🍁[12] - Moon Pack

841 143 1
                                    

Disclaimer Masashi Kishimoto

A story by X_Raid

DUNGEON

Hug Me To Your Dark World and Kiss Me To Dead

🍁

Smile

🍁

Hubungan Mate adalah ikatan paling sakral yang sangat dipercayai oleh semua makhluk immortal, mau itu werewolf, vampire, witch, wizard, mermaid, fairy, evil dan lainnya. Semuanya memiliki belahan jiwa yang sudah ditentukan sejak masih dalam kandungan oleh moon goddes.

Tidak ada yang bisa membantahnya, kalau pun ada orang itu tidak akan pernah bisa mengecap rasa bahagia dalam hidupnya. Bagi kaum werewolf sendiri, menolak berarti kematian.

Naruto tersenyum samar kemudian meraih jemari kecil Hinata untuk dia genggam. Hinata menatap tautan tangan mereka dan tersenyum senang. Melihat itu Naruto benar-benar merasa bersyukur bahwa Hinata adalah belahan jiwanya.

Sifatnya yang lembut, ramah, dan penyayang membuat Naruto sangat yakin, Hinata akan menjadi Luna yang sangat dicintai rakyatnya nanti. Naruto sangat menunggu hari itu tiba.

"Kyoto ?" gumam Hinata ketika maniknya menangkap pemandangan yang tidak asing.

Dirinya terkesiap kaget saat mobil yang Naruto kendarai memasuki desa yang pernah ia dan Matsuri kunjungi sewaktu karya wisata.

"A-apa yang mereka lakukan ?!" Pekik Hinata saat orang-orang desa membungkuk hormat kepada mereka.

Naruto terkekeh pelan kemudian mengusap puncak kepala Hinata pelan. "Cobalah sapa mereka." ucapnya.

Hinata sedikit bergidik memikirkan apa yang harus dia lakukan dihadapan orang sebanyak ini. Naruto tersenyum lembut dan membuka kaca mobil disamping Hinata.

Hinata menahan nafasnya menatap pemandangan didepannya. Mobil Naruto bergerak pelan, yang membuat Hinata bisa menangkap ekspresi bahagia penduduk desa.

Anak-anak desa yang berlarian dengan wajah sumringah ketika menatap dirinya membuat hati Hinata terhenyuh. Gadis itu tersenyum ramah menatap mereka, Hinata kemudian mengambil tasnya dikursi belakang dan mengambil beberapa batang coklat dari dalamnya.

Sebelah alis Naruto terangkat jahil, dia kemudian menghentikan mobilnya seakan tau apa yang akan Hinata lakukan selanjutnya.

Hinata kemudian membuka mobil dan berlari kecil menghampiri anak-anak itu yang membuat warga menahan nafas mereka. Tapi Hinata tidak peduli, dia tersenyum hangat dan berjongkok didepan anak yang berjumlah 3 orang itu.

"Hai." sapanya.

Mereka terlihat kaget dan membungkuk hormat, "Hormat kami Luna."

Hinata tersentak merasa terkejut, pikirannya terasa berkecamuk. Dia kemudian menarik nafas pelan dan tersenyum lembut setelahnya.

"Kalian belum membalas sapaanku."

Satu-satunya gadis diantara kedua anak itu bersemu menatap Hinata malu-malu, "hai." cicitnya.

Hinata tersenyum senang, berbeda dengan kedua anak lainnya yang merasa terkejut. Menyadarinya Hinata pun mengusap pelan puncak kepala gadis itu. "Gadis pintar."

Hinata kemudian memberikan sebatang coklat kepada gadis kecil itu. Gadis itu terlihat ragu tapi dia tetap menerimanya. Hinata kemudian beralih pada dua anak lainnya dan melakukan hal yang sama.

DUNGEONTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang