Trigger warning : Toxic and abusive relationship.
***
Kehamilan Chaeyoung sudah memasuki bulan keenam, namun ia masih sangat aktif. Buktinya, saat EO tempat Chaeyoung bekerja membutuhkan extra staff untuk mengatur rehearsal acara Rockerfeller Music Festival, ia mengajukan diri.
Junhoe, selaku Head Stage Coordinator, sempat menolak bantuan Chaeyoung, namun pada akhirnya ia tidak bisa menolak karena perempuan itu sangat memaksa dan kebetulan tidak ada lagi orang kantor yang available.
"Jangan memaksakan diri. Kalau capek istirahat."
Itu adalah nasihat Junhoe—yang entah keberapa kalinya—kepada Chaeyoung, sesaat setelah mereka sampai di venue.
"Junhoe, tenang. Aku hanya hamil, bukan sakit parah." Chaeyoung geleng-geleng kepala sambil melihat rundown acara yang ada di tangannya. "Jadi tugasku di stage 4, kan."
"Iya, awasi dan pastikan semuanya sesuai dengan jadwal. Tidak boleh lebih dari waktu yang sudah ditentukan. Catat detail rehearsal stage 4 untuk dievaluasi nanti."
"Noted!"
"Baiklah." Junhoe mencangklong ranselnya, lalu melihat ke arah Chaeyoung. Yang ditatap ikut menoleh lalu menunggu Junhoe untuk berbicara namun laki-laki itu sama sekali tidak buka suara lagi.
"Apa? Pergi sana. Kamu bilang mau ke main stage."
Junhoe menghembuskan napas. "Jangan terlalu memaksakan diri, ya."
"Iya, iya." Chaeyoung mendorong tubuh Junhoe menjauh. "Sana pergi. Aku akan baik-baik saja."
Meski berat, Junhoe pada akhirnya melangkah meninggalkan sang sahabat yang sedang hamil besar.
Setelah melihat Junhoe yang semakin lama semakin menjauh, Chaeyoung berbalik untuk memulai job desk-nya.
Omong-omong soal Junhoe, semenjak kabar kehamilan Chaeyoung merebak di kantor, sikapnya jadi berubah-ubah.
Mulai dari tiba-tiba menjauhi Chaeyoung, bersikap tidak ramah kepadanya, hingga sekarang berubah menjadi overprotective.
Satu bulan belakangan, Junhoe jadi orang yang paling khawatir dengan kehamilan Chaeyoung.
Laki-laki itu rajin mengingatkan untuk tidak lupa makan atau minum susu ibu hamil, membantu membawa barang-barang—yang sebenarnya sama sekali tidak berat—dan sering memaksa untuk mengantar Chaeyoung pulang.
Aneh. Pikir Chaeyoung.
Padahal di awal kehamilan, mengajak ngobrol saja Junhoe rasanya tidak sudi.
"Kak Chaeyoung?" seorang pemuda berkaos hitam polos menyapa.
"Jeno? Ada apa?" Chaeyoung menghentikan langkah.
"Kakak sudah ambil HT?"
"Belum. Ini baru mau diambil."
"Sudah tahu tempat ambilnya dimana, Kak? Atau mau aku ambilin?"
Chaeyoung tersenyum kecil pada juniornya yang sangat sopan dan berkepribadian manis itu.
"Makasih, Jeno. Tapi biar aku sendiri aja. Di tenda perlengkapan, kan."
Jeno mengangguk.
"Aku duluan, ya. Semangat kerjanya." Chaeyoung melambaikan tangan sebagai salam perpisahan, dan dibalas Jeno dengan anggukan kecil.
Dengan langkah santai Chaeyoung berjalan sambil melihat rundown, ia membaca nama-nama pengisi acara dan pupil matanya seketika membesar saat melihat nama Exolysion.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Valentines ✔️
Fiksi Penggemar[SELESAI] Tentang Jaehyun yang setengah mati menyembuhkan luka dan Chaeyoung yang berkali-kali menggariskan batasan. Lalu ada Rion yang hanya peduli dengan kodok peliharaannya. ------ Rating : R-18+ ------ Started : 04 April 2021 Complet...