25. Membawanya pulang

14.5K 1.2K 15
                                    

Asya tengah berbaring di ranjang. Dirinya sudah tidak lagi bersama Kelvin. Pria itu sudah kembali kedalam kelasnya karena paksaan dari Asya tentunya. Gadis itu memilih untuk memejamkan matanya. Asya tengah berpikir sampai kapan tangannya akan kembali pulih. Ia sangat tidak nyaman dengan perban ditanganya. Rasanya seperti gatal. Namun Asya mencoba untuk membiasakannya. Sementara itu, tiba-tiba saja suara pintu terbuka masuk sampai ke dalam gendang telinganya. Dengan terpaksa gadis itu kembali membuka matanya dan terus mengamati seseorang yang tengah masuk kedalam ruangannya saat ini.

"Ngapain lu?"

"Yah...ketauan, lu sih berisik!" desak Anya.

"Kok jadi gue sih?!" sahut Ivana sedikit ngegas. Mereka kembali membolos dijam pelajaran terakhir, hanya karena ingin menemui Asya. Key memilih duduk disebalah gadis itu.vMatanya terus menatap balutan kain putih yang ada ditangan kiri Asya, "Siapa yang ngobatin lu Sya?"

"Kelvin"

Anya terdiam dan sedikit memicingkan matanya, "Kalian abis ngapain berduaan di UKS?"

Karena merasa keberatan atas pertanyaan Anya, gadis itu bertekad ingin menendangnya cukup keras, namun niatnya masih ia tahan, "Gue tendang lu ya kalau negatif thinking"

"Canda! serius aje idupnya"

"Sya, gue boleh gambar kupu-kupu diatas perban lu gak?" papar Ivana. Ia mengedipkan sebelah matanya menggoda Asya.

"Gak!"

Ternyata memang benar, hanya Key yang waras diantara mereka semua.

"Eh Sya, gue mau jengukin Antaris dirumah sakit. Lu mau ikut gak?" detik itu juga Asya tersenyum, namun senyuman itu mulai luntur ketika dirinya kembali mengingat ucapan Antaris, "Gak deh, kalian aja. Gue titip salam aja"

Antaris dan semua antek-anteknya memang belum diperbolehkan untuk pulang. Karena beberapa anggota dari mereka masih dalam kondisi lemah. Jika Asya ikut ia takut membuat Antaris merasa terganggu dengan kedatangannya. Dan kembali melontarkan kalimat buruk untuknya.

"Tapi gue gak bisa lama-lama dirumah sakit, soalnya gue udah ada janji sama Fino nanti malem"

"Oh, lu masih sama Fino?"

"Masih lah!"

"Kirain udah putus" ucap Key enteng. Anya langsung menatap Key dengan tatapan tidak suka. Kini pintu UKS kembali terbuka, sontak keempat inti Bradiz mengalihkan pandangannya menatap seseorang yang baru saja datang, "Hai Kak..."

Ternyata Alena. Gadis itu sempat tertegun ketika dirinya menjadi pusat perhatian. Tanpa mereka sadari bel pulang sekolah telah berbunyi sejak lima menit yang lalu.

"Alena, kenapa kamu tidak pulang?" cakap Asya. Ia sempat bingung saat Alena masih berada disekolah, karena biasanya Alena sudah lebih dulu pulang bersama supirnya, Pak Udin. Selain satpam Udin juga supir pribadi keluarganya yang selalu mengantar jemput Alena.

"Pak Udin lagi dibengkel,bternyata ban nya bocor"

"Kamu pulang sama Ivana aja"

"Heh! Gue kan mau ke rumah sakit" decak Ivana.

"Emang siapa yang sakit Kak?" tanya Alena merasa penasaran.

"O-oh itu...anu apa namanya, keponakan gue sakit"

"Oh gitu...Aku pulang sama Kak Asya aja ya?" lanjut Alena. Asya tidak bisa mengantarnya pulang, karena ia harus kembali ke base camp bersama Moza dan Rasya. Jika Alena ikut ia akan tahu perilaku buruknya, ia tidak mau jika Adikknya harus mengetahui itu dan mengikuti semua sikap buruk Asya.

"Sya, ayo gue anter balik"

"Nah...kamu pulang sama Kelvin ya?" Kedatangan Kelvin serta kedua sahabatnya sempat membuat ruangan kembali senyap. Kelvin yang baru saja datang langsung mendapat tolakan halus dari Asya. Pria itu mengangkat salah satu alisnya bertanya-tanya.

MOODYCLASS : THE FIRST WAR ✓ [SEGERA TERBIT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang