sembilan

3K 237 12
                                    

Happy reading !

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading !

Suara gemericik air dari kolam cafe tak membuat Rajendra merasa tenang, ia malah semakin belingsatan melihat Violin asik dengan rekan kerjanya.

"Ehm! Bisa kita mulai?"

Deheman Rajendra membuyarkan acara anget angetan Violin bersama Langit.

Langit hanya tersenyum tipis, mengangguk lantas mengusap lembut rambut Violin.

"Ah iya maaf pak Rajendra sudah membuat anda tidak nyaman, baik kita mulai sekarang."

Violin dan Langit duduk manis sembari memulai meeting, tatapan penuh rindu dan sayang terus tertuju kepada Langit. Langit yang menyadari dirinya diperhatikan Violin tersenyum manis.

Rajendra semakin panas, ia sungguh tau tabiat rekan kerjanya yang satu ini, Pralangit Dewangga adalah bisnisman besar yang santer karena sikap galak nan kasarnya.

Namun segala tingkahnya hari ini benar benar bertentangan dengan Langit yang ia kenal.

Rajendra dan Langit memang sudah menjalin kerja sama cukup lama dan mereka sering pula membuat project bersama dan sukses besar.

Terlalu lama berkutat dengan pikirannya ia sampai tak fokus ke isi meetingnya sekarang.

"Eum pak bos?"

Suara lembut Violin memecah ke—overthinking an Rajendra.

"Ha? Gimana lin?"

"Itu tadi pak bos dipanggil sama kak Langit tapi pak bos diem terus"

Rajendra mengalihkan pandangannya kepada Langit sembari sibuk membaca ulang berkasnya.

"Maaf, saya sedang tidak fokus"

"Tidak apa, atau kita reschedule saja meetingnya?" Tawar Langit.

Nah, biasanya Langit sangat tegas untuk masalah pekerjaan, dia tidak suka basa basi, tapi ini? Ia dengan gamblang menawarkan reschedule meeting.

Rajendra semakin suudzon dibuatnya.

"Apa iya pak Langit mau reschedule buat ngehabisin waktu sama Violin?"

"Mereka ada hubungan apa sih?"

"Gua juga kenapa coba?"

Dirinya pun mengangguk setuju atas reschedule meeting, karena apabila dilanjutkan Rajendra sudah terlanjur tidak fokus.

"Pak bos, kerjaan Olin kan udah selesai semua, boleh Olin pulang bareng kak Langit?"

Rahang Rajendra mengeras, dan secara tak sadar ia membentak Violin.

"Tidak ! Kamu masih ada pekerjaan di kantor, seharusnya kamu bertanggung jawab atas pekerjaan kamu bukannya keluyuran pulang!"

"M, maaf pak bos"

MY ARROGANT BOSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang