi Jiera.

"Tidak, lelahku sudah hilang saat melihatnya. Jangan khawatir." Jimin kembali menunduk dan mencium punggung tangan Jiera lembut, ada harapan besar dihatinya untul segera melihat gadis itu sadar.

Kemarin, Jiera juga sudah menunjukkan perkembangan. Jari-jarinya mulai bergerak saat Jimin lagi-lagi menangis disebelahnya. Jimin kira saat itu Jiera akan sadar, namun nyatanya Jimin salah.

"Jangan keras kepala, besok kau ada acara penting untuk perusahaan barumu, kau harus datang dengan keadaan yang baik." Taehyung menepuk bahu Jimin pelan. "Pulanglah dan kembali besok, aku akan menjaga Jiera dengan baik disini."

Akhirnya Jimin mengangguk pelan mendengar penuturan Taehyung. Pria Goo itu benar, besok Jimin harus menemui para investor yang akan menyuntik dana diperusahaan kecilnya.

Perusahaan yang dia bangun dengan uang yang diberikan Jiah. Walau masih kecil, itu cukup membantu keadaan finansial Jimin di London.

"Aku pulang dulu ya Ji? Cepatlah sadar, aku mencintaimu." Jimin mengecup kening Jiera lama sebelum akhirnya bangkit dan pergi dari ruangan itu.

Sedangkan Taehyung mulai mendudukkan diri di kursi tempat Jimin tadi duduk. Air matanya jatuh melihat kondisi adiknya.

Taehyung benar-benar menyesali perbuatannya yang membuat situasi menjadi serumit ini. Sejak awal seharusnya Taehyung tidak gegabah, maka ini tidak akan terjadi.

"Aku menyesal Ji, aku menyesal. Sakit sekali ya? Hingga kau tak ingin bangun untuk melihatku dan Jimin." Tangan Taehyung senantiasa mengelus rambut panjang Jiera. "Segeralah sadar, Jimin selalu menunggumu. Dia sangat mencintaimu Ji."

"A-aku akan pergi setelah kau sadar. Kau pasti membenciku ya? Tentu saja, aku sadar akan hal itu. Aku telah sangat jahat kepadamu." Taehyung menurunkan tangannya, kepalanya dia senderkan di pinggir kasur dengan posisi menunduk.

Perlahan kantuknya datang, dan posisi seperti inilah yang akan selalu menjadi posisi tidurnya jika menjaga sang adik diruang rawat.

Rasanya tenang saat menemani gadis itu disana, dia merasa sangat dekat dengan adiknya. Sesuatu yang mungkin tidak bisa dia lakukan saat gadis Kim sadar.

Taehyung terlalu takut Jiera membencinya atas tindakannya yang membuat keadaan menjadi seperti ini. Taehyung menghancurkan hidup adiknya yang sebelumnya memang sudah hancur.

Epoch [End]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang