16. The Ending

428 32 120
                                    

Pssttt! Pssttt!
Last chapter nih😘

🌸 True Beauty 🌸

Brina berjalan menelusuri koridor sekolah seperti biasa. Tapi yang tidak biasanya adalah dia datang bersama Mingyu sambil bergandengan tangan. Tenang saja, tidak ada peraturan siswa CZK School dilarang pacaran. Menurut sekolah, itu hak masing-masing siswa, karena yang penting untuk mereka adalah para siswa datang ke sekolah untuk mengikuti KBM dengan baik.

"Banyak orang membicarakan kita." Ujar Brina.

"Bukankah sudah biasa sejak seminggu lalu?"

"Kau tidak risih?"

Mingyu tersenyum kecil, "Kau tahu 'kan kalau kekasihmu ini paling sering dibicarakan di sekolah ini?"

Brina mendengus, "Sombongnya."

Gadis itu berjalan mendahului Mingyu, namun dengan cepat laki-laki itu menyusulnya dan mengusak gemas kepala si gadis. Lalu ia tertawa sampai tak terasa mereka sudah tiba di kelas.

"Sungguh, bagaimana bisa identitas pelaku tersebar seperti itu?"

Brina menoleh ke meja Diana yang sedang ramai dengan celotehan Yongmi setelahnya. Beberapa anak juga ada di sana mendengarkan gadis itu bicara.

Karena ramai, ia hanya meletakkan tasnya di atas meja dan beralih ke meja depan di mana Yumna sudah duduk di sana bersama Nina, Sungyoon, Baekhyun. Oh, jangan lupakan Mingyu yang akhirnya memilih untuk bergabung.

"Brina-ya! Kau sudah baca artikel pelaku dibalik kasus tabrak lari Jean?" tanya Yumna sambil menunjukkan ponselnya, "Lihatlah!"

Brina hanya melirik, headline berita yang sangat jelas karena menyebut nama perusahaan milik Ibu Irma. Ia menahan senyum. Ia sudah mengetahuinya.

"Ternyata dia adalah dalang dibalik kecelakaan orangtua Jean dan Nana Eonnie." Kata Yumna lagi.

"Bagaimana bisa tersebar? Bukankah seharusnya yang tertera inisialnya saja?" tanya Mingyu.

"Salah satu pelaku yang disuruh Irma-ssi berteriak di depan wartawan, meluapkan kekecewaannya karena tidak memegang janji untuk tetap membuatnya aman tanpa tertangkap."

"Aku salut dengan orang-orang yang bekerja mengurus kasus ini sampai tuntas. Dan aku juga sangat salut, rupanya backingan Nana Eonnie adalah Pak Yunho, pemilik sekolah kita." Seru Sungyoon.

Yang lain mengangguk. Brina dan Mingyu saling lirik, mengulum senyum karena hanya mereka berdua yang tahu siapa itu Yunho. Yap, Brina sudah memberitahu Mingyu semuanya.

"Oh, omong-omong hari ini sidang keputusan, bukan?" tanya Baekhyun.

"Eung, dan pilihannya hanya dua. Hukum mati atau penjara seumur hidup." Jawab Nina.

"Jika aku jadi dia, kupilih hukum mati."

"Memang kau sudah siap mati?" tanya Mingyu.

Baekhyun menoleh, "Uh? Eung... hehehe. Tapi daripada aku membusuk di penjara, bukankah hukum mati lebih baik?"

"Aku setuju dengan Byun Bodoh Baekhyun ini." Kata Sungyoon, kemudian dapat satu pukulan di kepala dari sang pemilik nama.

Tidak lama, bel masuk pun berbunyi. Anak-anak kembali ke tempat duduk mereka masing-masing sebelum Seonho Ssaem datang. Dan benar saja, 2 menit kemudian wali kelas mereka masuk ke dalam kelas dengan senyum manisnya.

***

Nana berdiri di sebuah tempat yang luas. Di depannya terdapat 2 gundukan tanah yang sudah di selimuti rumput hijau. Ia menatap 2 gundukan itu setelah menyapa.

TRUE BEAUTY ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang