Hanahaki Disease

796 109 15
                                    

Wahai Cinta dan Bunga
Temani aku mengakhiri kisah ini
Dengan sebuah senyuman yang melegakan hati

***

'srastt'

Bunyi air keran memenuhi ruangan sempit ini. Meluruhkan cairan kental berwarna merah serta kelopak bunga mawar putih yang memenuhi wastafel.

Bau anyir bercampur wangi menyeruak masuk ke indra penciuman [name], menimbulkan perasaan mual sekaligus aneh di benaknya.

'Ini lebih sakit dari yang kemarin,' batin [name] sambil mengusap sudut bibirnya yang terdapat noda darah.

Hanahaki disease, penyakit yang telah tumbuh di paru-paru [name] sejak bertahan-tahun yang lalu. Akarnya terus tumbuh dan menancap erat di paru-parunya, seakan [name] adalah inang terbaiknya. Sensasi sesak dan tercekik selalu menjadi peneman setiap tarikan napas [name].

[name] tahu, sangat tahu apa penyebab penyakit mematikan ini hinggap di tubuhnya saat ini. Tapi [name] enggan menyembuhkannya. Memilih antara dua opsi yang jelas tak ada yang menguntungkan dirinya, ia memilih untuk bertahan semampunya. Sampai bunga bunga memenuhi paru-parunya yang perlahan menyesakkan rongga pernapasannya dan akan merenggut nyawanya.

Mengerikan memang, tapi [name] tak punya pilihan lain. Melakukan operasi dengan konsekuensi melupakan perasaan yang selama ini menemani hari-harinya, sungguh [name] tidak ingin itu terjadi. Kemudian pilihan kedua yang lebih mudah, membuat si penebar benih Hanahaki mencintainya. [name] rasa, pilihan kedua justru lebih sulit bahkan mustahil untuk dilakukan.

Hanahaki Disease

Terlalu menyiksa untuk dibiarkan, tetapi terlalu indah untuk dilenyapkan.

Helaan napas berat lolos dari mulut [name]. Merapikan sedikit penampilannya kemudian membuka pintu toilet, dirinya melenggang pergi menuju ke arah teman temannya berada.

Malam ini, mantan tim Nekoma melakukan reuni di sebuah restoran tak jauh dari kantor [name]. [name] selaku mantan manajer juga ikut hadir dalam acara reuni tersebut.

Suara riuh perbincangan para mantan anggota Nekoma tersebut memenuhi indra pendengaran [name]. Menimbulkan sensasi hangat yang membuat sudut bibirnya membentuk sebuah senyuman.

[name] mendudukkan dirinya perlahan disamping Kenma. Sang CEO perusahaan Bouncing Ball sekaligus seorang YouTuber tersebut melirik sekilas kearah [name].

"Kau tak apa [surname]-san?" sebuah pertanyaan terlontar dari mulut Kenma. Membuat atensi [name] teralihkan.

"Ah, aku tak apa. Memangnya ada apa Kenma?" [name] sedikit takut Kenma akan menemukan keanehan pada dirinya.

Mengingat dia baru saja memuntahkan cairan kental berwarna merah dan kelopak bunga mawar putih yang beberapa waktu lalu mendesak ingin keluar. [name] takut bau anyir atau bahkan noda darah masih menempel ditubuhnya.

"Tidak, hanya saja kau terlihat sedikit pucat," jawabnya sembari menegak minuman yang berada di meja tadi.

Panik, tentu saja. Kenma tidak seperti Taketora atau Lev yang mudah dikelabuh, ia lebih jelih dan teliti. Maklum saja, Kenma selalu memiliki intuisi tinggi yang menjadikannya otak Nekoma kala masih sekolah menengah dulu.

Menetralkan kembali perasaan panik barusan, [name] menyungingkan senyum tipisnya kepada Kenma.

"Mungkin karena aku tadi lupa memakai lip balm," kata [name] dengan masih mempertahankan senyumnya. Bersikap senatural mungkin agar tak menimbulkan kecurigaan.

Hanahaki Disease [K. Tetsurou] ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang