Part 17 || London Love Story

82 10 1
                                    

Ternyata, enggak sampai 40 aku up. Nunggu sampai 40 kayaknya lama sih. Hope you like this part, Guys!

Tandai typo kalau ada^^

Happy Reading^^

🥂🥂🥂

"Sebuah kisah diawali dengan wajah yang berbeda. Situasi yang berbeda, dan dengan rasa yang berbeda pula. Ia datang, dan kami mengukir kisah."

Alexa Glenys Rawnie Smitt

🥂🥂🥂

Enam bulan sudah Alexa berada di lingkungan baru, meski tak seberapa asing. Menjadi pemimpin dari sebuah mafia dan menjadi bagian dari keluarga Raw, tentu membuatnya sering ke luar negeri. Entah untuk urusan geng, perusahaan dan bisnis, atau sekadar liburan melepas penat. Selama enam bulan ini, Alexa tidak sekadar berlibur di London. Gadis cantik itu juga masih belum memasuki perkuliahan. Ya, ia berbohong bahwa ia akan langsung masuk kuliah setelah datang ke negara lain ini.

Perkuliahan masih dimulai satu bulan lagi. Selama menunggu itu, Alexa juga tetap menyelesaikan masa SMA-nya. Galaxy masih menjadi identitas sekolahnya. Menuntut ilmu di sana secara daring. Lewat kecanggihan teknologi digital, Alexa bisa mengikuti berbagai pelajaran dan ujian. Materi dan tugas diberikan untuknya secara daring, lewat sebuah aplikasi belajar. Sementara itu, ujian Alexa juga tetap diawasi oleh pengawas. Lewat video call. Tryout, ujian praktik, hingga ujian nasional pun ia lakukan secara daring.

Ujian nasional yang telah selesai pun membuatnya lega karena tak akan lagi terlalu sering menatap monitor. Kini, hanya tinggal menunggu kelulusannya. Pembagian rapor, ijazah, dan dokumen lainnya. Esok hari, itulah waktunya. Meski perkuliahan belum dimulai, namun Alexa tidak berbohong perihal ia yang telah diterima di salah satu universitas terbaik di London. Jadi, ketika hari itu dimulai, maka Alexa bisa langsung masuk dan mengikuti segala kegiatan kampus.

Arga, pria itu sudah lama tak menghunginya. Ada hampir dua minggu pria itu tak menelepon atau sekadar mengirim pesan singkat. Alexa? Gadis cantik itu terkadag uring-uringan karena Arga. Sudah pernah ia diperlakukan seperti ini;  tidak diberi kabar selama satu tahun. Tapi, London itu tempat yang jauh dari Indonesia. Alexa tak bisa menghampiri si pria begitu saja hanya untuk menegur. Menelepon? Arga tak pernah mengangkatnya, bahkan ponselnya kadang dimatikan.

Axelle? Pria itu masih berharap pada Alexa, masih gencar mengirimi sang gadis pesan dan berani menelepon. Alexa hanya menanggapi seadanya. Dia bukan lagi milik Axelle, begitu pun sebaliknya. Meski mereka hanya satu hari menjalin status, namun hati Alexa saat itu tulus. Ada rasa tak rela juga ketika ia harus mengorbankan Axelle pada Grace. Ah, ngomong-ngomong soal Grace. Gadis licik itu belum juga pergi dari Indonesia. Para member DOD juga sudah tau bahwa si pengkhianat tidak dihukum berat. Protes? Tentu saja. Akan tetapi, Alexa, Al, dan petinggi lainnya bisa menyelesaikan masalah itu.

Saat ini, London masih dini. Pukul satu lebih lima menit pagi. Hawa hangat menyebar ke segala sisi. Musim panas di bulan Juni memang menyebalkan. Meski pendingin udara sudah dinyalakan, tetap saja masih ada rasa gerah. Di hari yang masih dini, Alexa menyibukkan diri dengan laptopnya. Jarinya menari di papan ketik, dan matanya fokus ke layar. Dia sedang membalas email dari beberapa orang penting. Mulai dari pihak DOD, Raw Enterprise, hingga ajakan balapan. Ya, meski Ciko yang memegang pendaftaran bersama Queen Racing, Alexa tetap saja memegang kendali juga.

Tring!

Satu pesan masuk ke notifikasi ponselnya. Membuat gadis dengan balutan gaun tipis itu mengalihkan pandang. Sebelum memeriksa pesan itu, Alexa lebih dulu mengirimkan balasan di emailnya.

Behind The Darkness [#MG2]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang