Pulmonary Arterial Hypertension, sudah hampir 6 bulan berlalu aku mengalami gejala sesak napas dan berakhir disini, sesuatu yang benar-benar menyakitkan melihat orang-orang terus memandangiku dengan belas kasihan, terutama Osamu.
Shinsuke bilang, Osamu sering mengeluh sendirian jika berada di rumah. Terkadang Osamu akan pergi menginap di tempat temannya untuk menjernihkan pikiran. Jika kalian pikir aku yang paling menderita disini pernyataan itu jelas salah, Osamu lah yang paling menderita.
Sejak aku dirawat dan kondisiku semakin memburuk, semakin memburuk juga keadaan Osamu. Seperti anak kucing terlantar, ia terlihat lebih kurus dari sebelumnya, tak menentu kapan ia tidur dan makan, apakah istirahatnya cukup atau tidak, pekerjaannya sukses atau tidak, atau masih aktif menulis atau tidak.
Aku merasa menyesal tidak dapat mengkontrol Osamu dengan baik, mengurusnya seperti sebelum aku jatuh seperti ini. Tetapi, Osamu adalah Osamu. Yang tidak akan membiarkan orang lain tau bahwa ia sedang lelah atau sedih, tetapi matanya selalu mengatakan hal yang sebaliknya.
"Samu, apa kamu makan dengan teratur?" Osamu mengangguk cepat, ia mengambil pisau buah dan mengupas apel untuk kami makan berdua
tanganku gemetar saat akan mencoba menyentuh wajah saudaraku tersayang, Osamu cepat menyadari tindakanku kemudian ia menaruh benda itu kembali lalu meraih tanganku dan menggenggamnya.
"makanlah dengan baik, jadilah Osamu seperti dulu adikku"
Bibirnya bergetar, aku melihat itu. Ia mencoba untuk menahan air matanya agar tidak jatuh, ia memegang tanganku lebih erat kali ini dan menunduk kemudian air matanya mengalir dengan deras.
"O sa..mu a aku sangat bersyukur" aku mencoba untuk menggerakan tangan satunya, tetapi kali ini bergetar lebih hebat. Dadaku terasa sangat sakit sekali, tetapi Osamu sedang menangis aku tidak boleh ikut menangis
Osamu menatapku, matanya sembab karena tangisnya yang pecah. Dia menggeleng tapi dengan cepat mengangguk "pulanglah aku merindukanmu ocehanmu, Tsumu"
KAMU SEDANG MEMBACA
Dear Osamu [REVISI]
Cerita Pendek"apa kau makan dengan baik, adikku Osamu?" ©rennation