20 | bertemu

40K 4.5K 717
                                    

Tap...


Tap...

Tap...

Jeje menuruni tangga dengan terburu-buru, dia hendak menemui seseorang yang amat penting.

Dibawah sana, keluarganya tengah duduk di sofa ruang keluarga. Mereka masih memikirkan masalah Citra. Terlihat dari wajah mereka yang terlihat stres.


"Jeselyn! Gue tau Vidio itu Lo yang nyebar kan? jadi gue minta Lo hapus sekarang juga!" ucap Citra.

Gadis itu tidak bisa terus diacuhkan oleh keluarganya.

Jeje menghentikan langkahnya, dia menatap Citra aneh. "Siapa lo?"

"Lo itu Adek Gue Jeselyn dan Gue Kakak Lo!" bentak Citra.

Jeje menaiki sebelah alisnya, dia tidak percaya apa yang di dengarnya barusan.

"Sejak kapan?" tanya Gadis itu.

"Gue tanya sejak kapan Sialan! Sejak Adek Lo mati, iya?"

Jeje tidak habis pikir, Bisa-bisanya Citra berbicara kalau Jeje Adiknya. Mendengarnya saja dia sudah marah. Tidak Sudi Dia mempunyai Kakak seperti Citra. Mungkin kalau itu Jeselyn, dia akan mudah menerimanya. Tapi berbeda dengannya.

Citra diam mematung. Begitu juga dengan semua keluarganya, mereka tidak mengerti apa yang di ucapkan Jeje.

"Lo jangan pernah ngomong kalo gue itu adek Lo," ucap Jeje dingin.

Gadis itu menunjuk semua orang yang ada di sana. "Kalian! Kalian itu PEMBUNUH! terutama Lo Rio!"

"Maksud kamu?" tanya  Rio masih belum mencerna Kata-Kata Jeje.

"Bodoh! Lo nuduh orang bunuh bokap Lo sendiri, Padahal belum ada bukti sama sekali, dan parahnya lagi lo juga PEMBUNUH," ucap Jeje sinis, dengan menekan kata terakhirnya.

"Jeselyn! Maksud Lo apa hah!" bentak Samuel yang sudah beranjak dari duduknya untuk mengejar Jeje.

Apa peduli Gadis itu yang langsung berjalan keluar tanpa memperdulikan mereka. Dia langsung pergi ke halaman mansion, dimana moge nya terparkir disana.

Jeje membawa moge milik salah satu temannya yang berada di markas, dia terlalu malas membawa mobil. Lagian sebelum ke kampus, Jeje akan pergi ke suatu tempat terlebih dahulu.

Gadis itu terlebih dahulu memakai kacamata hitamnya dengan tas yang  tersampir di punggungnya. Setelah itu dia melajukan mogenya dengan santai membelah jalanan ibu kota. Keadaan lalu lintas memang lumayan ramai karena waktu memang sudah siang.

Jeje bertambah gagah dengan moge yang di kendarai nya. Dia meliuk-liuk membelah jalanan, seperti seorang yang sudah terbiasa.

Gadis itu Sampai di suatu tempat yang dulu sering datanginya, dia memandang sendu mansion yang ada di depan sana, yang seperti tidak ada kehidupan sama sekali.

Ya. Jeje mendatangi mansion Orang tuanya dulu. dia hanya berdiri di depan gerbang dan masih di atas motornya. Setelah sudah cukup puas, Gadis itu langsung melajukan kembali motornya.

Strong Girl TransmigrationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang