" Dipta, lo mau kemana? " Tanya seorang wanita yang tubuhnya sedikit lebih pendek dari orang yang dia panggil, dengan wajah yang cantik dan rambut indahnya.
" ruang guru, ngasih buku ke pak Rudi, kenapa? " Jawabnya dan di akhiri dengan pertanyaan lagi pada wanita yang baru saja bertanya padanya, " gw ikut yaaa? " pinta wanita tersebut padanya, " terserah " ucapnya cuek dan melanjutkan jalannya dengan di ikuti wanita tadi.
Sesampainya di ruang guru Dipta mengetuk pintu ruangan lalu membukanya, mereka menghampiri pak Rudi yang sedang memeriksa tugas anak anak dalam mata pelajarannya.
" permisi pak Rudi, ini buku yang bapak minta pada bu Melati " ucapnya yang membuat perhatian pak Rudi teralih dari tugas anak anak, " ah iya terimakasih Dipta, taruh saja disana " ucap pak Rudi sembari menunjuk bagian meja yang kosong, Dipta pun menaruh bukunya disana dan pamit pergi dari ruangan pada pak Rudi.
Wanita yang dari tadi masih mengikuti Dipta pun bertanya kembali " sekarang lo mau kemana? " Dipta hanya melirik sebentar lalu kembali berjalan, mengacuhkan wanita yang sedari tadi mengusik dirinya, " Dipta! gw tanya lo mau kemana sekarang? " ucap wanita itu dengan sedikit berteriak, " gw mau kemana bukan urusan lo, so stop ngikutin gw " ucapnya dingin dan berlalu dari hadapan wanita tadi yang sedang mengumpat kesal.
Dia berjalan menuju kantin dan membeli beberapa cemilan juga minum, setelah membayar dia pergi menuju atap sekolah, dia berjalan di lorong lorong kelas dengan santai sembari meminum al* al* yang barusan dia beli, dia menaiki tangga menuju atap sekolah lalu membuka pintu atap tersebut kemudian menutupnya kembali, dia duduk di sofa yang ada disana dan memakan cemilannya sembari memainkan handphone miliknya.
'BRAKK'
Seseorang membuka pintu roftoop tersebut menganggu ketenangan seorang Naradipta, dia menoleh pada seseorang yang baru saja mengusik ketenangannya tersebut, " sumpah gw kesel banget sama tu anak, dia pikir dia siapa anjing? " orang tersebut mengumpat kesal entah pada siapa, " napa lo ngga? si Ardi lagi? " tanya Dipta pada orang tersebut yang ternyata adalah Angga, sahabatnya sejak kecil.
Angga mengambil cemilan milik sahabatnya dan memakannya dengan brutal seolah olah akan memakan siapa saja yang mengganggunya saat ini, Dipta yang melihatnya menampilkan wajah datarnya dan merampas cemilan miliknya yang di ambil Angga se enaknya " kesel si kesel, cemilan gw jangan lo embat juga anjir " ucapnya kesal pada Angga, sedangkan empunya hanya menyengir, memperlihatkan deretan gigi putihnya itu, " ya maaf, abis laper gw gegara si Ardi sialan mancing emosi gw mulu " ucapnya dengan santai.
Dipta melihat sahabatnya itu hanya menggelengkan kepalanya pelan " lepasin aja napa si Alin, cewe masih banyak ga cuma dia " ucapnya kelewat santai sembari memakan cemilannya, Angga yang mendengarnya melebarkan matanya pada Dipta, " lo enak ngomong begitu, lo gapernah ngerasain jatuh cinta, mangkannya pacaran sono biar tau rasanya jatuh cinta " ucapnya sedikit dramatis, karna dia berbicara sembari memegang dadanya seolah olah dia tersakiti, Dipta merotasikan bola matanya, heran dia tuh bisa bisanya tahan sahabatan sama orang macam Angga gini
" dramatis amat njir, heran gw kenapa bisa sahabatan sama lo dulu, males gw pacaran, cuma mandang fisik dan kepopuleran gw doang " ucapnya sembari membuka bungkus cemilan yang baru, " ah elah lo mah, kaga semua begitu kali, mangkannya coba buka hati buat cewe, jangan nge game sama balapan mulu kerjaan lo " ucap Angga padanya, namun seperti biasa ucapannya hanyalah angin lalu bagi Dipta, pria itu benar benar masa bodo dengan cinta.
" bentar lagi bel, mending balik kelas dari pada lo ngomel mulu kaya emak emak, buruan " ucapnya sembari keluar dari roftoop, membuat sahabatnya kesal dan berlari menyusulnya menuju kelas, namun saat sampai kelas sudah tak ada siapa siapa, hanya ada beberapa anak kelas yang sedang piket, " kemana yang lain? inikan masih jam 1 siang " tanya Angga pada teman kelasnya yang sedang piket, " hari ini sekolah dipulangkan lebih cepat, katanya akan ada rapat guru dengan ketua ekstrakurikuler sebentar lagi " jawab seorang wanita salah satu dari mereka.
Dia hanya menganggukan kepalanya pelan lalu mengambil tasnya " oke thanks ya Clar " ucapnya pada Clara yang barusan memberi tahunya dan menyusul Dipta yang sudah keluar kelas lebih dulu, mereka berdua menuju parkiran sekolah karna motor mereka ada disana tentu saja, mereka menaiki motor mereka masing masing dan mengenakan helm lalu mereka keluar dari sekolah menuju rumah dengan kecepatan yang normal.
Sesampainya dirumah, Dipta memarkirkan motornya di halaman rumahnya, dari luar terdengar suara ribut, dia tak mempedulikannya dan segera masuk, dia melihat hal yang sering terjadi di rumahnya, ya orang tuanya sedang bertengkar hebat seperti biasa hanya saja kali ini dia mendapati adiknya dengan wajah babak belur.
Dia menghampiri adiknya dan membawa adiknya kedalam kamar miliknya, " ini kenapa?" tanyanya pada sang adik sembari menunjuk wajah sang empu yang ditanyai, " berantem bang " ucap adiknya dengan lirih, seolah olah takut dimarahi olehnya.
" kenapa bisa berantem? kamu selalu bisa ngendaliin emosi kamu kan? kenapa kali ini kamu bisa kelepasan sampe berantem? " tanyanya beruntun pada sang adik, " mereka ngehina abang, gimana lendra ga marah bang? mereka fitnah abang yang engga engga " ucap lendra dengan emosi yang masih ada, " lendra dengerin abang, abang ga kenapa napa mereka hina kaya gitu, fitnah abang yang engga engga, toh pada kenyataannya itu semua ga ada buktinya, ga akan ada gunanya kalo kamu bungkam mulut mereka dengan emosi sampe berantem kaya gini " ucapnya sembari menatap lendra yang sedang menunduk.
Dipta menghela nafasnya kemudian berdiri dari tempatnya, " sekarang kamu ganti baju, abistu kita keluar " ucapnya dan di angguki oleh lendra, lendra keluar dari kamarnya lalu diapun mengganti bajunya dengan baju santai dan celana jeans.
Dia keluar dari kamar dan melihat orang tuanya sudah tidak ada di tempat tadi, diapun menunggu adiknya lendra diluar, tidak lama kemudian lendra keluar menggunakan baju santainya dan mengunci pintu rumah lalu menghampirinya.
Dipta yang melihatnya segera menaiki motornya, " cepet naik " titahnya pada lendra, lendra menurut dan menaiki motor milik abangnya itu.
Dipta menjalankan motor miliknya ketempat makan yang tak begitu jauh dari rumahnya, sebut saja warteg, setelah sampai dan memarkirkan motor miliknya, mereka berdua turun dari motor dan masuk kedalam warteg.
Terlihat beberapa orang yang sedang makan dengan santai sembari mengangkat satu kaki ke atas kursi, mereka pun ikut duduk dan memesan makan.
Sambil makan mereka sesekali mengobrol ringan antara Kaka adik,selang beberapa waktu dipta pun melirik jam yang ada di tangannya.
"udah jam 5, balik yuk? udah sore"
"ayo" ucap sang adik.Kemudian setelah membayar makanan merekapun segera pulang ke rumah, sesampainya dirumah, lagi lagi orang tua mereka masih belum pulang, atau bahkan mungkin tak akan pulang malam ini, sudah hal biasa untuk keduanya.
Mereka memasuki kamar masing masing, Dipta memilih langsung mandi membersihkan tubuhnya yang terasa lengket itu, dia mengguyur dirinya dibawah shower sembari menutup mata menikmati rintik air yang keluar membasahi tubuhnya, membuatnya menjadi lebih rileks.
Selesai membilas tubuhnya dia melilitkan handuk ke bagian privasinya dan mengambil air wudhu, bersiap untuk sholat Maghrib, jangan salah, meskipun sering berkata kasar dan cukup nakal, Dipta termasuk anak yang rajin beribadah.
Setelah sholat dia selalu berdoa, dalam doanya dia berharap keluarga nya kembali seperti dulu lagi, kembali disaat dia dan adiknya kecil, menjadi keluarga harmonis dan damai.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.Segitu dulu ya buat chp pertama sksksksk, semoga kalian suka dan semoga nge feel, ga lupa juga buat voment nya kritikan dan saran apa lagi, mohon bantuannya iaa.
See you next chp
KAMU SEDANG MEMBACA
Naradipta [✓]
Teen FictionRadikal Ishan Naradipta Arshaka Maheswara, seorang pria tampan nan sempurna yang dipuja-puja banyak wanita, namun siapa sangka jika dia yang dikenal sempurna ini memiliki kisah hidup yang kelam? Ya ini adalah kisah hidup seorang Naradipta sebelum di...