kali ini ga perlu nunggu setahun lagi buat update chapter selanjutnya hehe (✿◠‿◠) vomentnya biar motivasi update makin besar yaa < 3
Theá🌌
Angin berhembus membuat beberapa helai rambut Lisa bergerak mengikut arah angin. Lisa menghela nafas kasar. Kejadian tadi --Taeyong yang berlutut di hadapannya. Kejadian itu benar-benar mengusik Lisa. Gadis itu menatap Taeyong yang kini duduk di sampingnya. Mata lelaki itu merah akibat menangis.
Beberapa menit yang lalu Taeyong berlutut dan menangis sambil memohon-mohon pada Lisa untuk membantunya. Lisa tak habis pikir, bantuan apa yang dibutuhkan Taeyong sampai harga dirinya sudah tak dihiraukan lagi?
Serius, Lisa memiliki banyak pertanyaan untuk pemuda itu. Namun gadis itu memilih diam, meskipun omongannya pedas dan dingin, Lisa paham di situasi seperti ini hal yang tepat adalah diam. Menunggu lawan bicara yang memulai semuanya. Menunggu Taeyong menjelaskan kepada gadis itu apa yang diinginkannya.
Untuk hal seperti ini, Lisa rasa egonya bisa dikesampingkan sementara. Untuk kali ini saja.
Keheningan menyeruak diantara keduanya. Mulut mereka sama-sama terkatup. Belum ada suara yang memecah keheningan yang sudah berlangsung selama beberapa menit itu.
"Lis, gue.. " Taeyong memecah keheningan itu dengan suaranya yang bergetar.
"Hm?" Lisa bergumam namun pandangannya tetap ke depan.
"Mark." Titah Taeyong singkat.
Lisa terdiam sejenak lalu menanggapi, "Iya, kenapa?"
Taeyong menoleh ke samping. Menatap Lisa lekat dengan mata berairnya. Lisa tau Taeyong sedang menatapnya, namun pandangannya tetap terpaku ke depan. Ia seperti bisa menebak topik selanjutnya yang akan dibahas oleh pemuda itu.
"Lis," Kali ini Taeyong meraih dagu gadis berponi itu dengan tangannya. Dengan lembut Taeyong memposisikan wajah cantik itu untuk menatap wajahnya. Kini Taeyong dapat melihat dengan jelas mata bulat Lisa yang menatapnya bingung.
Taeyong menurunkan kembali tangannya, membuat sensasi dingin yang Lisa rasakan beberapa detik itu hilang.
"Mark sejak kapan beli narkoba di lo? Sejak kapan dia make drugs?"
Dugaan Lisa benar. Taeyong membahas hal ini.
"Sorry, tapi transaksi gue sama pembeli gabisa dikasih tau ke sembarang orang. Kecuali mark ngijinin lo bua-"
"Gue udah ngomong sama dia, Lis! Gue udah nyoba. Percaya sama gue... Sejak gue liat dia beli obat-obatan sialan itu gue selalu nyari dia yang entah kenapa ngilang. Gue akhirnya dapat kesempatan biar bisa ngomong sama dia. Tapi dia ga ngasih gue jawaban Lis! gue... gue gatau lagi."
"At this point, i don't even know him anymore." Air mata menetes lagi dari kelopak mata Taeyong.
Lisa menghembuskan nafasnya. Membiarkan Taeyong menangis. Ia tidak menghapus air mata lelaki itu, memeluknya, atau menenangkannya. Gadis itu hanya diam. Lebih tepatnya tidak tau harus bereaksi seperti apa. Dalam hidupnya yang keras, Lisa sering menjumpai orang yang menangis. Orang-orang yang menangis di hadapannya adalah orang-orang jahat yang meminta kesempatan kedua, meminta pengampunan atas dosa yang mereka perbuat.
Namun Taeyong bukan menangis karena itu semua. Ia bukan orang jahat. Ya..., meskipun dia menyebalkan dan angkuh di mata Lisa. Namun Lisa tau Taeyong tidak jahat. Iya kan?
KAMU SEDANG MEMBACA
▪𝑻𝒉𝒆á | 𝑳𝒎
FanfictionLalisa Manoban. Like to play with your feelings, like to see you beg for forgiveness. Dan kali ini dia akan menghancurkan apa yang pantas dihancurkan @ʜᴏʟᴀʜᴜʟᴀʜᴜᴘᴘ ; 2018